Barusan saya bongkar lemari, kotak, rak buku di kamar, setelah saya membongkar kota make up, perkakas tulis, plus obat-obatan. Saya sampai mengubah posisi banyak buku, bahkan koper untuk meletakkan buku malah untuk meletakaan koper lain yang berisi mesin ketik..
Saya mencari buku rekening, yang beberapa hari lalu, saya mengobrol dengannya tentang, ketika tidak diperlukan seakan mudah lupa.
Saya bilang begitu pada buku rekening Mandiri saya. Bahwa saya sudan lama tak mengisinya, saya merasa tidak terlalu harus mebawanya, saya jaga dan dijenguk..
Hahaha, tentu saja karena keuangan akhir tahun limit untuk ditabungkan.
Setelah selesai dengan pembayaran uang semester kuliah, barulah saya tahu bahwa saya mesti menyisihkan uang lagi.
Maka, setelah percakapan beberapa hari lalu, kepala saya sempat pening karena tak menemukannya. Setelah saya betekad menyudahi, eh buku rekening ini malah menunjukan wajahnya di antara kaleng obat, kaleng perkakas tulis, keranjang makeup di dalam kotak.
Ouuuh saya sangat malu karena terlalu panik, atau mungkin terlalu bepikir jauh, bepikir hal rumit tentang keberadaanya. Padahal, dia sangat dekat bahkan di tempat kali pertama saya mencari dan meyakini. Ya, tapi saya terlanjur percaya bahwa diri saya sangat pelupa dan teledor.
Hanya karena pemikiran yang panik ini, saya tidak konsen.
Pengalaman ini seakan memberi jawaban secara tidak langsung, bahwa hal yang membuat saya khawatir malam ini karen saya terlalu takut. Telalu tidak memercayakan diri. Tidak terlalu peka.
Pengalaman ini memberi arti pula, jangan terlalu cepat mengambil keputusan, gegabah mengubah, hingga akhirnya penataan semakin kacau.
Atau biar lebih dramatis, perhatikan hal sekitar lebih detail. Mungkin karena ketidakpekaan, ada seseorang yang dilewati hanya untuk mencari tempat yang dipercayai, padahal sudah berjalan jauh, kaki kembali akhirnya pulang, baru menyadari bahwa ada sosok yang mematung telah behharap untuk diraih.
Seperti sore itu, tentang cinta yang lama seseorang diperjuangkan, setelah sampai pada keletihan, tiba-tiba ada yang menghampiri, membagi, mendukung, memberi senyuman. Padahal bertahun lamanya saling berdekatan.
Komentar