“ Hos,,Hos”.
Suaranya ngos-ngosan. Bulir keringat mengalir deras di sekujur tubuhnya. Baju dekilnya basah. Perempuan tua itu, berjalan cepat sekali. Tangan kananya membawa parang tajam. Sedangkan yang kiri menahan bawaan diatas kepalanya. Dia perempuan perkasa. Menjujung sekarung sabut kelapa diatas kepala.
Sesampai dirumah, ia akan bersitirahat sejenak. Kemudian menghantamkan parangnya dan membelah sabut menjadi empat. Meski letih belum hilang sempurna. Sabut nantinya dibakar hingga menjadi bara, dan perempuan tua itu akan menghadap panasnya. Saat memanggang kue jualannya. Ia adalah emakku. Ia yang mencari uang untuk biaya hidup kami. Bapak sudah lama meninggal, sejak aku masih bayi.
Suaranya ngos-ngosan. Bulir keringat mengalir deras di sekujur tubuhnya. Baju dekilnya basah. Perempuan tua itu, berjalan cepat sekali. Tangan kananya membawa parang tajam. Sedangkan yang kiri menahan bawaan diatas kepalanya. Dia perempuan perkasa. Menjujung sekarung sabut kelapa diatas kepala.
Sesampai dirumah, ia akan bersitirahat sejenak. Kemudian menghantamkan parangnya dan membelah sabut menjadi empat. Meski letih belum hilang sempurna. Sabut nantinya dibakar hingga menjadi bara, dan perempuan tua itu akan menghadap panasnya. Saat memanggang kue jualannya. Ia adalah emakku. Ia yang mencari uang untuk biaya hidup kami. Bapak sudah lama meninggal, sejak aku masih bayi.
Komentar