![]() |
Sumber Foto: sendiridanrahasia.blogspot.com |
Angsana Memutar Haluan. Bulan menggiring Angsana kembali, sudah berapa hari ia tak ada di rumah. Trembesi dan Ketapang, datang menyampaikan nanar dan kepiluan Angsana. Bimbang? Tentu saja.
Hingga kulihat, Angsana menatih kakinya hari ini. Meski pelan, ia jelas melangkah. Kuucapkan salam padanya, agar ia lunak. Ketika mendengar suaraku, ia menoleh lalu tersenyum
"Sini, nak", kataku mengajaknya duduk di samping.
"Meski aku tak tahu dengan jelas masalahmu, aku hanya ingin menjadi orang yang sedia ada untukmu. Jikalai kau pun, boleh membiarkan, biarkan aku pula memberi nasihat. Anggaplah aku sok, tak apa".
Angsana, menurunkan kepalanya ke pundakku. Menyandarkannya. Tak perlu aku bertanya, keletihan dan kesedihannya sedang ia sampaikan padaku. Ia juga ingin menyandarkan kekacauan yang terjadi padanya beberapa hari ini.
'Inilah hidup, nikmatilah. Tak semua kehendak sewujud dengan kehendak. Tak semua kepasrahan pasrah dengan kepasrahan".
Komentar