Langsung ke konten utama

SABTU BERSAMA BAPAK. BUKU WAJIB SEBELUM MENIKAH :D

Sejak melihat postingan Fikri Rasyid tentang Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya, saya memastikan harus membeli buku ini. Perihalnya, FR selalu punya dasar bagus menurut saya ketika ia mengatakan bagus. Sebanyak-banyaknya artikel yang ia tulis, saya selalu sepaham. Dan, saat postingan tentang Sabtu Bersama Bapak saya baca, saya mikir, bahwa saya juga ingin meninggalkan pesan untuk anak-anak saya kelak. Entah memang dalam bentuk Video, atau lebih dekatnya adalah blog, dan buku.

Sudah sangat lama saya ingin menjadikan Sabtu Bersama Bapak sebagai bacaan saya dan referensi saya. Jujur, saya penasaran dengan isinya. Bagaimana cata jitu membuat pesan untuk anak-anak dalam kisah novel ini. Hanya, beberapa bulan terakhir, buku yang saya beli belum mengarah pada buku bersampul biru dengan gambar keluarga ini.

VpS, menjadi orang yang saya ingin jahili untuk membelikan buku ini. Dengan modus, mungkin dia akan ikut baca dan mendapatkan inspirasi sebagai Bapak seperti di Sabtu Bersama Bapak, *tsaaaaaaaaaaah. Hahaha, lebih tepatnya sih, biar gratisan :P. Dan ternyata, ketika niat itu akan ia wujudkan ia malah lupa dengan list buku ini, malah berkeliling mencari Travel Writing Diaries yang baru sehari saya kirimkan niatannya, saya ingin buku itu. Yah, wajar sih, yang baru masih segar, dan yang lama malar buyar.

Saya yang rada kesal dengan diri sejak bulan Agustus belum membeli buku akhirnya menekatkan diri untuk beli. Tanggal memang tanggal 1 untuk dianggap sebagai tanggal muda sebagian orang, tapi tanggal ini tentu belum menunjukan kemudahan saya membelanjakan rupiah. Apalagi, wujud dari Sabtu Bersama Bapak, kembali mengiyang dan semakin terbayang.

Sore, tadi setelah memberi kabar pada VpS melalui pesan FB, saya bepergian ke Gramedia sendiri. Lebih me time juga. Oh ya, saya sempat berkeliling melihat Eksponya Danau Sentarum. Bangganya.

Dan, sesampai di rumah saya pun dengan segera membaca Sabtu Bersama Bapak. Maksud hati ingin membaca pengantarnya saja. Sudah garuh cendana pula, saya tahu bahwa saya akan melanjutkan membacanya ketika saya mendapatkan keunikan pesan melalui Video ini.

Sabtu Besama Bapak. Benar-benar Wow!

Banyak pesan-pesan yang saya dapatkan tentang keluarga. Di umur yang sudah pada setengah abad, harus lah punya konsumsi bacaan dengan keluarga, yang padahal tak terpikirkan ketika niat saya ingin buku ini. Selain recomended FR buku ini tentu mengingatkan saya pada Bapak. Satu lagi, sebagai orang yang "bermarga" Ad(tanpa h)itya, saya harus memberikan apresiasi karya. Dan, buku ini juga membuat saya iri, sebab saya tak bisa benar-benar bersama Bapak. Untung saja, memori yang ada di saya bersama Bapak telah ditulis dalam bentuk cerita pendek, setidaknya keabadikan kenangan bersama Bapak, terselamatkan.


Beberapa hal penting yang saya dapatkan dari Pesan Bapak Gunawan (Bapaknya, Sabtu Bersama Bapak):
1. Menikah itu banyak tanggung jawabnya. Rencanakan. Rencanakan untuk kalian. Rencanakan untuk anak-anak kalian.

Bagian ini sebagai seorang kepala keluarga, tentu saja lelaki memang wajib bertanggung jawab. Namun, untuk saya sebagai perempuan yang dinafkahi, saya juga harus punya rencana. Setidaknya saya punya tanggung jawab untuk mendidik, dan saya harus punya rencana bagaimana saya mendidik. Dan, belajar dari kerpibadian Mamah Itjeh juga. Menjadi Ibu yang tak ingin menyusahkan anak-anaknya. Mandiri. Saya harus punya inventasi untuk membantu keluarga saya, secara materi. Apalagi belajar dari pengalaman Mak, yang ditinggal Bapak,  perempuan mesti punya sandaran sendiri.

Bagi para lelaki yang menyatakan diri siap berumah tangga. Ada tiga perkara yang dimita pria pada wanita. Hal yang disampaikan oleh Pak Gunawan dan yang sangat dipegang oleh Saka alias Cakra ialah:

"Ketika seorang laki-laki dan perempuan menikah, laki-laki itu mmeinta banyak dari perempuan. Saya pilih kamu. Tolong pilih saya, untuk menghabiskan sisa hidup kamu. Dan saya menghabiskan sisa hidup saya bersama kamu. Percayakan hidup kamu kepada saya. Dan aya penuhi tugas saya padamu, nafkah lahir dan batin. Pindahkan baktimu. Tidak lagi baktimu kepada orantuamu. Baktimu sekarang pada saya".

Wale ndak tu. Baktimu sekarang pada saya. Itu sangat sakral brooo.

2. Ketika seorang anak magang mengatakan bahwa soft skill lebih penting dari akademik pada Saka, Saka bercerita tentang pesan Bapak. Tentang prestasi akademik yang bagus sebagai tiket mendapatkan pekerjaan. Pendidikan adalah penting. Persaingan di dunia kerja semakin cadas. Jika tidak punya tiket dalam hal ini IPK minimal 3, maka prestasi pendidikan membuat lamaran kerja tidak dilirik.
"Kalian punya banyak waktu untuk banyak hal. Asah soft kill kalian, belajar juga demik ahklak yang baik. Kembangkan bakat kalian, apa pun itu. Luangkan waktu untuk semua itu. Tapi satu saja, jangan lupa tiketnya".

3. Buku ini mengajarkan tentang mandiri dan membantu orang lain. Setelah Bapak meninggal, saya dan keluarga tinggal bersama nenek dan bibi. Bibi kami lebih banyak membantu secara ekonomi. Malah, motor yang saya gunakan sekarang sejak tahun 2008 adalah pemberian beliau. Baru, langsung kes!. Beliau tidak ingin saya susah-susah dalam hal kendaraan saat kuliah. Maka saya tahu bagaimana artinya bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan primer saya. Hingga saya selesai S-1 pun saya masih nyempil hidup dengan orang lain. Maka, seperti yang dikatakan Pak Gunawan.
"Ada orang yang merugikan orang lain. Ada yang yang merugikan keluarga yang menyayangi mereka. Ada orang yang hanya merugikan diri sendiri. Ada yang hanya berguna untuk diri sendiri. Ada orang yang menjadi berguna untuk keluarganya".

Pak Gunawan, memberi pesan jika situasi memungkinkan jadilah orang-orang yang berguna bagi orang lain. Maka, Saka sangat mudah memberi bantuan pendidikan untuk bibik yang bekerja untuk mamahnya. 

4. Tentang anak sulung. Anak sulung tidak pernah meminta ia menjadi sulung. Karenanya menjadikan anak sulung sebagai contoh dan bertanggung jawab pada adik-adiknya, menurut Pak Gunawan adalah salah. 
"Seorang anak, tidak wajib  baik atau pintar hanya karena dia sulung. Nanti  sulung benci sama takdirnya dan si bungsu tidak belajar bertanggung jawab dengan cara yang sama. Semua anak wajib menjadi anak baik dan pintar memang  yang sebaiknya semua manusia lakukan. 

5. Harga diri seseorang bukan berasal dari harga barang yang dikenakan. "Harga diri kamu datang dari dalam hati dan berdampak ke orang luar, bukan dari barang/orang luar. berdampak ke dalam hati". Nyuuut banget kan. 

6. Tentang Mimpi.  Menurut Pak Gunawan; Mengejar mimpi itu butuh dimulai sedini mungkin.Karena banyak sekali hal-hal yang menjadi pilihan dan membatasi menuju mimpi. Membayangkan jadi apa di dua puluh tahun ke depan, dan rencakan apa yang mesti dimiliki untuk mencapainya. Mimpi yang tinggi, dengan syarat merencakan dengan baik, rajin dna tidak menyerah. Mimpi tanpa action hanya membuat istri kalian kelapan.

7. Menjaga diri sebagai perhiasan keduanya. Bagian ini mengingatkan pesan kakak tadi pagi. "rajin minum jamu". Minuman yang sering saya gelengkan. Dan tentu saja meningkatkan akhlak, dan pengetahuan agama.

8. Jika kamu dijodohkan oleh orang tua. Orang tua pasti menjodohkan anak pada orang yang memiliki agama yang kuat. Kedua, orang tua ingin cucu-cucunya tidak jelek-jelek amat. Ketiga, 90% kemungkinan restu sudah ditangan.

9. Ketika punya anak, tetaplah memberikan pengertian bahwa membela bukan karena dia adik kita, kakak kita. Tetapi belalah yang benar. Ketika Miku membela Dani saat, Dani mengambil mainan yang bukan miliknya, Satya ingat dengan pesan Bapak "Di keluarga ini kita membela yang benar.  Karena Tuhan pun melihat manusia dari yang benar dan salah. Dan yang benar itu berarti baik. Bukan darimana dia berasal". 

10. Cari bukan untuk saling melengkapi. 
"Kalau saya, saya gak akan cari perempuan yang melengkkapi saya".  "Kata Bapak saya, dan dia dapat ini dari orang lain. Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. yang sama-sama kuat. Bukan yang saling mengisi kelemahan, Yu". "Karena untuk menjadi kuat, adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain". "Padahal setiap orang sebenarnya wajib menguatkan agama, terlepas dari siapa pun jodohnya". Tuh, iya banget kan.

Banyak sekali pembelajaran yang disampaikan di dalam buku ini. Seperti yang tertulis di cover belakang, buku ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang. Dan, tentang seorang bapak  yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.


http://fikrirasyid.com/sabtu-bersama-bapak/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau