Assalamualaikum.
Wahai kekasih Angsana, yang namanya belum kuketahui. Perkenalkan, aku Trembesi. Jika malam begini, aku merunduk menutup diri sebenarnya, ah apalagi hujan begini. Baiknya aku mengumbuk.
Tapi, seperangkat waktu yang aku punya, sekarang aku mendongak sedikit. Menulis tentang Angsana dan kau, namanya belum kuketahui.
Aku melihat Angsana memandang tanah, ia menunduk, tak memedulikan kiri dan kanan
Aku melihatnya dari kejauhan dan karena itu ingin kusapa. Hanya, saat aku ingin menyapa, tak kuliah ia menatapku.
Kutunggu, tak juga ia memandangku.
Maka berteriaklah aku.
"Angsana! Angsana! Angsana!", barulah ia sadar akan aku.
Ia masih melongo
" Hendak kemana kamu?" dia terkejut, akan tanyaku.
"Kemana? Entahlah. Ke sana!", jawabnya. Aku tahu di ragu.
" Angsana, hendak kemana kamu?"
"Aku? Oh aku akan membunuh kekasihku, Trembesi. Ya aku ingin membunuh kekasihku"
Kulihat, matanya nanar. Aku pun diam. Membiarkan.
--,,-
Karenanya aku Menulis ini untukmu. Agar kau hati-hati, tapi jangan kau jauhi sebab rembesan air, kulihat dari retina.
Komentar