
22 Juni 2011. Hari ini, Ultahnya Irni Septy Zulhilda. Tahu?. Baca tulisan tentang candy-Candy. Jika dalam cerita itu, si Hilada Ultahnya di bulan Januari, itu pasalnya Cuma cerita. Tapi tentang persahabatan kita, nama-nama kita jarak rumah, dan pengumpulan uang untuk membeli kado itu benar semua. Bebarapa hari sebelum ultah, Hilda jatuh sakit, sebelumnya ia jatuh dan digendong, kemudian bangun, dan jatuh lagi alias pingsan. Jadi si Hilda nggak sekedar jatuh bangun, dan bangunnya tida sendiri, tetapi dibantu teman-teman kuliahnya. Ehem, masih ingat tentang postingan Aku Cemburu?. Heheh, ya itu memang cerita rasa cemburu aku sama waktu dan kesenangan Hilda dengan teman Kuliah dan sanggarnya. Ya, Uwes, tidak mengherankan sebenarnya jika Hilada dan teman-temannya itu bisa sangat akrab. Lah wong mereka setiap hari ketemu, dan dalam waktu yang sangat lama-selamanya. Kampus dan sanggar mereka ketemu.
Mengaku. Aku sangat mengaku, waktu itu akal positifku tidak berfungsi dengan sangat maksimal. Ya, bisa-bisanya aku cemburu dengan Hilda, gara-gara dia lebih memperhatikan teman-temannya itu dari pada kami. Yaaaa Ampun, pemikiran yang sangat O’on. Aku seakan tidak berpikir bahwa, kita mempunyai teman yang sangat banyak itu wajar, kita punya teman akrab di kampus itu wajar. Kita ini tidak selalu berada dikomunitas yang sama. Dan kita sama-sama sibuk di dunia baru kita. Lah sebaiknya itu, aku berterima kasih dengan mereka, karena mereka punya waktu yang lebih banyak dari pada aku. Mereka bisa mendengar cerita Hilda yang tidak pernah habis, dan yang terpenting mereka bisa menjadi sahabat Hilda yang baik. Mereka menjaga Hilda dengan sangat tulus. Buktinya waktu Hilda sakit, mereka lah, yang merawat Hilda. Emang iya, sih, sewaktu Hilda pingsan, ia sedang bersama mereka. Jadi, kata Hilda, mereka lah yang sibuk menolong Hilda, saat Hilda jatuh tak bisa bangun itu.
Aku sempat, membuat status di FB “Aku agik cemburu”. Ternyata itu stat dibaca oleh Hilda, dan waktu Aku, Eka dan Iip jenguk Hilada ke rumah Kakak sepupunya, Hilda tanya tentan stat aku itu.
“Kau cemburu dengan sape Nda?”
Dengan penuh rasa percaya bahwa jujur membawa kebaikan, “Aku cemburu dengan kau, karne waktu kau lebih banyak untuk kawan-kawan kau yang itu daripada dengan kamek-kamek”
Hilda tersenyum, dan aku ndaak tahu apa maksud senyumnya. Tapi, yang paling penting, aku sudah bilang apa yang aku rasa, Hilda tanggap atau tidak, pastinya Hilda sudah tahu. Selanjutnya padai-pandai die lah!
22 Juni pun datang. Kado dan ucapan, tentu bukan kami yang pertama. Sudah ada status di FB Hilda yang menyebutkan sapa-sapa yang memberi selamat, kue, dan kado. Kami, memang tidak bisa memberi kejutan disaat detik-detik Hilda berganti umur, atau memberi kejutan saat ia sedang lusuh, masai bangun tidur. Sebab, Hilda tidak tidur di rumah Iip tapi, tidur di rumak kakak sepupunya di Tanray yang Nun jauh disana, dari masing-masing rumah kami bertiga.
Seperti biasa, akan ada agenda pembelian kado, kue dan segala rupa. Jadi, kue yang beli ialah kue sangat tidak tahu apa namanya. Kuenya itu seperti lapis Surabaya yang bentuknya bulat, dan ditengah lapisan ada selai Bluberry. Kemduian dilumuri cokelat, dan dihiasi dengan buah cerry merah. Harganya sangat lumayan. Sehingga duit kami itu ada sisanya. Akhirnya kita sepakat untuk membelikan Hilda kue, yang kiranya memang bukan kue Ultah. Maka terpilihlah kue yang tidak jelas rupa dan rasanya. Warnanya cokelat muda, bentuknya seperti gunung meletus, dia bukan bolu, bukan juga apam, tapi keras dan berbau asam seperti apam. Dan untuk menambah rasa keseriusan, kami menancapkan satu lilik kecil berwarna merah.
Sewaktu sampai, di rumah. Kami pun dengan PD nya membawa kue yang tidak jelas itu dihadpan Hilda. Saat itu, muka Hilda kelihatan senangnya. Hilda ketawa, dan pastinya aura bahagia itu terlihat (haccccim, hacam iye-iye cakap). Hilda pun menutup matanya, ia berdoa, cukup lama. Tapi, kami memintanya berdoa lama-lama. Hehe, . Eka dan Iip yang menghadap Hila, tak berhentihentinya menyuruh Hilda “doanye lamak-lamak, jangan buka mate lok”. Ini strategi kami, agar si kue ultah yang sebenarnya bisa kami bawa di depan muka Hilda yang belum mandi itu.
Hilda pun membuka mata, dan eng, i eng. Hilda terkejut, saat tahu ada kue lagi. hah, ini yang ada dalam pemikiranku, terbesit pun tidak. Hem, bisa-bisanya si Hilda berdoa lagi, gara-gara ada kue lagi. hem, tapi bagus lah.
Suasana, Ultah kali ini sangat menyenagkan, apalagi aku bisa membagi-bagi sedekah ingus dengan si Eka. Hahahaha. Entah, mengapa tiba-tiba pembagian gila itu bisa aku lakukan. Tapi seru (parah).
Kami pun, akhirnya harus sadar untuk balik ke rumah. Tapi, sewaktu menuju rumah Eka, Iip kasih kabar bahwa si Hana mau numpang nginap ke rumahnya. Hah, si hana ini teman kami, yang sempat dan sangat menghilang. Ini juga disebabkan sikon dan letak geografis yang berbeda. Namun, selain itu ada perkara yang membuat kami waktu itu sempat marah dengannya.
Haaaa. Yang menyenagkan ialah. Eka tidak membawa muka marah dengan si Hana. Huh, untunglah. Kami bisa lepas ketawa, tidak ada muka marah, tidak ada pula percakapan yang aneh-aneh.
Hua... sungguh mengharukan, karena aku bisa menemukan suasana persahabatan kami lagi. meski berlangsung tidak terlalu lama. Namun, kembalinya kami berkomunikasi adalah hal yang sangat aku idamkan.
Malamnya aku SMS mereka:
Sayank Kalian
Thanx buat persahabatan kita
#dilarangmuntahkarnembacesmsimutini
Taraaaang mereka menjawab:
Iip: oke sayaaa sangat senang hari ini...
Semua tag terlupakan, :D
Hilda: Syg kamu jga
Komentar