Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Kepada Kalian

Kepada kalian, yang dikhawatirkan, tetap lah bertahan. Sebab aku terlalu lemah. Masih sangat lemah, kurasa aku tak berdaya. Namun, keadaan tak aku kubiarkan memberdayakan kelemahan. Kepala kalian, kumohon tompanglah semua yang mesti dipertahankan. Sebab, aku hanya merasa, tak bisa menyampaikan mata untuk ke sana. Kepada kalian, kumohon kita tetap bersama. Bersama kalian aku bisa, aku berdaya. Kepada kalian, yang dikhawatirkan, tetap lah bertahan

Kembali

Jejak belum terhapus, hujan tak sempat menghilangkannya, meski samar, mata masih dapat menerka Maka, aku bisa kembali pada rumah yang sangat nyaman dan sangat aman maaf, kepada yang ditinggalkan

amoeba

jika amoeba dapat membelah diri menjadi dua, dan pergi dengan caranya sendiri, tetap berjalan pada pilihan sendiri, tanpa perlu memikirkan apa jadinya; ia begini atau begitu-sebab ia dua. ia membiarkan satu menjadi itu, dan satu menjadi itu. maka aku juga ingin menjadi amoeba. aku bersamamu, dan belahan tersebut bersama mereka. tanpa perlu memikirkan mereka. memilihmu, dan kehidupanmu. sayangnya, aku bukan amoeba. Aku perlu berpikir, aku perlu memilih, aku perlu kau dan mereka.                        

Diduakan

Kalian adalah hitam yang mengalihkan perhatian. Telah ada, tinggal sebelum  kedatangan, keberadaan. Kalian lah penguasa. Kalian adalah harum yang dirindukan. Pekat yang dinanti. Hembus yang dieluhkan. Kalian adalah dingin yang menghangatkan.  Menyajikan waktu melupakan waktu. Menjadi rumah untuk berlama. Kalian begitu sempurna, hingga aku merasa tak perlu ada.                              

Terima Kasih Mak Are

"Nek Are Meninggal", singkat. Hanya tiga kata saja yang disampaikan Hilda pada saya melalui BBM. Di hari Minggu, tanggal 05 April 2015 menjadi  waktu kepergian guru mengaji ke Rahmatullah. Saya langsung teringat dengan rencana saya untuk berkunjung ke tempatnya di Pontianak ini, sudah lama rasanya tak menjenguknya hanya ada saja alasan yang menggagalkan keinginan itu. Lainnya, saya tahu pertanyaan-pertanyaan tentang hidupnya selama menjadi guru tak dapat saya tanyakan langsung padanya. Usia saya kini  jalan 25 tahun, tapi saya ingat betul ketika saya baru saja naik kelas II SD, saya sangat bahagia karena menjadi satu di antara muridnya. Entah lah apakah itu memang aturan yang beliau terapkan atau menjadi kesepakatan bersama para orang tua. Kami yang akan belajar mengaji dengan beliau setidaknya di usia naik kelas II SD. Aa' anak Wak Olop adalah cara beliau mengingatkan saya bagaimana membunyikan 'ngain. Kalam sebagai petunjuk mengaji yang tidak ada membuat sa

Selamat Datang, Cinta

Selamat datang, Cinta Selamat kembali, pula Di sini, kita akan memutar kembali cerita lama dan merancang cerita baru Semoga saja tidak basi, semoga pula tidak terlalu berkeras hati Tapi, tidak apa-apa, Cinta. Kita mesti mencoba, mesti membuat kesepakatan pada alam, pada pencipta-Nya