![]() |
Sumber Foto: edisumarnoblog.blogspot.com |
Surat untuk Kekasih Angsana. Tadi kulihat. Angsana berjalan tatih. Wajahnya lesu, saat kutanya apa ia sudah makan, ia mengaku sudah.
"Berapa kali?"
Sekali, jawabnya padaku.
Setahuku, Angsana sangat doyan makan, aneh, setelah tahu, hanya satu kali ia makan.
"Sudahah, Ketapang. Jangan tanya perihal apa yang terjadi padaku, hari ini. Kekasihku, sudah tak
peduli padaku, makan apa aku, berapa kali, dia sudah lupa tanya itu padaku, beberapa hari ini, malah"
Aku terdiam, apa maksudnya Angsana membawa kekasihnya dalam bicaranya. Oh, ya apa dia sedang bermurka pada kekasihnya.
" Apa yang terjadi antara kau dan kekasihmu, Angsana?"
Angsana
"KETAPANG! Apa kau bisa berhenti bertanya, PIKIRANKU SEDARI SADAR BERTANYA, SEDARI PULA TAK ADA YANG MENJAWAB PERIHAL ITU! AKU DAN KEKASIHKU!"
"Aku mohon, jangan bertanya.. Aku lemah pada tanya - tanya".
Angsana lari, lari, lari....
Ia lari dari tanya-tanya..
Wahai kekasih Angsana, kemana?
Komentar