Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Lonyenk Rap, Penulis Nasional dari Kalimantan Barat

Pernah tidak, ketawa-ketawa sendiri? Senyum-senyum sendiri. Pas ingat tentang sesuatu yang benar-benar membuat kita senang dan melakukan hal tersebut. Bisa saja, pas ngopi, makan, pergi ke sekolah, belajar yang semua itu tidak ada hubungannya dengan dimana kita sedang berada. Bisa saja saat menunggu lampu Hijau, seperti yang saya alami. Padahal apa yang membuat saya sampai begitu tidak ada hubungannya dengan lampu hijau, atau hal-hal yang ada disekitarnya .   Ulah saya bisa membuat orang mengira saya kurang waras ini, membuat seorang anak kecil mengenakan seragam batik hijau dan rok hijaunya melihat saya berulang kali. Tapi, ia tidak hanya melihat wajah saya, tapi dia juga lihat wajah bapaknya. Saya tidak tahu, apakah dia mencoba menyama-nyamakan wajah saya yang tidak sama sekali mirip dengan bapaknya itu, atau dia mau memastikan bahwa senyum saya ini memang tidak ditujukan pada bapaknya.  Tapi, keheranan si adik kecil itu menyadarkan saya, “Hello konsentrasi, naik moto

Untuk Kembangku. 13 November 2011

Kamu ingat? Kamu bilang ini sudah tahun 2011, masih jaman kah membicarakan  si itu itu terus. Kamu ingat? Kamu bilang, emangnya mukamu tu muka duit, muka Bank. Kalau saya datang dan selalu minta duit seribu atau dua ribu sama kamu. Meski kamu menggerutu, kamu tetap kasih saya seribu, dua ribu itu. Kamu ingat? Tahun lalu,saat kamu lebaran ke rumah, pulangnya saya langsung menelpon kamu, karena saya tahu, Air kaleng saya kamu bawa kabur. Mengetahui saya tahu, kamu langsung tertawa terbahak-bahak. Kamu ingat? cerita tentang kamu yang berkemas-kemas melarikan diri pada tragedi 1999, yang pertama kamu kemaskan adalah sepatu gunungmu yang ada lampu-lampu itu. kamu bilang, "Itu be nda, sepatu yang ade lampu-lampunye. dulukkan agik trendnye itu" kamu tertawa. Kamu ingat? Persahabatan kita sejak MTs, MAN dan sekarang tidak pernah ada pertengkaran. Karena saya tahu, kamu itu sangat baik, dan kamu tidak pernah menyakiti perasaan siapapun. Sikap, tingka

Blog guru PPL

Saya tidak tahu, apa yang sedang terjadi dengan beberapa teman PPl saya. Namun, saya sangat merasa bahagia yang tidak bisa saya sebutkan, berapa jangakauannya. Saya benar-benar merasa bangga mengenal mereka. Kebanggaan ini, tidak hanya sekedar karena keramahan, kebaikan dan kerjasama mereka selama ini. Rasa senang dan bangga ini ditambah, karena beberapa dari mereka sekarang sudah punya blog. Berlebihan memang kedengarannya, tapi inilah yang saya rasakan. Saya senang, bisa membantu mereka saat mendaftarkan diri menjadi blogger. Rasanya ada virus positif yang sedang menari-nari di atmosfernya markas kami.  Saya senang, karena mereka sepertinya berniat menjadi blogger, tidak sekedar saja. Sekedar punya. Saya yakin, mereka akan banyak berbagi melalui blog mereka. Saya senang, karena teman-teman saya ini adalah calon guru semua. Jadi, saya punya pikiran bahwa mereka juga akan memanfaatkan blog mereka ini, untuk berbagi ilmu, pengalaman tentang jam terbang mengajar mereka. Atau ap

Iri Melanda

Iri, dengki, sirik atau apalah itu. Dalam materi pembelajaran Aqidah Ahlak hal-hal yang seperti ini disebut dengan sifat tercela. Dilarang untuk dilakukan. Dosa. Allah tidak suka, hambanya yang punya sifat begini. Saya juga tidak suka. Saya juga mau menjauh dari sifat jelek seperti itu. Tapi,. tidak bisa saya pungkiri, kalau saya sudah merasakannya. Saya sudah dilanda banjir iri, dengki dan sirik ini. Saya sudah dilanda banjir iri, dengki dan sirik. Saya merasakan hal itu apabila saya melihat karya-karya teman kenalan saya dimuat dalam media. Koran, majalah, situs online, buku  atau apalah.Rasanya nyesaak tidak karuan. Tiba-tiba kesal. Rasanya juga nggak mau dibaca, tapi reseknya  tetap saja mau saya baca. Entah kenapa, saya malah ikut bangga juga. Aneh kan?.  Saya sudah dilanda banjir iri, dengki dan sirik. Saya merasakan ini jika saya membaca tulisan-tulisan bagus teman-teman kenalan saya. Mereka memang piawai dalam menyajikan kata-kata. Inspiratif juga. menghibur sekali.

sekilas senyum senang saat launching kedua Club Menulis STAIN Pontianak :)

  Bukan segala-galanya. Bukan untuk pertama dan terakhir. Bukan mencari kepuasan karya. Terus berkarya.