Langsung ke konten utama

Si Ingus Encer





Maaf, dalam membuat tulisan ini penulis dalam keadaan menarik ingus encer yang sedang hobi main luncuran di goa kecil di hidung penulis. Maka, jika ada kesalahan dalam kepenulisan ini, jangan salahkan penulis. Tapi, salahkan si ingus encer, karena telah menganggu konsentrasi penulis untuk merangkai kata yang baik, bijaksana, dan darmawan. *?*!

Terimakasih yang menyadarkan saya, bahwa saya punya hidung
Terimakasih batuk yang menyadarkan saya, bahwa saya punya leher
Terimakasih bersin-2 yang mengalirkan air mata saya, hingga saya sadar bahwa saya punya mata
Terimakasih berat buat virus-virus yang telah membuat saya sakit, kalian menyadarkan saya, bahwa saya punya rasa yang namanya sakit. Menyadarkan saya bahwa sehat itu penting, menyadarkan saya bahwa saya harus menjaga segala yang ada di anggota tubuh saya. Menyadarkan saya untuk memberi perhatian pada mereka( seluruh anggota tubuh luar dalam). Bersikap adil dan tidak egois.
Ya, kadang jika sibuk melanda, akan ada lupa yang membuat kita tidak ingat untuk memperhatikan kesehatan. Target pekerjaan yang mesti selesai, juga menjadikan kesehatan mendapat pelayanan yang nomor kesekian. Kasihan.

Jika si hidung bisa bicara, silakan saja protes saya yang tidak pernah menjaganya dari debu
Jika leher bisa bicara, saya rela bila ia ingin marah karena saya tidak memilih-memilih makanan yang tepat untuknya, dan tidak tahu sikon yang tepat. Saking peduli cuaca panas, hantam saja yang dingin-dingin dengan berlebihan.
Jika bersin-bersin berkesempatan memberi sambutan, berpidato panjang lebar tentang rasa syukurnya berada diantara kesibukan saya yang tidak jelas. Maka saya dengan setia akan mendengarkannya.

Rasa bangga yang tidak terkira untuk kehadiran kalian si Ingus, si Batuk dan si bersin-bersin. Jika selama ini banyak orang yang menilai kehadiran kalian itu hanyalah suatu petaka, maka saya tidak akan mengatakan hal itu pada kalian, (Tidak menutupi kebenaran bahwa kalian memang merepotkan). Memang tidak mengherankan, mengapa banyak orang beragrumen seperti itu. ketika kalian datang, kesibukan akan bertambah. Paling tidak sibuk untuk menarik ingus yang meler, mengelapnya dengan tisu atau handuk. Kemudian memencetnya hingga merah. Tidak hanya merugikan waktu, tetapi juga merugikan duit, karena harus menyisihkannya untuk beli tisu, !?!!@#$???
Jika sudah ingusan, ada kalanya pula sulit untuk mencari nafas karena hidung yang sumbat. Tidak merasa plong saat menyedot udara, satu lenggang dan satunya dalam keadaan macet, total!
Kesibukan juga akan bertambah, jika batuk melanda. Ya, seperti menutupi mulut ketika batuk di depan umum, mengeluarkan suara kodok yang sangat sumbang, demi menghilangkan rasa gatal di tenggorokan. Menahan pedih ketika batuk kering, atau akan selalu membasahkan mulut jika batuk berdahak. Lain lagi jika bersin-bersin, mata berair seakan merana. Bukan karena duit di dompet tinggal seratus rupiah. Jika malu, bersin mesti ditahan, dan hasilnya bersin yang tidak memuaskan. Tapi jika dilepas, maka semua orang akan tahu bahwa suara kita akan sangat lebih jelek dari pada guguk yang sedang melengking di tengah malam, (terlalu belebeh!).
Namun, hal ini tidak boleh membuat kita berpikir bahwa penyakit yang paling mudah dan sering melanda kita ini sebagai malapetaka, marabahaya (belebeh lagi), terutama dikalangan teman-teman kita Kenapa?. Ya, paling tidak saat kita ingusan itu malah membuat kita semakin kompak dengan mereka. Buktinya, waktu itu teman saya, si Miea sedang beringus, yang artinya dia dilanda penyakit ingusan. Si miea dengan santainya mengarahkan tangannya ke arah hidung, kemudian menggengam tangannya, seolah ia mendapatkan sesuatu. Setelah ia merasa ada sesuatu di dalam genggamannya itu, ia akanmengarahkan genggamannya ke hidung saya. Dan, dengan penuh rasa yang sangat kompak ia membuka genggaman itu, maksudnya tidak lain tidak bukan, ia mencoba untuk menularkan penyakit ingusannya itu ke saya. Ya, mungkin karena kita sudah temanan lama, si Mia kepengen, kita sama-sama menikmati asyiknya menarik ingus. Halah?!. Selain itu, jika ada yang ingusan selain kita, maka teman kita yang sedang ingusan itu dengan bangga akan berkata “eh ingusan juga ya?”. Gila, hal ini menandakan bahwa kita memang sangat kompak, kemudian para ingusan akan dengan kompak menyebarkan penyakit ingusannya dengan yang lain, supaya kompak. Sangat solid bukan?.
Ha, kalau batuk lain lagi. Saat ada yang mendengar kita batuk, teman-teman kita pasti akan mencari sumber suara, otomatis kita jadi perhatian mereka. Biasanya ada juga yang akan membantu kita untuk mengeluarkan batuk dengan mudah, atau membuat rasa sakit karena batuk itu berkurang. Kalian pernah dengar, jika ada yang batuk kadang ada yang berdehem “Ehemmm, hem ehem”. Kalau bukan membantu proses membantuk, guna apa coba?.
Dan, jika bersin, maka kita akan mendapatk limpahan doa keselamatan dari mereka yang mendengar bersin kita dan membacakan doa tersebut.


So, tidak semua pilek, batuk dan bersin merugikan kan?.



NB: Ditulis dalam keadaan menahan ingus, dan konsentrasi terganggu si ingus. Atas pengaruh si ingus pula tulisan ini membahas tentang kebaikan si ingus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau