Langsung ke konten utama

Dari “Bommm…” sampai Bedabol

(Cerita dari Kegiatan Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional)
Diterbitkan: teraju.id 

Apa yang terpikirkan ketika membaca kata “Bommm…” atau mendengarnya? Bisa jadi yang tergambarkan adalah Bom peledak, atau mungkin kue yang berasal dari Ubi, kue Bom.  Namun, ketika kata tersebut didengar oleh sebagian orang Kebahan di Melawi, mereka akan menjawab “Bommm…”. Setidaknya, begitulah yang saya perkirakan. Sebab, di acara Gawai Bahasa Ibu yang diselenggarakan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu (ILBI), Ibu Sukarni mengenalkan kata tersebut.
“Kalau kami, Kebahan ayo pulang itu, Bommm… pulang.”
Sebagian dari peserta takjub mendengarnya, sebab seperti kata Nurhasanah, peserta dari Club Menulis IAIN Pontianak, “Biasanya kita mendengar Jom, nah sekarang kita gunakan Bom.”
Dan, setelah kata tersebut mengudara di ruangan Sekretariat Majelis Adat Budaya Melayu waktu menuju senja terdengar bisik-bisik peserta sebagian besar adalah mahasiswa, menggunakan kata “Bommm…”.

Dari “Bommm…” sampai Bedabol

Cerita Bu Sukarni yang memang orang Kebahan ini menjadikan kegiatan Gawai Bahasa  lebih bermakna, sesuai dengan temanya “Revitalisasi dan Vitalitas Bahasa Ibu dalam Budaya Global dan Industri Kreatif”.
Sama halnya dengan cerita Dr. Agus Wartiningsih. Ketika ia mengawali perkuliahan, ia menanyakan asal daerah mahasiswa kemudian berkomunikasi menggunakan bahasa ibu mahasiswa tersebut. Beberapa bahasa yang dapat digunakan Bu Agus di antaranya adalah Bahasa Dayak Jangkang, Sanggau, Madura, Minang, dan Sunda. Bu Agus merasa, menguasai bahasa selain bahasa ibunya-Jawa, sangatlah penting , karenanya ia berusaha untuk menguasai bahasa yang ada di lingkungannya.
Hal tersebut memang menjadi hal yang positif, buktinya bahasa yang beliau kuasai dijadikan bahan untuk mengajak mahasiswanya untuk melestarikan bahasa ibu masing-masing.
Selain dari cerita Bu Sukarni dan Bu Agus, Robiansyah, mahasiswa lulusan FKIP Bahasa Indonesia mengenalkan dirinya dengan panggilan Ocon. Ocon mengaku bahwa dirinya adalah anak bungsu, dan di dalam keluarganya ia dipanggil Ocon. Ocon adalah panggilan untuk anak bungsu di Ngabang, namun ada pula yang menggunakan Oson, hal ini seperti panggilan bungsu pada bahasa Melayu lainnya yakni Usu, dan Ucu.
Nama panggilannya itu tak hanya dikenal oleh keluarganya, sebab penulis buku Mozaik Puisi Indonesia Garuda Muda ini juga menyematkan panggilan tersebut sebagai nama pada karya-karya, bahkan ia pun dikenal dengan nama tersebut.
Banyak cara melestarikan bahasa ibu. Yaser satu di antara narasumber, penggiat teknologi informasi Kalbar, menyatakan bahwa  teknologi memudahkan kegiatan pelestarian bahasa ibu lebih cepat dan lebih mudah dan tidak ada batasan. Ia juga mengakui, kegiatan Bedabol dan Betutur pada tanggal 20 Februari, terasa riuh rendahnya di media sosial, khususnya Facebook.




Baca juga tulisan serupa: 

“Bahasa Ibu, Bahasa Damai dan Kasih Sayang”

Komentar

ahmad mengatakan…
Tapi kalau kata bom ini didengar sama petugas bandara supadio pas mau ajak teman checkin tiket dijamin langsung diamankan masuk ke ruangan mereka...:)
Qumay mengatakan…
Kalo kite nak bedabol tiap hari bse tak ye di grup Blogger tu...hehehe

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau