Langsung ke konten utama

Bersama menyelesaikan masalah

Tanggal 22 Juni yang lalu, teman akrab saya berulang tahun. Seperti biasanya, saya dan beberapa teman yang lain menyiapkan kue dan kado, jika salah satu dari kami berulang tahun. Kebetulan, saat itu teman saya yang ulang tahun ini, sedang sakit. Dan dia dirawat di rumah kakak sepupunya di Tanjung Raya. Sebenarnya dia tinggal di Ampera. Sebagai teman, tentu kami menjenguknya.
Sebelum tanggal 22 Juni. Tanggal 21, hari selasa. Sekitar pukul 16:00 kami pergi ke Tanjung Raya, melewati jembatan tol, yang sedang macet-macetnya. Ya, yang namanya macet, tentu padat. Manusia-manusia yang berkendara memadatkan jembatan. Jadi, padat manusia, padat kendaraan. Wah, berada di situasi yang begitu, membuat saya merasa grogi naik jembatan, sebenarnya lebih tepat takut. Whuiii!!. Apalagi saya harus melewati jalur kendaraan beroda dua. Saya yang tidak bisa berenang ini, rasanya sawan melihat sungai. Lebih menakutkan lagi, saya sempat berpikir, jembatan tiba-tiba amruk. Tapi, dengan penuh keyakinan, dan dukungan dari seorang teman yang sedang enteng-entengnya dibonceng. Saya pun bisa melewati jembatan, dan rasa grogi saya yang terlalu belebeh.
Kami pun, tiba di rumah kakak sepupu teman saya itu. Dia dengan wajah sakitnya, tersenyum melihat kedatangan kami. Kami bertiga. Kami pun menemaninya, bercerita, berusaha membuat dia merasa nyaman. Hingga malam. Selesai Maghrib kami bertiga pulang.
Sebelum tanggal 21 Juni, beberapa hari sebelumnya. Sebenarnya kami bertiga sedang tidak nyaman hati dengan teman kami yang sedang sakit ini. Bisa dikatakan, kami cemburu dengannya. Et,,et cemburu, yang melanda kami tentu rasa cemburu dari sahabat untuk sahabat. Ya, kami ini sudah berteman sejak kecil. Kami berasal dari kampung yang sama. Jadi jalinannya sangat kuat .
Hingga kami berada di Pontianak, kuliah untuk masa depan yang lebih baik. Kami berempat kuliah di tempat yang berbeda. Saya di STAIN, dua teman saya di STKIP (beda jurusan dan angkatan) dan teman saya yang sakit ini kuliah di UNTAN. Sebagai mahasiswa, kami disibukkan dengan tugas kuliah, dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pendidikan kami. Di tempat kami tentu kami menemukan orang-orang baru. Menjadi teman baru dan kemudian menjadi teman akrab. Mengenai teman akrab inilah, yang membuat kami bertiga merasa cemburu dengan teman akrab yang dimiliki oleh teman kami si sakit itu. Bukan, bukan maksudnya kami tidak membolehkan dia mempunyai teman, teman akrab, atau banyak teman sekali pun. Kecemburuan kami ini, dikarenakan kami merasa tidak mendapat waktu darinya. Kami merasa lebih banyak untuk teman-teman barunya itu. Rasa cemburu inilah yang membuat akal positif kami tidak berfungsi dengan baik. Pasalnya kami merasa dilupakan. Huahuahua tragis, dan mengharukan.
Status FB saya pun tertulis “AKU agik cemburu”. Rupanya status ini dibaca oleh teman saya yang kami cemburukan ini. Dia dengan wajah mengira saya cemburu dengan seorang cowok, membawa wajah bercanda. “Cemburu dengan sape kau Nda?”, katanya. Saya dengan pemikiran, kita harus membicarakan rasa yang tidak nyaman ini, santai menjawab, “Cemburu dengan kawan-kawan kau, karne waktu kau untuk mereke lebeh banyak dari pada dengan kamek-kamek”. Teman saya itu, tersenyum. Dia pun tahu apa yang kami rasakan, kami pun lega. Tidak ada perasaan yang penuh akal pemikiran negatif menghantui kami lagi.
Hingga akhirnya, 22 Juni, hari ulang tahun teman kami ini, bisa kami rayakan bersama, dengan suasana bahagia, berlapis akal pemikiran posiitif. Dengan pemikiran yang possitif itu pula, saya merasa jika teman saya yang berulang tahun ini, akrab dengan teman-teman barunya itu adalah hal yang wajar. Kami tidak akan selalu bersama, kami juga tidak bisa menjaga dia yang sakit-sakitan itu hingga ke kampus. Kami juga punya teman baru, teman akrab baru di lingkungan kami. Yaaa wajar lah itu semua.
Hal ini, membuat saya yakin. Apapun masalah yang terjadi antara kami, baiknya dibicarakan. Pemikiran yang salah, salah paham, atau menduga-duga hanya membuat perasaan kami menjadi tidak nyaman. Pemikiran seperti itu, baiknya diselesaikan dengan baik-baik, dibicarakan bersama kemudian mencari penyelesaiannya bersama. Islam juga mengajarkan kita untuk bermusyawarah.
Jika didiamkan, maka pemikiran yang salah itu, akan menimbulkan jeda yang amat jauh. Akhirnya kami berselisih.
Pengakuan kami sebagai sahabat, tentu membuat kami ingin tetap bersama, bebas perkara. Maka, kami mesti sadar, kami juga harus bersama menyelesaikan masalah kami bersama, demi mencapai cita-cita kami bersama. Menjadi sahabat yang selalu bersama.
Kami tidak ingin, pemikiran yang tidak sama, salah paham, membuat kami bermusuhan. Menonomorsatukan rasa ingin menang sendiri, tidak mau mengalah dan mengaku salah, tidak pula mau mengintropeksi diri. Hingga akhirnya kami menjadi tidak akur, berkelahi. Atau parahnya lagi kami membuat onar, merusak fasilitas orang lain. Padahal, pangkal permasalahannya, demi kepentingan pribadi. Kepentingan menjaga nama baik, alias gengsi mengaku salah. Jadinya, mau menang sendiri. Maunya menyalahkan orang lain. Akhirnya tujuan yang telah dirumuskan bersama, tidak tercapai.

Ya.., sekarangkan memang gaya-gayanya mau menang sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau