Seperti bunga, ia berproses untuk menunjukan diri. Dari sekadar pucuk yang tergulung, mekar sedikit-sedikit, kemudian berkembang. Pada tingkat tertingginya, ia menampakkan keindahan atau keberadaanya, sebagai bunga.
Tiba-tiba ingin menggunakan bunga sebagai proses diri di tahun 2014. Setidaknya ini adalah pengakuan, bahwa apa yang dikerjakan selama ini mempunyai tujuan. Usaha yang dilakukan adalah mencapai titik kebahagiaan, kepuasan, kebanggaan diri. Apresiasi.
Saat ingin menulis Resolusi tahun 2015, dan membongkar kembali rencana-rencana di Tahun 2014, entah kenapa perut tadi malam tiba-tiba terasa melilit, lalu tertidur. Melilitnya perut itu membuat pikiran tidak konsen untuk mericuh di blog ini. Tetapi dalam perjalanan menuju tidur di entah jam berapa kemarin malam, ada pengakuan baru "ndak pede rasenye nulis Resolusi nih"
Apa yang ingin dilakukan di Tahun 2015? Apa yang sudah terealisasi di Tahun 2014? Keinginan di Tahun sebelumnya, sempatkah tercapai di tahun ini?
-,- Ingatan mengenai 2014 buyar. Saya malah lupa target terbesar di Tahun 2014. Di 2013, target terbesar adalah selesai S-1, sebab itu lah yang utama. Di Tahun 2014 ini, saya benar-benar harus rela tidur daripada kecewa pada diri, melupakan target 2014. Target terbesar.
Akhirnya, saya membongkar tulisan saya di Resolusi Tahun 2014. Setelah dibaca-baca, akhirnya saya mendapat kesimpulan untuk kegamangan saya kemarin malam. Resolusinya memang tidak terlalu greget. Di tahun tersebut, saya memilih untuk melanjutkan keinginan di Tahun 2013. Namun, inilah keuntungan menulis target-target, saya bisa mengukur diri untuk usaha pencapaian. Selain itu, saya bisa juga menceklis, target apa yang sudah dan apa yang belum.
Setelah berpikir keras tentang 2014, saya pun mendapat gambaran target 2015. Aih, 2015 :*
Terima kasih ya Allah untuk nikmat yang diberikan di Tahun 2014.
Komentar