Langsung ke konten utama

Proposal MP

PROPOSAL
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII SEMESTER GANJIL
DI MTs NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2010


DISUSUN OLEH :
FARNINDA ADITYA
NIM.1081109152
















JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PONTIANAK
2011




BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dunia pendidikan, evalusi menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan. Hasil dari proses pembelajaran dan keberhasilan tujuan pembelajaran akan dapat dibuktikan, setelah evaluasi dilaksanakan.
Evaluasi berguna memberi informasi mengenai tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Selain itu, hasil evaluasi akan menentukan tindak lanjut yang mesti dilakukan kemudian. Namun, evaluasi tidak akan terlaksana, jika tidak adanya alat yang digunakan untuk mencari tahu infromasi yang diinginkan. Alat evalusi yang sering digunakan adalah tes.
Menurut jenis dan bentuknya, tes objektif dalam bentuk pilihan ganda hingga kini menjadi tes yang lebih sering digunakan. Baik pada saat tes sumatif ataupun tes formatif, bahkan untuk UAN (Ujian Akhir Nasional). Untuk itu, tes dalam bentuk pilihan ganda ini, mesti memenuhi syarat-syarat tes yang baik. Maka tes yang baik perlu mempunyai kualitas yang baik. Menurut Nana Sudjana (1992:12), suatu alat penilaian yang berkualitas harus memenuhi dua hal, yakni ketepatan atau validitasnya, dan ketetapanya atau reliabilitas. Sedangkan kualitas pilihan ganda yang perlu diperhatikan ialah, pada tingkat kesukaran tes, daya pembeda dan distraktor atau fungsi pilihan yang disediakan.
Mencermati fungsi dan syarat tes, maka pembuatan tes mestilah dilakukan dengan benar. Sehingga pembuatan tes, tidak hanya untuk memenuhi prosedur pelaksanaan evaluasi. Melainkan untuk mendapatkan informasi hasil tes yang benar, dan pengambilan keputusan penilaian.
Jika dilihat dari fenomena yang ada, sering kali soal tidak pernah dilakukan uji coba, sehingga kualitas tes tidak diketahui. Baik tes formatif ataupun sumatif. Hal ini dikarenakan agar soal terjaga kesuciannya, dengan kata lain soal tidak diujicobakan agar soal tersebut tidak bocor, sebelum pelaksanaan sebelu ujian dilaksanakan. Bahkan saat pelaksanaan UAN, kerap kali kita temukan, adanya pihak kepolisian yang ikut menjaga soal-soal ujian di sekolah. Tentu, untuk menjaga kerahasiaan soal.
Soal ujian ataupun soal ulangan, pasalnya sama saja, sering kali tidak dilakukannya uji coba tes. Lain halnya, jika guru sebagai penyusun tes bidas studi itu, termasuk dalam kategori guru yang malas membuat kisi-kisi soal tes. Hal ini bisa saja, memacu mereka untuk memilih menggunakan soal tes yang ada di buku panduan belajar. Jika sudah begini, maka kemampuan orang yang dites, tidak bisa diukur pengetahuannya. Hal itu dikarenakan hasil tes yang diperoleh, bukan berasal dari pemahaman siswa pada materi ajar, tetapi penghapalan siswa dari jawaban soal yang telah mereka kerjakan. Atau parahnya lagi, mereka (guru) tidak mempunyai pengetahuan dan keahlian khusus dalam pembuatan tes. Tidak ada dan tidak pernah ikut pelatihan atau pembekalan khusus mengenai pengetahuan dan keterampilan melakukan evaluasi, diakui oleh salah seorang guru di MTs Negeri 1 Pontianak, yang mengajar SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) kelas VII.
Terlepas dari permasalahan penyusunan tes, MTs Negeri 1Pontianak, merupakan salah satu dari dua MTs Negeri yang ada di Pontianak. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan peneliti untuk mengetahui kualitas butir soal ulangan harian yang ada di MTs Negeri 1 Pontianak. Diharapkan, soal ulangan yang dibuat memberi informasi yang benar. Sehingga hasil dari tes dapat memberikan infromasi yang tepat untuk guru bidang studi. Kemudian, hasil tes dijadikan pertimbangan untuk peningkatan pembelajaran. Jika tujuan instruksional tercapai, maka mutu peserta didik meningkat. Sehingga MTs Negeri 1 Pontianak, sebagai sekolah Menengah pertama yang berlandasakan Islam, dapat dijadikan kebanggaan masyarakat dan kepercayaan orang tua untuk memenuhi pendidikan anaknya dengan pendidikan berlandaskan agama Islam.
Soal ulangan harian SKI kelas VII MTs Negeri 1 Pontianak, yang akan dianalisis ini adalah, tes yang disusun oleh guru bidang studi SKI. Berbeda dengan soal ulangan umum, yang dibuat oleh K3M (Kelompok Kerja Kepala Madsrasah). Maka, selain soal ulangan ini pelaksanaan uji cobanya tidak jelas, pembuat soal tes juga kurang mendalami pengetahuan dan keterampilan khusus dalam membuat tes. Tidak hanya itu, dilihat dari hasil tes nilai yang diperoleh, nilai siswa berada diatas rata-rata. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui kualitas soal tes yang ada pada ulangan harian ini.
Maka untuk mengetahui, apakah pengukuran dan penilaian evaluasi dengan menggunakan tes telah memenuhi syarat tes yang baik, maka perlu adanya peninjauan terhadap soal tes yang digunakan. Dikarenakan, data yang diperoleh adalah instrumen tes semester ganjil tahun 2010, dan yang ingin diketahui adalah kualitas tingkat kesukaran, daya beda dan distraktor butir soal. Maka, peneliti merasa perlu melakukan Analisis Kualitas Butir Soal Ulangan Harian Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kualitas validitas butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
2. Bagaimana kualitas Reliabilitas butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
3. Bagaimanakah kualitas tingkat kesukaran pada butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010?
4. Apakah kualitas daya pembeda pada butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010 befungsi dengan baik?

IDENTIFIKASI MASALAH
1) Masih banyak guru bidang studi yang mejadi pembuat tes, tidak menyiapkan kisi-kisi soal tes. Sehingga tujuan pembelajaran yang berdasarkan standar kompetensi tidak tercapai.
2) Masih ada guru bidang studi menggunakan tes dari panduan belajar sebagai soal tes. Hal ini, bisa menyebabkan hasil tes tidak objektif, karena peserta tes bisa saja menghapal jawaban dari buku panduan belajar. Maka tidak ada informasi yang didapatkan dari daya serap siswa terhadap materi ajar.
3) Masih banyak guru bidang studi yang kurang mendalami keterampilan pelaksanaan evaluasi, terutama dalam pengunaan tes sebagai alat ukur dan penilaian.

C. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh infromasi dan mengetahui bagaimana Kualitas Butir Soal Ulangan Harian Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Semester Ganjil Di Mts Negeri 1 Pontianak Tahun 2010. Adapun yang menjadi sub penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kualitas validitas butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
2. Mengetahui kualitas Reliabilitas butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
3. tingkat kesukaran pada butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
4. Mengetahui kualitas daya pembeda pada butir soal ulangan harian sejarah kebudayaan Islam Kelas VII di Mts Negeri 1 Pontianak tahun 2010.


D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk peneliti, sebagai praktek ilmu Evaluasi yang peneliti dapatkan di mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di Tabiyah Porgram Studi Pendidikan Agama Islam. Selain itu, penelitian ini menjadi pengalaman yang menambah wawasan ilmu mengenai analisis tes. Terutama dalam analisis butir soal tes.
Secara khusus, penelitian ini juga bermanfaat untuk:
1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menteri agama kota Pontianak. Sebagai informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, membuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas guru bidang studi agama Islam terutama dalam bidang Evaluasi.
2. Bagi pihak sekolah MTs Negeri 1 Pontianak, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan evaluasi.
3. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk guru bidang studi yang membuat tes sebagai masukan dan informasi mengenai penmbuatan tes yang baik dan benar.
4. Untuk pihak STAIN, jurusan Tarbiyah Program Studi Agama Islam. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan informasi untuk menyenyempurnakan mata kuliah Evaluasi pembelajaran, terutama untuk keteranpilan membuat perangkat tes.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN EVALUASI DAN EVALUSI PENDIDIKAN
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab al-taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan, educational evaluation = al-taqdir tarbawy. Artinya, sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan Edwin Wand dan Gerald W. Brown dalam Anas Sudijono (1996:01), evaluasi menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses dengan kegiatan pendidikan.
Evaluasi pendidikan menurut Edwind Want dan Gerald W. Brown ialah suatu kegaitan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Secara umum, tujuan evaluasi adalah untuk menghimpun bahanbahan keterangan akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan dan kemajuan peserta didik. Selain itu, juga untuk mengetahui efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran.
Adapun secara khusus, tujuan evalusi ialah untuk merangsang kegaitan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Kedua, untuk mencari dan menemukan faktor-faktor oenyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicarikan jalan keluar untuk memperbaikinya. (1996:1617).
Dalam pelaksanaannya, evaluasi mencakup dua kegiatan yakni pengukuran dan penilaian. Evaluasi dikatakan sebagai kegaitan atau proses untuk menilai sesuatu, untuk mendapatkan penilaian mesti adanya pengukuran, dan wujud dari pengukuan itu dikenal dengan pengujian atau tes.
B. PENGERTIAN TES
Tes bisa didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites dan berdasakan prastasinya menunaikan tugas-tugas yang dimaksud ditariklah kesimpulan- kesimpulan tentang aspek-aspek terntentu mengenai kepribadian orang yang di tes. Hasil pengetasan dilukiskan dalam bentuk angka-angka, atau skore.
Tes bisa dikatakan sebagai salah satu alat pengukurkan pendidikan yang bersama-sama dengan alat pengukur lain, menghasilkan infromasi-informasi kuantitatif yang bisa dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan penilaian.
Maka, Tes haruslah memenuhi syarat-syaratnya, tes yang baik tentu akan memberi informasi yang tepat. Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 56), tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaraatan tes. Diantaranya adanya Validitas dan Reliabilitas.
Sebuah tes disebut Valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Istilah “valid” yang kerap digunakan ialag “shahih”, sehingga validitas diganti menjadi kesahihan. Menurut Saifuddin Azwar (2005:0173), Validitas mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsii ukurnya.
Sedangkan menurut reliabilitas Suharsimi Arikunto (1993: 58), ialah ketepatan. Dalam bahasa Indonesia diambil dari kata bahasa Inggris berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya.
Dilihat dari penggunaannya, tes dalam praktek pendidikan menurut Raka Joni (03:1986) ialah untuk:
1. Mengetahui status prestasi siswa, yang kemudian dibandingkan dengan kriteria internal atau ektsternalnya
2. Mengetahui potensi dari siswa yang dipergunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang penempatan dan penakutan siswa di masa mendatang.
Dengan tes maka dimungkinkan adanya perbandingan antara satu dengan yang lainnya, dimana butir soal yang diberikan sama sehingga ada perbedaan yang mencerminkan perbedaan prestasi. Dengan demikian sangat jelas bahwa tes menjadi salah satu alat untuk mengadakan pengkuruan.

C. TES SEBAGAI ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur. Adapun jenis dari tes itu dibagi menjadi dua, yakni tes uaraian dan tes objektif.
a. Tes Uraian
Dari namanya sudah jelas, bahwa tes ini berbentuk uraian. Maka tes ini menuntun siswa untuk menjawab pertanyaannya dengan uaraian, atau penjelasan.
b. Tes Objektif
Tes Objektif terbagi menjadi beberapa bentuk, namun yang sering kali digunakan ialah tes objektif polihan ganda. Tes dalam bentuk ini menjadi populer saatbpelksanaan evaluasi sumatif, formatif bahkan UAN.
Dalam penelitian, ini, tes bentuk pilihan gandalah yang akan dianallisis.

D. ANALISIS BUTIR SOAL TES
Istilah analisis, dikenal suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun (Arikunto, 2001: 205).
Menganalisis tingkat kesukaran yang dimaksud artinya mengkaji soal-soal termasuk mudah, sedang dan sukar. Sedangkan menganailis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut membedakan siswa yang masuk dalam kategori siswa yang rendah dan tinggi prestasnya.





















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
Untuk mendapatkan infromasi mengenai kualitas butir soal, maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitaif. Dimana, data yang ada dikonsturk dalam angka-angka.
Ibnu Hadjar (1996:274) menjelaskan tentang kuantitatif, yang berarti oenyajian data dengan cara menggambarjan hasil data dalam bentuk perhitungan secara statistik, yaitu mengoorganisasikan dan menfasirkan angka-angka.
Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adlah metode deksriptif. Menurut Hadari Nawawi (2001:63), metode deskriftif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan objek penelitian, berdasarkan fakta yang tampak, sebagaimana adanya.

B. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Untuk memberi batasan yang jelas pada penelitian ini, sehingga tidak adanya keslahan penafsiran dalam pembahasan penelitian. Perlu, dikemukakan tentang variabel penelitian.

a. Variabel
Arikunto (1993:90) mengatakan bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian peneliti. Sedangkan menurut Sugiono (2005:50) menjelaskan bahwa variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk ditelito. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Variabel adalah sesuatu dari objek penelitian.
Dalam penelitian ini, Variabel penelitian hanya terdiri dari satu variabel, atau avariabel tunggal yaitu Analisis, dengan dimensi sebagai berikut:
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Tingkat kesukaran
4. Daya Pembeda

b. Definisi Operasional
Dalam penelitian, diperlukannya definisi operasional. Hal ini bertujuan agar terhindar dari kesalahan penfsiran pengertian yang dimaksud oleh peneliti.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Butir soal
Menurut Nana Sudjana (1992:135), analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-prtanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir soal, yang pertama analisis tingkat kesukaaran soal dan analisis daya pembeda. Selain Validitas dan reliabilitas.
2. Ulangan harian
Ulangan harian adalah pelaksanaan tes formatif, yakni dilakukan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar menagjar. Materi tes formatif umumnya ditekankan pada bahanpbahan pelajaran yang telah diajarkan, yang termasuk dalam kategori mudah maupun yang sukar.
3. Validitas
Validitas yaitu berkenaan dengan ketepatan alat penialaian terhda konsep yang dinilai,s ehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Nana Sudjana (1992:12)
4. Reliabilitas
suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang di dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada obyek yang sama. Artinya kapanpun alat penialaian ini digunakanakan memberikan hasil yang relatif sama.
5. Soal
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan.

c. Populasi dan sampel
Secara sederhana, populasi berarti sebagaiman kumpulan objek yang ingin diteliti. Menurut Sukandarrumidi (2002:47), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstraj, peristiwa ataupun gejaka yang merupakan sumber data dan memiliki karakterristik tertentu dan sama. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah, benda nayata yang dapat dilihat dalam bentuk sola tes ulangan harian SKI VII di MTs Negeri 1 Pontianak tahun 2010.
Sedangkan Sampel, masih menurt Sukandarrumidi , ialah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama yang merupakan sumber data. Sampel dari populasi soal ulangan harian SKI kelas VII MTs Negeri 1 Pontianak analah ialah Soal ulangan harian kelas VII A dan B, MTs Negeri 1 Pontianak tahun 2010.

d. Teknik dan alat pengumpul Data
Data yang dijadikan objek penelitian berupa Dokumen-dokumen. Sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan ialah pengumpulan dokumen-dokumen mengenai pelaksnanaan Evaluasi, terutama alat evaluasi.
Alat pengumupul data, berupa wawancara langsung dan file analisis ulangan harian. Selain itu ada pula, soal, serta buku panduan mengajar.

e. Teknik Analisis Data
Berdasarkan masalah dalam penelitian ini mengenai analisis kualitas data butir soal, yang terdiri dari validitas, reliabilita, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Maka teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus kualitas butir soal masing-masing. Adaun rumus yang akan digunakan ialah:
a). Rumus analisis validitas butir soal tes
b). Rumusa analisis Reliabilitas butir sola tes
c). Rumus analisis Tingkat kesukaran
d). Rumus analisis daya pembeda


















DAFTAR PUSTAKA

Annas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hadari Nawawi. 2007. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Ibnu Hajar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
raja Grafindo Pustaka
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian (edisi revisi I). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Baljar Mengajar.Yogyakarta:PT Remaja Rosdakarya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau