Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Bukber Khidmat, Orok

Bukber, akronim dari Buka Bersama. Ntah kapan kata ini digunakan untuk acara berbuka puasa bersama-sama. Setidaknya, sejak mengenal Putih-Abu seragam sekolah, kata ini lama-lama semakin akrab. Pontianak. Tentu bukan akronim, tetapi nama untuk kota yang sekarang ini menjadi tempat berpindah hidup, halah. Kota untuk mengenyam pendidikan dan pekerjaan. Banyak hal yang ditemukan di tanah ini, terutama teman. Di sini, dari berbagai daerah teman dikenal, kemudian membuat ikatan berharga. Ramadan. Bulan yang penuh berkah. Bulan khusus untuk saum. Bulan yang menyadarkan manusia tentang risalah kata, pikiran, bahkan tindakan. Bulan yang memberi pembelajaran bahwa kenikmatan dari hidup tak sekadar uang, ponsel, dan kendaraan, tetapi segelas cincau dingin adalah kenikmatan luar biasa. Katakan lah, teman kuliah dan teman kerja. Mereka adalah insan yang dalam waktu menghabiskan sehari bersama. Berbagai tawa dan singgung dada, atau berbeda pendapat mengurai. Semuanya tetap saja, teman. Pertemuan,

Jika, Memang Robot

Manusia dengan segala anatominya, tentu bukan robot. Manusia mempunyai pikiran, hati nurani, bahkan perasaan menduga yang kuat. Manusia juga bisa berikhwal, bisa memanipulasi keadaan, bisa memengaruhi manusia lain, lingkungan, bahkan Tuhan. Kenapa Tuhan? Sebab jika kita berbuat baik, Tuhan menilai kita baik, jika murka Tuhan juga murka. Manusia dia adalah pengendali dari banyak kehidupan. Di antara manusia yang diciptakan oleh Tuhan, sebutlah diri sendiri. Manusia memang bukan robot, akal pikirnya, hatinya, dugaanya. Tapi saya tiba-tiba berpikir, bahwa manusia itu adalah robot. Menerima perintah, dipengaruhi lingkungan, berpaut pada Tuhan. Paling ekstrim, ia juga bergantung pada dirinya sendiri. Seperti yang dikatakan-Nya bahwa tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika, kaum yang mengubahnya. ... diciptakan orang-orang terdahuli sebelum kamu,agar kamu berpikir Manusia adalah robot, pengendalinya adalah dirinya. Jika tombol bergerak diaktifkan, maka ia bergerak. Apakah bergerak memb

Mengenal Kepala Biro AUAK IAIN Pontianak

Sekarang, saya sedang berseberangan meja dengan Kepala Biro AUAk IAIN Pontianak, H. Khairunas, SH., MH. Kali ini saya bukan untuk meminta koreksi dan paraf surat melainkan, wawancara. Saya mendapat tugas tambahan mewawancarai beliau, untuk buletin Suluh. Walau bapak sudah saya kenal sejak September lalu, rasa canggung masih saja mendekati. Segan, itu pasti. Secara pribadi saya mengenal beliau sebagai pemimpin yang sangat ramah. Beliau biasanya ke ruangan di bagian Biro AUAK untuk menyapa pegawai. Jika bertemu, beliau tak menunggu untuk disapa, seringnya dengan senyum sedikit melebar beliau lah yang lebih dulu menyebut nama pegawai "Ninda.....", begitu biasanya beliau menyapa. Beliau tak pernah saya lihat datang telat, selalu di bawah 07.30 dan pulang di atas 14.00. Itu saja sudah terlihat kedisiplinanya. Sekarang, saya menunggu beliau mendata program kerjanya. Di antara meja ini, saya memerhatikan berkas-berkas yang tersusun tapi di samping meja utamanya. Di meja kerja b

Setahun di OKPP IAIN Pontianak

Setahun sudah saya menjadi anggota keluarga kepegawaian IAIN Pontianak.  Berhadapan dengan berkas-berkas, surat izin, mesin absen, dan dokumen lainnya. Semua itu lebih banyak untuk kepentingan pegawai. Ya, tentu saja saya ditempatkan di sub bagian kepegawaian yang memang mengurus kenaikan pangkat, penerimaan pegawai, izin pegawai, bahkan uang makan pegawai negeri. Kadang, ya kadang ada jenuhnya mebghadap berkas apalagi berkas tersebut menyelip entah kemana. Apalagi saya harus membawanya ke dalam mimpi, dan di tengah malam saya haruz berteriak dan berkata, jangan mimpi itu lah. Mimpi saya itu ya berkas dan orang-orang di ruangan, kadang ada juga Pak Dim dan Bu Ima. Hahahaha Saya tipe orang yang berpikir, salah sedikit saya bisa khawatir dan tidak enak hati. Jika melihat wajah seseorang menunjukan ketidaknyamanannya karena saya, saya juga kepikiran. Dan berusaha untuk memperbaiki meski terkadang saya memilih diam. Berbagai kesalahan seperti tidak teliti menulis surat serta nyelip, it

Club Menulis IAIN Pontianak Adakan Pesantren Ramadan 1436 H

Menebar Kebaikan Ramadan Melalui Tulisan, itulah tema Pesantren Ramadan 1436 H, Club Menulis IAIN Pontianak. Tahun ini Remaja Masjid Se-Pontianak dan Kubu Raya menjadi peserta kegiatan yang berlangsung sejak 20-21 Juni 2015. Program yang berlangsung sejak tahun 2012 lalu itu bertujuan agar peserta dapat menulis dan menerbitkan buku. Berhasilnya Rapalan Khatulistiwa Pontianak (2012), Kisah Remaja Melayu Pontianak (2012), Cerita Pontianak, Cerita Kota Kita (2013), Cipta Karya Ramadan (2014) terbit dari program tersebut membuat Biro Media MUI Kalbar yakin untuk bekerjasama pada Pesantren Ramadan Ke empat ini. "Biro Media MUI Kalbar mempunyai program mencetak buku Islami. Melalui kegiatan Pesantren Menulis Ramadan Club Menulis ini program yang dibentuk tahun 2013 lalu itu dapat dilaksanakan", tutur Ketua Biro Media MUI Kalbar, Dr. Yusriadi. Dalam kesempatan yang sama, Yusriadi juga menyampaikan bahwa untuk menjadi orang yang maju, mesti membaca dan menulis karenanya jika hal t

Sibuknya, Lucu!

Ingatnya sih dari hari Rabu. Pagi ke sore waktunya penuh di ruang kerja. Sekitar jam 4.15, langsung cusss balik kampung. Mengendarai motor sendiri, sampai rumah sekitar setengah 7. Makan, mandi, Tawarehan. Balik tawareh ke rumah Gita, bawa Emak jenguk Om, sampai jam 10-an malam. Sampai rumah, selesaikan editan, tidur jam setengah 1. Bangun jam 3, salat, siap-siap balik ke Pontianak. Pulang Pontianak sekitar jam setengah 6. Sampai setengah 8. Kerja lalu izin ke Untan jadi pembahas Bang Septian hingga jam 4 an. Balik ke ruangan lanjut kerja sebentar, lalu balik.  Di rumah, bantu siapkan bukaan. Mandi, buka puasa, magriban, lalu tawareh. Di antara waktu itu, untung lah sempat mengaji. Tawareh beres rumah, masuk kamar lanjut perbaikan proposal, tidur jam 11an, jam 1-an bangun lanjut layout, jam 3 an siap sahur, selesai sahur lanjut layout, salat, lanjut lagi, lalu jam 7 an siap ngantuooor. Jam 3 an balik, ke klub, balik rumah, buka, tawareh, lanjut layout hingga jam 2-an. Bangunnya jam

Tarawih di Masjid Raya Mujahidin

Ini adalah kali pertama salat di Mujahidin sejak diresmikannya Masjid Raya oleh Presiden Jokowi 20 Januari lalu. Darijalan raya san, kemegahan Mujahidin memang memesonakan mata. Kubanya yang terlihat berukir warna emas, padu dengan putih sebagai warna dasar masjid. Parkirnya semakin luas, ada remaja yang mengenakan id card menyambut. Tempat menitip sandal pun ada, lebih rapi. Batas sandal sebagian besar dipatuhi oleh jamaah, meskipun remaja lelaki harus menyapu tangga. Masuk ke dalam, saya tidak lagi melihat pembatas antara jamaah laki dan perempuan yang dulunya berad di satu ruangan. Ruangan untuk jamaah perempuan tersendiri, luas sekali.Warna cream perpaduan keemasan.membuat mewah masjid semakin terasa. Orang-orang bilang, nuansa masjid seperti di Mekkah.

Daftar Teman yang Sudah Seminar Proposal

Kelas A 1. Mbak Aik 2. Buk Yasinta 3. Pak Ya' Dedy 4. Boby Kelas B 1. Mbok Atun 2. Ong Seri 3. Aku ah.... (doa pagi, Jumat Barakallah)

Berbuka Puasa Pertama, di Bulan Ramadan 1436 H.

Di sini di rumah ini. Sejak 2008 lalu.  Sudah banyak cerita terkemas dan dikenang. Banyak tawa dan terkadang air mata. Di sini, di rumah ini sosok seorang ayah dan seorang kakek dirasa. Kejutan tak terbayang adalah haru yang tak dapat dikiaskan. Cinta yang tulus, kebaikan tanpa pamrih, kebersaman yang diutamakan, dan masing-masing menjaga perasan untuk yang lainnya. Di sini kekeluargaan yang utuh ditemukan. Orang tua, anak, cucu, dan menantu, serta kebersamaan antar besan. Di sini, karakter keluarga menjadi contoh nyata. Di sini, di keluarga ini adalah keluarga yang selalu menerima. Masih di sini, berbuka puasa pertama, di bulan ramadan.

Menarilah

Menarilah dan terus tertawa, karena dunia tak seindah surga. Besyukurlah pada yang kuasa...

Hal-hal yang Menjadi Tantangan Pulang ke Pontianak Jam Segini

1. Ngantuk 2. Mandi 3. Dingin Subuh 4. Macet di Tol 5. Takut Telat

Puasa di Tanah Lahir Beta

Alhamdulillah dapat bertemu Ramadan. Seperti yang pernah dirasakan, hanya berdua dengan emak menyambutnya. Dan, sayangnya buka puasa pertama tak dapat menemani emak. Semoga kita sehat dan bahagia selalu, mak.

Berbahagia Bersama Ramadan

Marhaban ya Ramadan. Begitu salam Rasulullah pada bulan Ramadan, meski ramadan bukanlah seseorang atau berwujud. Ramadan adalah hal abstrak, namun Rasulullah menyambutnya sebagai tamu yang sangat istimewa. Berbahagia. Kebahagiaan Rasulullah tentu bukanlah rasa yang sekadar. Apabila Rasululla menyambut ramadan dengan segala kebahagiaan, masihkah meragukan bulan penuh berkah ini? ------------------ #khidmatkhusyukdariceramahkemarin #intisariiyangdapatdiambil    #barakallahramadanbarakallah

Ketika Berada di Lembaga Pendidikan Al Qadrie Center

Ini adalah kali pertama saya berada di lembaga pendidikan Al Qadrie Center lebih khususnya di klub menulis. Saya diundang oleh Holi teman ketika di Club Menulis IAIN untuk berbagi pengalaman menulis saya. Lembaga ini berada di rumah kediaman Prof.Syarif, ya siapa yang tidak kenal beliau di Fisip Untan sana.  Saat duduk di ruangan kegiatan, Prof Syarif berdiri di antara ruangan mengajak bicara. Ini, adalah komunikasi langsung saya dengan beliau. Di antara gerbang pintu itu, beliau menyampaikan keprhatinanya pada pendidikan saat ini. Membaca dan menulis menjadi hal yang sangat sulit untuk mahasiswa bahkan dosen. Padahal dulu, beliau tidak bertemu dengan internet, dosen susah bertemu tapi beliau dan angkatannya belajar sendiri, mencari ilmu sendiri dengan fasilitas belajar yang terbatas. Kehadiran Al Qadrie Center menjadi bentuk ia menyikapi kekhawatirannya, dia membuka lembaga pendidikan tersebut untuk sukarelawan yang mau belajar. Nanti, mereka yang belajar tersebut apabila telah mem

S

Selamat menikmati sebuah keputusan di mana tawa dan bahagia dapat saja datang dengan tiba-tiba dan tertengun serta setelahnya Selamat menikmati hadiah yang sudah ditebak, meski terkaan adalah ketidakpastian yang pasti sudah disadari Selamat atas kebimbangan, Selamat atas kebahagiaan yang direncanakan Pada seutas tali yang masih berpisah, silakan ambil keputusan berikutnya