Langsung ke konten utama

Lu nggak cocok buat gue, kita putus!


POLA PENDIDIKAN KELUARGA
SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER ANAK
 DI GANG DARUL FALLAH DALAM KECAMATAN SUNGAI BANGKOK PONTIANAK KOTA

A.    Latar Belakang
Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang baik, yaitu menjadi anak yang pintar, bertanggung jawab, saling berbagi dan beriman. Mewujudkan harapan tersebut orang tua memberikan pendidikan kepada anaknya.
Pendidik diklasifikasikan menjadi dua, yakni pendidik Kodrati dan pendidik Profesi. Pendidik Kodrati ialah pendidik yang secara kodratnya adalah pendidik. Pendidik Kodrati, yaitu orang pertama yang secara fitrahnya mempunyai kewajiban atau panggilan untuk mendidik. Mengingat sejarah pendidik untuk Nabi Adam saat itu adalah Allah sebab belum ada orang lain yang memegang peran tersebut. Setelah ada Rasul dan Nabi peran pendidik diserahkan kepada utusan-Nya yang peserta didiknya adalah masyarakat. Sehingga pada perkembangan periode saat itu yang menjadi pendidik kodrati secara umum adalah Allah, Nabi dan Orang tua. Namun pada masa kini yang menjadi pendidik kodrati diserahkan kepada orang tua. (Moh. Haitami dan Erwin Mahrus 2010:66).
Sedangkan pendidik profesi adalah pendidik yang bekerja di bidang kependidikannya, yang menjadikan pekerjaannya itu sebagai profesi. Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 1 ayat 6 mengatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, Konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, maupun berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhu tugas sebagai hamba dan khalifar Allah SWT. Dan mampu sebagai mahluk social, dan mahluk individu yang mandiri. (Suryono B dalam Moh. Haitami dan Erwin Mahrus 2010:65)
Orang tua sebagai pendidik kodrati melaksanakan pendidikannya di lingkungan keluarga. Dalam masa pendidikan keluarga, orang tua mempunyai peranan penting dan berpengaruh besar atas fitrah seorang anak sebagai potensi dan sifat dasar manusia. Mengingat apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.
“Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi atau Nasrani” (HR Malik).
Fitrah anak sebagai generasi masa depan ini perlu diperhatikan, dipelihara dan dikembangkan, terutama oleh kedua orang tua selaku pembina dan penanggung jawab dalam membina sebuah tatanan keluarga (Wajidi Sayadi 2009:168)
Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) bab I pasal I ayat I adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan jika ditelurusi lebih jauh menurut Ahmad D. Marimba sebagaimana dikutip oleh Moh Haitamai dan Erwin Mahrus (2010:9) yaitu: “Bimbingan atas terdidik menuju terbentuknya kepribadian hidup yang utama.
Keluarga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ibu bapak dengan anak-anaknya. Keluarga adalah orang yang berperan penting dalam pendidikan keluarga. Keluarga sebagai unit masyarakat kecil yang setiap komponennya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara anak dengan baik. Di dalam Islam anak menjadi amanah yang diberikan oleh Allah kepada orang tuanya. Sebagaimana firman Allah dalam Quran Surah At-Tahrim:6.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

Pendidikan Keluarga adalah bagian dari jalur pendidikan Informal sebagaimana disebutkan dalam UUSPN pasal I ayat 13 yaitu: Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan keluarga dalam UUSPN dijelaskan lagi dalam Bab VI bagian keenam pasal 27 tentang pendidikan informal yakni Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Dalam pembahasan pendidikan informal pendidikan usia dini bisa terlibat dalam pelaksanaanya. Dijelaskan dalam UUSPN pasal I: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Kamrani Buseri dalam makalahnya yang berjudul Signifikan Peran Keluarga bagi Pendidikan Karakter, disampaikan pada kuliah umum Pasca Sarjana STAIN Pontianak. Tanggal 28 Januari 2012 memaparkan bahwa pendidikan keluarga bukan semata-mata menjadi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), namun mencakup pula pendidikan anak pra natal yakni saat anak masih dalam kandungan ibunya, maka yang dimaksud dengan pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilaksankan dan diberikan kepada anak sejak dalam kandungan, sejak bayi dan masa kanak-kanak menjelang anak masuk ke pendidikan formal terendah yakni pendidikan dasar. Dalam pengertian yang lebih luas, pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan kepada anak oleh keluarga (terutama keluarganya) yang berlangsung di lingkungan keluarga, baik anak sejak dalam kandungan maupun setelah lahir, kanak-kanak, remaja, hingga menginjak dewasa.
Pendidikan keluarga sebagai pendidikan dasar yang berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Jika pendidikan keluarga berjalan baik besar kemungkinan karakter terbentuk sebagai pribadi yang baik. Karakter dalam bahasa Kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai Tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti.
Mengaitkan teori yang sudah dijabarkan dengan pengamatan awal yang penulis lakukan di Gang Darul Fallah Dalam terlihat jelas adanya perbedaan karakter dari setiap anak. Di setiap rumah di tempat ini terdapat anak dari berbagai usia yang terdiri dari  kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Dari pengamatan awal ini beragam karakter anak terlihat. Ada yang menunjukkan karakter tidak saling menghargai, misalnya ada yang menggunakan nama binatang sebagai ungkapan marah dengan temannya. Ada yang memperlihatkan sikap saling tolong menolong saat teman bermain sepeda, mengantar keluarganya pergi sekolah, ada pula yang menghargai prestasi. Perbedaan dari karakter ini tentunya berhubungan dengan pendidikan keluarga yang didapatkan oleh anak. Bisa saja pendidikan keluarga sudah baik, namun ada penghambat lain yang menyebabkan karakter anak yang ingin dicapai tidak sampai pada tujuannya.
Mengamati keadaan tersebut menimbulkan minat penulis untuk melakukan penelitian tentang Pola Pendidikan Keluarga Sebagai Pembentuk Nilai Karakter pada Anak di Gang Darul Fallah Dalam di Kecamatan Sungai Bangkong Pontianak Kota. Penelitian ini dimaksudkan sebagai penelitian skripsi penulis untuk menyelesaikan strata satu di Program Studi Agama Islam STAIN Pontianak.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkann latar belakang penelitian yang dipaparkan diatas, maka terbentuklah rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk nilai karakter pada anak di Gang Darul Fallah Dalam di Kecamatan Sungai Bangkong Pontianak Kota
2.      Apa  karakter yang dihasilkan dari pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk nilai karakter pada Anak di Gang Darul Fallah Dalam di kaecamatan Sungai Bangkong Pontianak Kota
3.      Apa penghambat pendidikan keluarga sebagai pembentuk nilai karakter pada anak di Gang Darul Fallah Dalam di Kacamatan Sungai Bangkong Pontianak Kota

C.    Identifikasi masalah
Adapaun alasan dari penulis melakukan penelitian yang berdasarkan judul tersebut adalah:
1.      Pola asuh sehari-hari menjadi faktor yang tidak bisa lepas dalam perkembangan karakter seseorang, karena berawal dari sinilah anak mengenal lingkungan juga pendidikan.
2.      Pendidikan keluarga merupakan lingkungan pertama pendidikan untuk seorang anak yang memberi pengaruh besar terhadap kepribadiannya dan dikembangkan dalam pendidikan selanjutnya.
3.      Keluarga adalah adalah penanggung jawab atas fitrah seorang anak dalam menanamkan nilai karakter seorang anak sebagai amanah yang diberikan oleh Allah SWT
4.      Teknologi, media dan masyarakat adalah pengaruh lain selain keluarga yang memiliki pengaruh positif dan negatif pada pembentukkan karakter anak. Jika pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut berkarakter baik selanjutnya.

D.    Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter anak di Gang Darul Fallah Dalam Kecamatan Sungai Bangkok Pontianak Kota.
Secara praktis, penelitian ini berguna sebagai penambahan bahan atau referensi bagi mahasiswa dan peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.
Ringkasnya tujuan dari penelitian mengenai pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter anak di Gang Darul Fallah Dalam Kecamatan Sungai Bangkok Pontianak Kota adalah:
1.         Mengetahui bagaimana pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter anak di Gang Darul Fallah Dalam Kecamatan Sungai Bangkok Pontianak Kota
2.         Mengetahui karakter yang dihasilkan dari pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter anak di Gang Darul Fallah Dalam Kecamatan Sungai Bangkok Pontianak Kota
3.         Mengetahui penghambat pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter anak di Gang Darul Fallah Dalam Kecamatan Sungai Bangkok Pontianak Kota.

E.     Signifikasi Penelitian:
Setelah selesainya peneltian ini dilakukan, diharapkan hasilnya dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Manfaat teoritis:
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan infromasi mengenai pola pendidikan keluarga sebagai pembentuk karakter anak di berbagai tempat.
Manfaat praktis:
1.      Sebagai bahan informasi untuk keluarga di Gang Darul Fallah Dalam Kecamatan Sungai Bangkok Pontianak Kota mengenai pentingnya memperhatikan pola pendidikan keluarga yang berkarakter.
2.      Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk lembaga pendidikan sebagai pendukung untuk menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik sebagai pendidik dalam keluarga.
3.      Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pemerintah yang mempunyai kebijakan untuk menyediakan struktur organisasi yang secara khusus menangani penididikan keluarga




Berhubung lu nggak coco sama gue,ya udah hubungan kita sampai disini. Gua nggak bisa mempertahankan hubungan kita. Kayaknya gua mesti cari yang laen yang lebih perhatian dan pengertian sama gua. Oke, lu jangan sedih ya. Gua aja kagak, mari senyum sumringah sebanyak-banyaknya

:) :) :) :D :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau