Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Menggila ala Can Dedes

Nin Dit 14 jam yang lalu Numpang buang Ingos: Syiiiittctcttc -> Nuzulliah Ivany , Ekka Sri Andhini , Irni Septy Zulhilda , Irni Septy Zulhilda II , Ana Imout Suka · · Bagikan Ana Imout menyukai ini. Ekka Sri Andhini Horeeee\=D/ dpt inguusss.. \ (•̃͡-̮•̃͡)/ 14 jam yang lalu · Suka Nin Dit Alhamdulillah sesuatu di bulan Februari 14 jam yang lalu · Suka Ana Imout jd ingt wktu kcil.... 14 jam yang lalu melalui seluler · Suka Ekka Sri Andhini Kw agik kcil suke maen ingos k na..?? 14 jam yang lalu · Suka Nin Dit bukan agik dimaen e, disedot e, kau lupa ke die pernah nyentak idong kau. gare-gare nak mintak ingos. 14 jam yang lalu · Suka Ana Imout iya gt deh,,,, wkt kcil kn emng suka ingusan... 14 jam yang lalu · Suka Nin Dit Tu kan, die ingat. Hah kalau Tok yan nyumbat idong kau pakai tempurong ingat ndak kau. ? Maklum ingos kau kan bebanjer tu. 14 jam yang lalu · Suka Ekka Sri Andhini ˚a☺k!˚.

Aku Cantik Hari Ini

Nyanyi dulu: Aku cantik hari ini... Dan kamu suka aaa hohohoh tadi di beberapa teman di kelas pada komen dengan penampilan saya. Ceritanya saya hari ini mereka bilang lebih feminim. Ah, apa sebenarnya feminim itu. Saya tidak terlalu mengerti. Mungkin seperti seseorang yang mengenakan Jilbab ungu dengan sedikit rapi, mengenakan baju kotak-kota kecil yang ada warna ungu tua, muda, keabuan, dan hitam. Dipadukan dengan rok hitam. Memakai bedak yang sangat tipis dan sepatu kets bertali yang sungguh lusuh alias lumos. Mungkin seperti itu yang dimaksud feminim. Ya, seperti itu juga yang saya kenakan hari ini. Beberapa teman tadi, bisa dibilang heboh. Tapi persisnya mereka sedang katarak yang bisa nular dan menimbulkan suatu keinginan yang berlebihan. "Eh, feminimnya" baru saja di depan pintu kelas "Eh cantik" sahut teman yang lain "Eh, ini siapa cantinya" Kak Ning jadi Amnesia "Ehm, mimpi apa, jadi begini?" Mia Minhaei tiba-tiba jadi perama

Sensi dengan Moge

Beberapa hari ini saya semakin sensi sama yang namanya Moge alias motor gede atau motor besar. Memang aneh dengan sikap saya ini. Tapi, rasa sensi itu semakin menjadi-jadi, semakin bulat dan tidak meragu. Ditambah lagi dengan hujan yang semakin hobi turun tanpa memberi isyarat. Mulanya saya tidak suka dengan motor ini karena dia memakai kopleng, saya tidak bisa memakai motor kopleng. Sudah belajar tapi tidak berhasil, rumit. Saya tidak suka, karena saya tidak bisa pakai. Saya iri dengan abang saya yang bisa pakai. Selain itu saya juga kurang suka dengan body jok nya yang sedikit menjulang. Boncengan dengan motor seperti ini, pinggang bisa ngilu, mesti pandai-pandai imbangkan badan. Jika tidak, bisa-bisa badan yang oleng. Kalau begini, mesti pegangan dengan besi yang dibelakang itu. Ah, apa itu namanya. Salah satu Comic Stand Up Pontianak bilang, para perempuan yang boncengan di Moge sudah seperti orang yang sakit Osteoporosis . Saya setuju. Sakit Tulang, bongkok, mirip oran

Arsitektur rumah Beting di Mata Peneliti ITB

Minggu-minggu ini Club Menulis dan Malay Corner kedatangan tamu Istimewa. Jika Jumat lalu Dr. Taufiq Tanasaldy Dosen Australia yang datang, Selasanya Peneliti dari Jepang, Sachiko Yokota. Ternyata keistimewaan itu datang lagi pada hari   Kamis, (19/01/2011).   Peneliti   dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dia seorang Arsitek. Namanya Riri, lengkapnya Seftrianti Anky Putri.   Jika dua peneliti sebelumnya mencari informasi mengenai Tionghoa, peneliti cantik ini mencari data mengenai Melayu. Arsitektur Melayu. Sebenarnya mahasiswa ITB angkatan 2010 ini berasal dari Pontianak. Bisa dibilang kali ini ia sedang mudik. Tapi, kembalinya ia ke Pontianak tidak sekedar untuk balik kampung saja atau mencari data saja. Melainkan kedatangnya ini benar-benar untuk meneliti.

Tere Liye di Pontianak

Tadi siang di Malay Corner, sewaktu buat laporan Club Menulis Nyeh anak rantau dari Sambas memberi kabar tentang Novel baru Tere Liye. "Novelnyeh kayak novel kite" katanya dengan logat Sambas yang masih  terasa. Bahasa sambas yang tidak bisa lepas darinya inilah yang membuat saya memanggilnya Nyeh. Nama sebenarnya Ibnu Phani Busya. Sejarah dia saya panggil Nyeh ya pas dia presentasi di kelas. "Satu, blablablala. Dua, blablalblalala. Tige, eh? hehhehe" ciri khas orang Sambas yang kalau bicara menggunakan E (kal E ng) membuat Ibnu yang memang asli orang sana, keceplosan saat menyebutkan tiga. Begitu juga kalau dia ngomong punya yang menjadi Punyeh. Makanya saya memanggilnya Nyeh. Biar khasnnya kerasa. Kabar tentang Novel Tere Liye yang baru ini dirasa Nyeh, ceritanya mirip dengan Novel yang sedang digarap oleh Club Menulis. Tentang Cinta seorang pemuda Melayu pada seorang gadis Tionghoa. Saya yang baru tau tentang Novel ini merasa takjub dengan ide cerita Tere L

Gini ni judul nggak diterima?

Hari ini, outline yang saya buat berhasil jadi. Artinya siap sedia buat diajukan. Asyeek akhirnya saya merasa juga jadi mahasiswa yang ngajukan judul. Maklum sekarang selesai PPL dan berada di tingkat semester tua, sudah memasuki tahap ngomongin skripsi dan selesai kuliah. Hem beberapa teman sudah ada yang seminar proposal dan outline. Menunggu dosen yang bertugas hari ini, saya bertemu dengan beberapa teman. Basinya pertanyaannya itu-itu mulu, ya tentang skripsi. "Eh udah seminar?" "Eh udah ngajukan judul?" Ya saya jawab enteng. "Udah, tinggal bab terakhir, paragraf terakhir" "Udah tinggal lembaran ucapan terimakasih, saking banyak yang diucapkan terima kasih" "Ini lagi nunggu pembimbing satu tanda tangan" Uwess... Bang Sam teman sekelas yang sudah seminar proposal melihatkan SK dan kertas bimbingan. Ya udah mumpung dia punya sepuluh foto copyan saya minta satu. Jadilah saya kibas-kibas kertas bimbingan di depan orang yang

Skripsi= main Bola, Ibu rumah tangga

Marsyita RiandD'cemplond Seorang yang telah menempuh studi S3 berujar kepada Aku, Nin Dit , Ibfhan Busya : ” Skripsi saya dulu juga pernah dilempari oleh dosen pembimbing saya, skripsi saya berserakan dilantai, namun saya tidak pernah merasa jengkel, dan saya juga tidak mau merasa lebih pintar , turuti saja apa mau dosen, disuruh tambah ya tambah, disuruh ganti ya kita ganti, dan jika disuruh coret kita coret. Jika penjelasannya kurang jelas saya tanya, bukan malah ngoceh dibelakang beliau” dan beliau mengingatkan kami untuk tidak terpaku pada satu hal saja, sehingga kesibukan kami untuk mengajukan outline, proposal hingga ke skripsi malah tidak bisa melakukan hal lain. Sebab orang yang paling maju adalah orang yang mampu mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu terangnya. “Ibarat seperti Ibu rumah tangga, mereka tidak hanya mengurus anak dan suami, tetapi juga mencuci piring, memasak ,membereskan rumah. Kesibukan kita dikemudian hari akan terus bertambah

Lu nggak cocok buat gue, kita putus!

POLA PENDIDIKAN KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK  DI GANG DARUL FALLAH DALAM KECAMATAN SUNGAI BANGKOK PONTIANAK KOTA A.     Latar Belakang Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang baik, yaitu menjadi anak yang pintar, bertanggung jawab, saling berbagi dan beriman. Mewujudkan harapan tersebut orang tua memberikan pendidikan kepada anaknya. Pendidik diklasifikasikan menjadi dua, yakni pendidik Kodrati dan pendidik Profesi. Pendidik Kodrati ialah pendidik yang secara kodratnya adalah pendidik. Pendidik Kodrati, yaitu orang pertama yang secara fitrahnya mempunyai kewajiban atau panggilan untuk mendidik. Mengingat sejarah pendidik untuk Nabi Adam saat itu adalah Allah sebab belum ada orang lain yang memegang peran tersebut. Setelah ada Rasul dan Nabi peran pendidik diserahkan kepada utusan-Nya yang peserta didiknya adalah masyarakat. Sehingga pada perkembangan periode saat itu yang menjadi pendidik kodrati secara umum adalah Allah, Nabi dan