Langsung ke konten utama

Tentang Saya?

Nama saya Farninda Aditya.

Panggil saya Ninda. Itu nama panggilan saya dari kecil dan dari keluarga saya. Tapi, setelah beranjak besar dan melewati masa SD, saya biasa dipanggil dengan Farninda, karena nama yang tertempel diseragam saya lengkap sekali Farninda Aditya. Lagi pula, saat seragam putih biru ini, kebanyakan bukan teman-teman sewaktu SD, maklum SD saya berada di Kampung saya, tempat tinggal saya. Maklum di Kampung-kampung terkadang hanya SD saja yang tersedia, tidak ada SMP apalagi SMA. Jadi untuk melanjutkan jenjang pendidikan, harus siap siaga dan sedia untu melewati perjalanan yang cukup panjang, tidak seperti SD. Sekolah yang jaraknya tidak jauh dari rumah saya.

Selain Farninda, ada juga yang memanggil saya dengan nama belakang saya, Aditya. Saya juga heran mengapa nama yang identik untuk anak laki-laki ini ada pada saya. Konon katanya, bapak saya ingin anak laki-laki setelah emak saya berhasil melahirkan anak perempuan,, dan tidak berhasil untuk menjadikan janinnya sebagai anak laki-laki. Mungkin nama Aditya itu adalah nama pelampiasan bapak saya yang mungkin nama itu telah ia persiapkan jika nak laki-lakinya telah lahir, mungkin. Tapi, saya juga pernah mendengar nama Aditya itu bukan pemberian kedua orang tua saya, bahkan nama Farninda juga bukan dari mereka, entah siapa, ada yang bilang kakak saya, mak mude saya, hebatnya lagi isunya tetangga saya yang member nama itu. Yang jelas Emak saya ingin ada Far di depan nama saya, mengingat saya lahir dibulan Safar. Begitulah Emak saya, Emak yang lahir di masa bahula’ dan melahirkan anak di zaman 90-an. Tapi, saya tidak terlalu memikirkan hal itu, karena saya sangat bangga dengan nama yang telah diberikan pada saya untuk siapapun yang memberi saya nama. Terima kasih. Farninda itu, seakan saya adalah seorang perempuan yang lembut saya taksirkan di nama Ninda-Inda-Indah, sedangkan untuk Aditya, saya artikan bahwa perempuan lembut ini juga perkasa, karena Aditya layaknya nama anak laki-laki yang semestinya harus kuat. Saya merasa nama saya mewakilkaan kesetaraan gender. J

Selain Farninda dan Aditya, ada pula yang memanggil saya dengan nama Ita dan Yuli. Dua nama yang tidak ada sangkut pautnya dengan nama saya. Meskipun saya tahu itu bukan nama saya, saya tetap menyahut, mengiyakan. Dua nama itu, nama kakak-kakak saya. Lahi pula, saya memaklumi orang-orang yang memanggil saya dengan nama itu. Umumnya yang memanggil saya dengan nama kakak saya ialah “kaum-kaum tua”. Wajarlah jika mereka hanya mengingat nama kakak saya, secara ketika kakak-kakak saya lahir, ingatan mereka masih Fresh jadi, nama yang mereka ingat hanya nama kaka-kakak saya. Saat saya lahir dan tumbuh kembang, mereka sudah tua, dan tidak tau dan tidak ingat nama saya.

Linda, Dinda, Ida, Winda. Terkadang nama –nama itu juga ditujukan pada saya. Lagi-lagi saya menyahut. Pikiran saya melogikan bahwa N untuik Ninda, saya halnya L, D, W untuk dihimpitkan pada nama Inda. Sehingga ketika menyebutkannya sama saja kedengarannya. Lagi pula, nama Inda dengan himpitan huruf L, D, dan W lebih banyak dari N. J

Namun, saya merasa nama saya semakin banyak, setelah saya memasuki dunia mahasiswa, berada di area kampus. Saya tidak tahu apas ejarahnya, hingga nama saya banyak sekali versinya. Ada yang memanggil saya dengan nama Nindia, Nanda, Firnandia. Nindi, Nindia, dan Inda. Seperti yang sesudahnya, saya menyahut saja, asalkan saat itu saya memang mengerti bahwa nama itu untuk saya. Terlebih saat ini ada berbagai macam jejaring social, di internet. Saya yang juga memanfaatkan teknologi canggih komunikasi infromasi itu, juga menggunakan nick name, yang lebih dari satu. Ada Faditya, Niendji, dan yang sangat popular di Facebook, Nin Dit. FB yang sangat banyak peminatnya ini, dan hamper semua orang di kampus punya akun ini, dan menjadikan saya dan daya menjadikanya teman, akhirnya banyak yang memanggil saya dengan nama itu. Nin Dit.

Saya oke-oke saja. Bahkan saat saya kecil, ada yang memanggil saya dengan Nandut dan Nindot. Itu karena sewaktu kecil saya gendut. ‘Ndut.

Hem saya kaya nama ya?. Dari nama-nama yang saya sebutkan, Anda ingin memanggil saya dengan nama Apa?.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau