https://purnamasenja.wordpress.com/2013/02/01/ |
Baru saja, baru kemarin, cara pikir saya dikomentari oleh seseorang. Dia bilang, saya orang yang berpikir kompleks. Jika menggambar bunga, saya akan menggambar lengkap: Bunga, daun, batang, duri jika berduri, berpot jika mau berpot, atau berakar-akar. Dari ujung hingga ke bawah. Saya mencerap penjelasannya, saya rasa dia benar dengan cara pikir saya itu. Saya akan berpikir tentang apa yang terjadi jika ini terjadi, jika itu terjadi apa solusinya, ya yang begitu-begitu. Saya memang lebih berpikir untuk waktu yang akan datang.
Seperti yang terjadi pada saya malam ini. Suatu informasi yang mengejutkan, di menit-menit menuju 12 malam. Informasi itu, asli memukul. Saya langsung berpikir, jika itu terjadi bagaimana dengan ini, bagaimana dengan itu, lalu bagaimana dengan saya, apa yang akan saya lakukan, keputusan saya jika saya memilih ini efeknya bagaimana, jika memilih itu apa yang terjadi. Saya juga mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu dan mengingat-ingat hal yang terjadi di pengalaman yang hampir sama. Saya menerka-nerka respon-tindakan yang tidak mengenakan.
Benar atau tidaknya cara berpikri saya itu, dan apa sebenarnya pemikir kompleks itu, kebenarannya saya memang suka berpikir dengan: Jika, jika, jika.
Pemikiran saya ini, berhasil membuat saya gamang.
Komentar