Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Si Ingus Encer

Maaf, dalam membuat tulisan ini penulis dalam keadaan menarik ingus encer yang sedang hobi main luncuran di goa kecil di hidung penulis. Maka, jika ada kesalahan dalam kepenulisan ini, jangan salahkan penulis. Tapi, salahkan si ingus encer, karena telah menganggu konsentrasi penulis untuk merangkai kata yang baik, bijaksana, dan darmawan. *?*! Terimakasih yang menyadarkan saya, bahwa saya punya hidung Terimakasih batuk yang menyadarkan saya, bahwa saya punya leher Terimakasih bersin-2 yang mengalirkan air mata saya, hingga saya sadar bahwa saya punya mata Terimakasih berat buat virus-virus yang telah membuat saya sakit, kalian menyadarkan saya, bahwa saya punya rasa yang namanya sakit. Menyadarkan saya bahwa sehat itu penting, menyadarkan saya bahwa saya harus menjaga segala yang ada di anggota tubuh saya. Menyadarkan saya untuk memberi perhatian pada mereka( seluruh anggota tubuh luar dalam). Bersikap adil dan tidak egois. Ya, kadang jika sibuk melanda, akan ada lupa yang membuat kit

Bersama menyelesaikan masalah

Tanggal 22 Juni yang lalu, teman akrab saya berulang tahun. Seperti biasanya, saya dan beberapa teman yang lain menyiapkan kue dan kado, jika salah satu dari kami berulang tahun. Kebetulan, saat itu teman saya yang ulang tahun ini, sedang sakit. Dan dia dirawat di rumah kakak sepupunya di Tanjung Raya. Sebenarnya dia tinggal di Ampera. Sebagai teman, tentu kami menjenguknya. Sebelum tanggal 22 Juni. Tanggal 21, hari selasa. Sekitar pukul 16:00 kami pergi ke Tanjung Raya, melewati jembatan tol, yang sedang macet-macetnya. Ya, yang namanya macet, tentu padat. Manusia-manusia yang berkendara memadatkan jembatan. Jadi, padat manusia, padat kendaraan. Wah, berada di situasi yang begitu, membuat saya merasa grogi naik jembatan, sebenarnya lebih tepat takut. Whuiii!!. Apalagi saya harus melewati jalur kendaraan beroda dua. Saya yang tidak bisa berenang ini, rasanya sawan melihat sungai. Lebih menakutkan lagi, saya sempat berpikir, jembatan tiba-tiba amruk. Tapi, dengan penuh keyakinan, dan

Dada Cemburu!!!

22 Juni 2011. Hari ini, Ultahnya Irni Septy Zulhilda. Tahu?. Baca tulisan tentang candy-Candy. Jika dalam cerita itu, si Hilada Ultahnya di bulan Januari, itu pasalnya Cuma cerita. Tapi tentang persahabatan kita, nama-nama kita jarak rumah, dan pengumpulan uang untuk membeli kado itu benar semua. Bebarapa hari sebelum ultah, Hilda jatuh sakit, sebelumnya ia jatuh dan digendong, kemudian bangun, dan jatuh lagi alias pingsan. Jadi si Hilda nggak sekedar jatuh bangun, dan bangunnya tida sendiri, tetapi dibantu teman-teman kuliahnya. Ehem, masih ingat tentang postingan Aku Cemburu?. Heheh, ya itu memang cerita rasa cemburu aku sama waktu dan kesenangan Hilda dengan teman Kuliah dan sanggarnya. Ya, Uwes, tidak mengherankan sebenarnya jika Hilada dan teman-temannya itu bisa sangat akrab. Lah wong mereka setiap hari ketemu, dan dalam waktu yang sangat lama-selamanya. Kampus dan sanggar mereka ketemu. Mengaku. Aku sangat mengaku, waktu itu akal positifku tidak berfungsi dengan sangat maksimal.

Komunitas Rusak, Membawa Berkah

Assalaummualaiakum Wr.Wr Hehehe sujud syukur dengan senyum tersungging, nyengir dan pipi yang tidak berhenti bergerak turun naik-turun naik. Jikalau ada yang menduga saya tiba-tiba gila, anda salah besar, jika anda baru menyadarinya sekarang. Sudah, anda tidak perlu berpikir terlalu keras dengan apa saya katakan. Anda juga tidak usah sungkan untuk jujur, anda tidak perlu takut atau. Saya sudah menyadarinya dari dulu, dan saya mengaku bahwa memang gila. Iya, saya mengaku!. Bagaimana , sudah puaskah anda denga pengakuan saya?. Terimakasih! Agrrh!. Baiklah kembali dengan apa yang aku bicarakan. Kalian masih ingat dengan tulisan tentang Hp ku sayang Hp ku Malang?. Tentang cerita Hp yang dengan lihainya menjatuhkan diri dengan gaya bebas. Sehingga membuat dia, sukses merusak diri sendiri. Dan koma, hingga beberapa waktu yang tidak dapat ditentukan. Aku sengaja menyebutnya dengan waktu yang tidak ditentukan. Hahahha. Karena, aku tidak bisa memastika kapan ia akan hidup dengan normal lagi. Ha

Kekayaan KELAS B, ketika pendidikan menyatukan. ( cerita unik dibalik dinding kuning Tarbiyah)

oleh Nin Dit pada 17 Juli 2010 jam 0:31 tawa itu ceria. kami adalah mahasiswa yang masih berjalan mencari jati diri untuk menapaki rangkaian kehidupan mendatang. kami tidak tahu, apkah keputusan kami dengan memilih berada di perguruan tinggi ini, benar, akan menjadikan kami seperti yang dicita-citakan jurusan kami. prodi kami dan kampus kami. kedewasaan kami, kami akui masih mengambang, teriak dikelas, malas mengerjakan tugas dan tak ikhlas mengeluarkan duit, untuk mengprint tugas. kami melangkah mengikuti arus yang ada. semester mendatang, tidak ada penolakan dari kami, tingkat yang lebih tinggi. membanggakan. kami sadar, tingkat ini, mengharuskan kami untuk lebih serius. kuliah kami bukan hanya sekedar hura, meski kami tahu kelas sudah seprti taman bemain karena itulah cara kami.kami merasa lebih mengenal, mengenal kondisi kelas kami. dalam manajemen kelas, kami diajarkan untuk bisa menciptakan kelas yang nyaman. kompak, celetuk, diskusi. itu kelas kami. itulah cara kami menikmati ra

Satria Berkarat

oleh Nin Dit pada 15 Agustus 2010 jam 20:44 Aku bahkan hampir lupa bagaimana rupa Satria dulu. Jika tidak kembali ke kampung ini untuk menyambut bulan puasa, mungkin tidak kuingat bahwa aku pernah memiliki Satria. Mataku menyipit, keningku mengerut alis tebalku menyatu. Aku heran dengan Satria yang sekarang. Lusuh, terlihat rapuh,tak gagah. Satria. Emaklah yang mengenalkan aku kepadanya. Kata emak Satria akan menemaniku ketika aku berjualan kue. Jika di bulan puasa, aku berjualan kue. Satria selalu membawaku tanpa mengeluh. Dia lah yang meringankan bawaanku. Aku selalu merasa nyaman ketika bersamanya. Ia selalu ikut kemana aku pergi, ia juga menurut kemauanku. Aku mau ia membawaku dengan cepat atau lambat. Ia selalu menurut. Kini ia tersandar di samping rumah, ia tak memiliki lagi kaki penunjang. Aku sedih melihat ia yang sekarang. Aku harap tulangnya tak keropos. Sungguh aku merasa bersalah. Ia pasti lara selama aku tinggalkan. Aku menghampirinya, tanganya kugenggam dengan erat. Aku r

Emakku Perkasa

“ Hos,,Hos”. Suaranya ngos-ngosan. Bulir keringat mengalir deras di sekujur tubuhnya. Baju dekilnya basah. Perempuan tua itu, berjalan cepat sekali. Tangan kananya membawa parang tajam. Sedangkan yang kiri menahan bawaan diatas kepalanya. Dia perempuan perkasa. Menjujung sekarung sabut kelapa diatas kepala. Sesampai dirumah, ia akan bersitirahat sejenak. Kemudian menghantamkan parangnya dan membelah sabut menjadi empat. Meski letih belum hilang sempurna. Sabut nantinya dibakar hingga menjadi bara, dan perempuan tua itu akan menghadap panasnya. Saat memanggang kue jualannya. Ia adalah emakku. Ia yang mencari uang untuk biaya hidup kami. Bapak sudah lama meninggal, sejak aku masih bayi.

Cemburu, itu salahku

Cemburu. Secara umum aku merasa bahwa semua orang pernah merasakan perasaan ini. bahkan anak kecil yang masih ngdot pun. Rasa cemburu itu, bisa terjadi karena banyak sebab, dan pada siapapun, maupun apapun. Temank pernah membuat status di FB nya, tentang anak kecil yang bekerja sebagai pemulung barang bekas bisa bermain, tersenyum, tertawa dengan bahagia. Kemudian ia membandingkan dengan dirinya yang sulit tersenyum, dan mendapat kebahagiaan. Padahal kehidupannya lebih baik dari anak-anak pemulung itu. mengetahui cerita itu, aku yakin temanku merasa cemburu, karena bahagia yang ia punya tidak mudah untuk ia dapatkan. Pada akhirnya, rasa bersyukurlah yang membuat kita merasa, kita adalah orang yang beruntung. Aku bersyukur mendengar cerita temanku tentang kecemburuannya itu. jadi, aku mendapat hikmah dari pengalamannya. Namun, yang akan aku ceritakan hari ini bukannya, tentang kebagiaan, syukur dan hikmah. Tetapi tentang rasa cemburu. (tidak ada coklat, stawberi, blu berry, vanila

Gara-gara Slip Gaji!

Hah, tampaknya cerita-cerita dalam waktu satu minggu ini cukup menyedihkan. Dimulai dengan kegagalan bertemu dengan Raditya Dika, kemudian Hp yang rusak, dan dilanjutkan dengan keluhan pada sibuk yang tidak maksimal. Eng i eng!!! Hari ini, akan ada cerita yang berjenis itu juga. Kesedihan!!. Oke, sebenarnya aku tidak boleh sedih, karena apa yang aku inginkan sebentar lagi tercapai, terwujud menjadi nyata. Kalian tahu, apa itu?. Aku sangat ingin punya yang namanya lap top, note book, atau pun net book, pokoknya hal-hal yang seperti itu. Biar aku mudah untuk melakukan kesenanganku, yakni menulis. Pada suatu hari, diwaktu yang telah lewat. Keinginan ini sedikit lagi terwujud, karena ada tawaran dari seseorang yang memintaku untuk membantunya menggarap buku kalimantan barat. Namun, karena keadaanku yang tidak mempunya alat elektronik yang ada kertas didalamnya ini, membuat orang tersebut menyarankan aku untuk mengkredit lap top. Uang dimuka dari beliau. Karena akan ada sopoy kerja dalam

Sibuk tak maksimal

Sibuk itu berarti tidak jadi pengangguran (terserah setuju atau tidak). Dan menjadi orang yang sibuk, berarti jadi orang yang tidak pengangguran. Aku pernah mendengar bahwa menjadi sibuk itu adalah keperluan. Meski kita tidak sibuk, kita harus memperlihatkan bahwa kita dalam keadaan sibuk. Dan kemudian orang akan menganggap kita sebagai orang yang gigih, kerja keras, tidak membuang waktu dengan percuma, dan pastinya punya kerjaan. Namun, tidak sedikit pula ada yang akan menganggap kita sebagai orang yang sok sibuk, atau memberi gelar Mr, Mrs Sibuk. Ha, orang-orang yang seperti itu, pasti iri dengan kita, karena mereka tidak bisa memberlakukan waktu yang mereka punya dengan baik. Hahahhahaha. Sebenarnya, aku masih ragu dengan apa yang katakan. Aku ini mulanya mau curhat, (alamak!). curhat tentang kesibukanku yang pada tidak genah. Wyh?, kelihatannya aku tidak bisa jawab, karena aku sedang sibuk mengetik tulisan ini, dan mencoba memikirkan arti kesibukanku yang sebenarnya. Hick!!! . Se

HP ku sayang, HP ku malang

Eh tanggal 14 juni 2011, anda menjadi tanggal sejarah untuk rusaknya HP Nokia, Type: RM-1 Model: 6630 Made in Filand. Ini Hp memang bukan aku pemiliknya, tapi sepupuku si Gita. Ya beberapa waktu lalu, kita tukaran Hp. Hp aku yang tidak bisa Online, tidak ada kamera dan segala hal yang canggih dizaman sekarang ini, diganti dengan HP yang bertipe 6630 itu. Hp aku yang sangat tipis, yang aku uangnya aku dapatkan dari gaji mengojek, saat lebaran dua taon yang lalu. Hp ini, rusak dikarenakan, ini Hp sedang mengamuk dan merajuk karena tidak bisa digunakan Online, mungkin karena saking mengamuknya, ia melompat bebas dari ketinggian kursi kira-kira lima jengkar tangan orang dewasa. Jadi sekitar pukul 11:35 ia, berjalan dengan sangat cepat, namun tidak gesit ke tepi meja kursi. Saat itu, kami sedang berada di kelas. lokasi tempat ia jatuh, tepatnya di kelas B. Jadi setelah dengan sangat cepat, namun tidak gesit ia menjatuhkan dirinya, tunggang balik. Aku sadar sih, dengan apa yang sedang ia la

Ketupat Enggang buatan Nenek

Sudah lama Aku tidak melihat suasana seperti ini. Mungkin, sudah lima tahun. Dulu, sewaktu Aku kecil Aku suka ikut Abangku ke tempat itu. Bersama-sama membincing ceper yang dibungkus dengan kain persegi empat. Padahal, Bapak sudah membawa Ceper lain, yang ukuranya jauh lebih besar dari punya kami. Namun, yang terpenting untuk kami, bukan bungkusan ceper. Melainkan isi yang ada di dalam bungkusan ini. Bungkusan yang kami punya, memang kecil dan ringan. Isinya juga tidak banyak. Satu jenis makanan saja, dan hanya dua buti’. Satu untukku, dan satu untuk Abang. Berbeda dengan punya bapak, yang cepernya lebih besar itu. Bapak biasa membawa kue Bingke berendam, Roti Kap, Doko-doko dan Ketupat lemak. Meski Bapak lebih banyak, kami sangat senang dengan apa yang kami bawa. Makanan, yang kami bawa ini, sangat berharga untuk kami. Selama kami ikut, ke acara itu, kami belum pernah melihat orang-orang membawa makanan, seperti yang kami bawa. Ketupat burung Enggang. Bangga. Ketupat burung Enggang, s

Anda bagai cat minyak

Anda bagai cat minyak yang melekat di dinding hati saya. Sulit hilang dan tahan lama. Ingin saya hilangkan, anda dengan cat dan warna yang lain. Tapi saya tidak bisa. Pernah saya mencoba untuk menghapus Anda. Tapi, bodohnya, saya hilangkan anda hanya dengan air. Itu, tentu tak akan menghapus anda. Saat saya ingin lagi, mencoba mengganti anda, saya malah berpikir tentang kerugian. Anda terlalu mahal untuk saya hilangkan. Saya selalu merasa sayang. Sayang pada Anda. Warna anda sangat menawan untuk saya. Sulit mencari warna seperti anda. Sudah saya coba namun, benar-benar tidak semenarik anda. Saya tidak mengharap Anda memiliki kualitas tahan lama. Saya tidak mengharap itu. tapi, saya mengharap adanya anda, bisa membuat saya tenang. Jika ketika ini, anda mempunyai waktu untuk saya, dan menengkan hati saya. Saya sangat berterimakasih pada anda. Namun, jika memang sudah waktunya, anda menghilang tidak akan saya cegah kepergian anda itu. Anda bagai cat minyak yang melekat di dinding hati sa

kita di kelas B

Kita tidak pernah menjadi Aku.Kita tetap bersama meski Aji dan Rudi bermusuhan, meski Mira suka nyanyi lawas, meski Misna n Suhada gak pernah ungkap saling suka, meski Mia ada 2, meski Pandito pernah menghilang, meski Sukri suka jd Edo, Rin0 sibuk pacaran, ucu ambil cuti, mski bg syam slalu cool, msk marsia ska ny0l0t, msk wardah ska bingung, mrski Tini maunya d.Panggil Dedek, Maya baru belajar Ikhlas, meski Ca'i ngebut dari Punggur, meski kak.Mar yang .D.Anggap pintar, meski Yulianti yg d.Suka Habeb, meski k.Ning. Yayan, n Mas sibuk berumahtangga, meski Eni suka di Racana, meski Idrus n Caul g pernah pisah, meski T0pik suka telat, meski Oji g fasih bicara, mesks ELza g ambil kul bu.Hera, mski Erna ska berm0dis ria, meski Siti Hajar n k.Marda jd guru ngaji, meski Nurul selalu bertampang cool, Ervina jd sekretaris dadakan, Ibnu Phani dpanggil Nyeh, k.Erni jarang brfoto ria, meski Ninda n bahyin suka cemburuan.Meski ayub salah ketik met0de penelitian, meski bang Syam pelit Senyum, me

Proposal MP

PROPOSAL ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII SEMESTER GANJIL DI MTs NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2010 DISUSUN OLEH : FARNINDA ADITYA NIM.1081109152 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONTIANAK 2011 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dunia pendidikan, evalusi menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan. Hasil dari proses pembelajaran dan keberhasilan tujuan pembelajaran akan dapat dibuktikan, setelah evaluasi dilaksanakan. Evaluasi berguna memberi informasi mengenai tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Selain itu, hasil evaluasi akan menentukan tindak lanjut yang mesti dilakukan kemudian. Namun, evaluasi tidak akan terlaksana, jika tidak adanya alat yang digunakan untuk mencari tahu infromasi yang diinginkan. Alat evalusi yang sering digunakan adalah tes. Menurut jenis dan bentuknya, tes objektif dalam bentuk pilihan ganda hingga kini menjadi tes yang lebih sering digunakan.

nama-nama orang Cina

Sutina dia dalah teman saya sewaktu SD. Saya lebih mengenal dia ketika saya sudah duduk di kelas VI. Matanya sipit, kulitnya putih, rambutnya pendek tepatnya sepudak. Kukunya juga terkadang dikutik, dirawat hingga agak lebih panjang. Dia suka mengenakan anting yang ada gantungannya. Seperti Amoy-amoy penjaga toko di pasar Mempawah. Tapi ia lebih terkesan tomboy. Diantara kami, yang baru naik kelas VI memang Sutina lah lebih bersikap dewasa. Jangan harap ia mau bermain lompat tali, krim-merdeka, buah lima atau bermain dengan berkelompok semacamnya. Si Amoy satu ini lebih suka mandir. Ya, karena usianya pun juga lebih dewasa dari kami. Saya mengenal teman saya itu dengan nama Sutina. Persis di nama Absensi sekolah. Jika guru-guru kami, mengabsen nama itulah yang dipakai. Dan teman saya yang tinggal di pemukiman orang-orang Cina itu akan mengangkat tanganya dan menyahut “hadir”. Berarti Sutina, memang benar nama teman saya. Tapi, teman saya yang bernama Sutina ini, juga akan menyahut jika

Serasa Ilmuwan

“Serase bekawan dengan Ilmuwan Aku, Nda”, celetuk seorang sahabat pada saya. Ya, saat itu saya yang sedang sibuk mengetik di rumahnya, meminta dia meminjamkan saya buku. Buku yang mungkin bisa saya gunakan sebagai petunjuk mendesain buku. Padahal saya hanya meminjam buku, bukan sedang melakukan penelitian di rumahnya. Buku yang saya pinjam, juga bukan buku Ilmiah. Hanya buku cerita, atau buku motivasi lainnya yang bertema remaja. Tetapi, karena teman saya itu bukanlah tipe orang yang suka membaca, dia menjadi kebingungan untuk meminjamkan buku apa dengan saya. Jadilah, dia sibuk mencari buku yang tepat untuk dipinjamkan dengan saya. Sekali dapat, sebuah buku bersampul putih untuk mengenai Psikologi Perkembangan. Sayang, buku itu tidak tepat untuk saya jadikan panduan. Masuk kamar, keluar kamar. Teman saya mencoba mendapatkan buku yang dapat dipinjamkan dengan saya. Hingga akhrinya ia membawa buku, yang buku itu ternyata milik saya. Buku yang dipinjam oleh teman saya yang lain, yang keb