Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

KAMU

SESIBUKAPASIHKAMUSEHINGGAKAMUTAKSELESAIMEMBACABUKUYANGDIWAJIBKANKEPADAKAMUUNTUKKAMUBACADANBUKUBUKUYANGKAMUBELIDARIUANGMUSENDIRIDANBUKUBUKUYANGDIHADIAHIOLEHTEMANMU.SEBERAPASIBUKKAMUTIDAKMELUANGKANKESENANGANMU?

PULANG KE RUMAH

Pada jam-jam kerja, saya merasakan kantuk merasuk. Maka, saya membolehkan diri -walau sadar itu tak baik- mengaktifkan internet di komputer kerja. Mencari-cari apa yang rasanya akan membuat kantuk menjauh. Saya ingin mendengar: Banda Neira. Saya membuka, dengan samar-samar soud di telinga semacam jangrik ikut serta karena alat ini rusak parah. Saya menahankan mouse saat mata tertuju pada foto Kamar Nanda Badudu. Kamar bewarna Kuning, yang saya tetarik dengan cahaya dari kamar itu. Lampu kah? Saya ingin punya. Saya pun membaca tulisan Nanda: Di Balik Beranda di sana ia menulis kisah Ibunya. Kisah di balik Beranda, lagu Nanda dan Rara. Lagu yang sangat saya suka. Tulisan itu juga becerita tentang pindah rumah. Saya teringat pada Manusia Setengah Salmon, bukunya Raditya Dika, juga tentang perpindahan.  Di balik cerita ini, saya teringat dengan slide-slide kehidupan saya yang berpindah-pindah rumah. Namun, yang lebih saya ingat tentu saja, Emak: Ibu di rumah sana. Sendi

JUTA-JUTA-JUTA, DAN AKU?

  Benar-benar mengejutkan. Info ini sedang dibicarakan di kelas, tentang Ujian Kompre dan Pembayaran Semester yang mesti lunas. Kata teman-teman, untuk bisa ujian ini, pembayaran mesti lunas. Lagi, lunas!  Mendegar info itu, Mbok Atun langsung memeluk saya, "Dit, Mbak 13 juta dit". "Aku, 11 Juta kata Mbok Hest" lalu saya bertanya dengan yang lainnya, "Saya, sudah" kata Pak Syapar. Lalu, Pak Bayu hanya tersenyum, sepertinya Bapak juga sudah lunas. Mata saya beralih pada Seri, dia tadi becerita bapaknya sudah menelpon, bertanya semesternya sudah dibayar belom. Seri uangnya sudah siap, tinggal bayar. Semester IV, tinggal menunggu cair, begitu katanya.  Kemudian, Pak Edi yang sedang santai mengetik saya tanya juga, "2, 3, 4 belom", katanya. Beliau bilang, sengaja. Bunda sedang serius bercerita, saya tak dapat memaknai ceritanya, tak mengikuti. Penasaran, Bunda sudah atau belum, kursi Mbok Atun saya goyang-goyang. "Bunda, sudah?&qu

PEMBELAAN SEKALIGUS PENGAKUAN DOSA, (Diterima atau tidak?)

Catatan saya ke Bukit Jamur memang belum teposting-posting. Tetapi beberapa teman sudah tahu bahwa saya serta #temanorok ke sana. Suatu sore, ketika bertemu dengan teman yang lain, dia bertanya "Eh kitak ke Bukit Jamur ye?" seperti kebenarannya, saya mengiyakan. Lalu, "Kitak ni, buang sampah sembarangan, tuh di posting di .... dibilang anak alay, hahahahah". Begitu katanya. Saat mendengar kalimat serta tawakan teman tadi, rasanya ada rada kesal juga. Penggunaan "Kitak" itu yang langsung mengatakan bahwa rombongan kami menyampah di sana. Saat mendengar kalimat-kalimat itu, saya teringat dengan pemungutan botol dan bekas pop mie yang saya dan teman rombongan lakukan, pemungutan kresek, pengumpulan kulit telur, lalu menunggu bungkusan itu terbakar. Memang, itu hanya bekas kami, berada di sekitar tenda kami. Dan lembaran tisu basah yang sudah digunakan, dibawa pulang Lalu saya teringat pula dengan helaian tisu basah, yang digunakan untuk membersihkan:

PEMIKIR KOMPLEKS

https://purnamasenja.wordpress.com/2013/02/01/ Baru saja, baru kemarin,  cara pikir saya dikomentari oleh seseorang. Dia bilang, saya orang yang berpikir kompleks. Jika menggambar bunga, saya akan menggambar lengkap: Bunga, daun, batang, duri jika berduri, berpot jika mau berpot, atau berakar-akar. Dari ujung hingga ke bawah. Saya mencerap penjelasannya, saya rasa dia benar dengan cara pikir saya itu. Saya akan berpikir tentang apa yang terjadi jika ini terjadi, jika itu terjadi apa solusinya, ya yang begitu-begitu. Saya memang lebih berpikir untuk waktu yang akan datang. Seperti yang terjadi pada saya malam ini. Suatu informasi yang mengejutkan, di menit-menit menuju 12 malam. Informasi itu, asli memukul. Saya langsung berpikir, jika itu terjadi bagaimana dengan ini, bagaimana dengan itu, lalu bagaimana dengan saya, apa yang akan saya lakukan, keputusan saya jika saya memilih ini efeknya bagaimana, jika memilih itu apa yang terjadi. Saya juga mengingat kejadian-kejadian y

RESOLUSI 2015 #PART1

Oh ya, saya lanjut dulu menulis tentang ini. RESOLUSI 2015 Saya belum menulis tentang Resolusi saya, saya telat, saya tahu itu. Saya belum mempunyai kedetailan resolusi saya, namun berjalan dengan hari-hari Januari, saya menyampaikan dengan tanpa berpikir panjang, main sebut saja, yang mungkin saya rasa itu adalah kemauan hati. Dia menyampaikannya dengan tanpa perlu renungan, mungkin ini yang dinamakan tulus. Di hari-hari Januari 2015 ini, saya main sebut saja Resolusi saya pada rekan-rekan saya, dalam obrolan maupun pesan singkat di ponsel. Resolusi 2015, sudah di rumah sebelum magrib Resolusi 2015, nerbit buku di penerbit selain STAIN Pontianak Press, pingin sekali di Nasionalnya, Gagas gitu :D Dan, tentu saja Kelar pendidikan di Bulan Juni 2015 (ini sih, target dari taon kemarin) doaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

CUMA MAU BILANG: SAYA SUDAH KE BUKIT JAMUR

Cums mau bilang, saya sudah ke Bukit Jamur. Banyak cerita yang ingin disampaikan, tapi sayangnya hingga hari ini saya belum lagi bisa menghadap blog dengan waktu yang seksama. Berangkatnya tanggal 3 Januari kemarin, dan pulang hari Sabtu. Sekarang saya harus kelar dari kamar tercinta ini, untuk mencuci tas kesayangan yang sejak kembali belum lagi dicuci. Oh ya, kebetulan, kemarin tidak membawa kamera dan hape sedang sakit, jadi tidak punya foto yang bisa menunjukan sisi lain dari Bukit Jamur yang mendukung tulisan nanti, eaaaaa. Jadi, hanya foto eksis, itu pun nebeng dengan teman seperjalanan dan teman "temuan" hahahaha. Baik lah, saya janji akan memposting tulisan tentang Bukit yang sedang digandrungi orang Kalbar ini. Sip, saya cuci tas dulu ya. Moment yang dicari di Bukit Jamur itu adalah Pagi dengan hamparan awan putih.  Seakan lebih tinggi :D.

Dunia dan Pilihan

Manusia dapat berkeliling dengan dunianya masing-masing,. Dapat memilih di antara dua atau lebih. Dapat menimbulkan atau mengikuti. Dapat mempertahankan juga meninggalkan. Ada yang menetap namun tak berlama-lama, tapi masih ingat untuk menjejakan kaki di lahan yang pernah ia tempati. Ada pula yang meninggalkan mentah-mentah, mengaku tak akan kembali walau kedatangannya sangat dinanti. -setelah seorang teman berkata ia telah menutup akun jejaring sosialnya-

TERSPESIAL di 2014

Di tahun 2014, sempat saya ingin kembali pada tahun saat saya merasa "jaya". Saat saya bisa melakukan banyak hal karena saya senang dan saya berhasil mendapatkannya. Saat mimpi-mimpi terwujud dengan tidak terduga. Ketika orang-or ang baru dan lama menambah kesumringahan hari-hari saya. Saya tetap sayang 2014. Banyak moment bahagia yang ia berikan. Banyak pula rasa syukur yang saya haturkan. Saya tidak terlalu ingat, masa spesial apa yang terjadi di Tahun 2014. Saya mencoba untuk mengingatnya, dan ini lah yang menjadikan 2014 lebih spesial. Usia Saya, Alhamdulilah Sampai 24 Di tanggal 24 Agustus saya dapat menyaksikan pergantian usia saya 24 tahun di tahun 2014 ini. Saya merasa, harus menjaga diri untuk lebih tidak kekanakkan meski saya tetap saja hobi lari-lari di koridor kantor UPT dan halaman kampus -,-. Profesi di Setengah-setengah Tahun 2014 Di bulan-bulan pertama tahun 2014, saya masih sibuk di Club Menulis dan kelas mengajar. Di enam bulan 2014 itu "

Berpikir Keras tentang 2014

  Seperti bunga, ia  berproses untuk menunjukan diri. Dari sekadar pucuk yang tergulung, mekar sedikit-sedikit, kemudian berkembang. Pada tingkat tertingginya, ia menampakkan keindahan atau keberadaanya, sebagai bunga. Tiba-tiba ingin menggunakan bunga sebagai proses diri di tahun 2014. Setidaknya ini adalah pengakuan, bahwa apa yang dikerjakan selama ini mempunyai tujuan. Usaha yang dilakukan adalah mencapai titik kebahagiaan, kepuasan, kebanggaan diri. Apresiasi.  Saat ingin menulis Resolusi tahun 2015, dan membongkar kembali rencana-rencana di Tahun 2014, entah kenapa perut tadi malam tiba-tiba terasa melilit, lalu tertidur. Melilitnya perut itu membuat pikiran tidak konsen untuk mericuh  di blog ini. Tetapi dalam perjalanan menuju tidur di entah jam berapa kemarin malam, ada pengakuan baru "ndak pede rasenye nulis Resolusi nih" Apa yang ingin dilakukan di Tahun 2015? Apa yang sudah terealisasi di Tahun 2014? Keinginan di Tahun sebelumnya, sempatkah terc