Satu bulan yang lalu saya bertanya dengan seorang teman yang ikut program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Saya melihat dengan kegiatan tersebut, dunianya menjadi lebih luas. Setidaknya ia telah melakukan banyak hal untuk pendidikan. Saya, memang bukan tipe orang yang lebih banyak mengkritik sistem pendidikan yang katanya belum maju-maju, sebab saya sadar belum banyak hal yang bisa saya berikan, untuk memajukan. Jadi, daripda mengkritisi pemerintah, lebih baik mengkritis diri dulu untuk menjadi lebih baik. Mengkhalifahkan diri dulu.
Nah, setelah saya diceritakan tentang program SM3T, ternyata saya yang sedang melanjutkan pendidikan strata dua tidak masuk dalam persyaratan. Lagi pula, pendidikan terakhir saya adalah Pendidikan Agama Islam, setelah dibca juga belum masuk.
Seperti mimpi yang telah saya tuliskan bahwa saya ingin berkeliling dan berkisah.
Lalu, sebelum pulang kampung hari Sabtu, 7 Oktober saya mendapatkan kiriman SMS dari teman yang ikut program SM3T, dia bilang ada kegiatan Indonesia Menyapa. Sebelumnya saya memang ada membaca tag-kan tersebut di Beranda, namun saya tak lanjut membaca. Maka, saya pun bertanya pada Majed panggilan saya untuk Majidah apakah program ini, program Dikti. Majed, mengiyakan dan saya bilang akan menelusuri informasi lebih lanjut. Setelah diberi semangat oleh teman semasa MTs ini, saya pun mewajibkan diri untuk mendaftar.
Senin, saya pun cari Indonesia Menyapa. Dan, rupanya bukan program yang saya pikirkan, dan saya sadar Majed salah sebut. Sebab, memang ada program Indonesia Menyapa, tetapi untuk calon mahasiswa magister dan doktoral yang telah lulu Administrasi dan wawancara. Awalnya, saya lemas juga, sebab lagi-lagi saya tak bisa ikut. Saya sudah menjadi mahasiswa, jadi calon mahasiswa doktor? Kan belum lulus :D.
Tak mau berpasrah ria, saya mencari infromasi itu di Wall FB Dosen yang pernah saya lihat tag-nya. Dapat! saya pun langsung menuju link yang disediakan. #Menyapanegeriku. Jadi, dengan semangat Pahlawan saya pun mengunduh, lalu segera mengisi formulir. Hahaha, dan parahnya, ngisik formulir ke nules blog? Panjaaaaaaaaaaaaaaaaang. Alsebab diminta untuk menyeritakan pengalaman mengunjungi daerah di Indonesia. Yah, ditambah semangat Pahlawan + 45, wajarlah.
Namun, saya belum langsung mengirimnya. Masih diperam selama sehari semalam. Baru, malam ini mengirimnya. Cieeeeeeeeeeee gitu. Dan, sebelum mengirim saya membaca ini:
Nah, setelah saya diceritakan tentang program SM3T, ternyata saya yang sedang melanjutkan pendidikan strata dua tidak masuk dalam persyaratan. Lagi pula, pendidikan terakhir saya adalah Pendidikan Agama Islam, setelah dibca juga belum masuk.
Seperti mimpi yang telah saya tuliskan bahwa saya ingin berkeliling dan berkisah.
Lalu, sebelum pulang kampung hari Sabtu, 7 Oktober saya mendapatkan kiriman SMS dari teman yang ikut program SM3T, dia bilang ada kegiatan Indonesia Menyapa. Sebelumnya saya memang ada membaca tag-kan tersebut di Beranda, namun saya tak lanjut membaca. Maka, saya pun bertanya pada Majed panggilan saya untuk Majidah apakah program ini, program Dikti. Majed, mengiyakan dan saya bilang akan menelusuri informasi lebih lanjut. Setelah diberi semangat oleh teman semasa MTs ini, saya pun mewajibkan diri untuk mendaftar.
Senin, saya pun cari Indonesia Menyapa. Dan, rupanya bukan program yang saya pikirkan, dan saya sadar Majed salah sebut. Sebab, memang ada program Indonesia Menyapa, tetapi untuk calon mahasiswa magister dan doktoral yang telah lulu Administrasi dan wawancara. Awalnya, saya lemas juga, sebab lagi-lagi saya tak bisa ikut. Saya sudah menjadi mahasiswa, jadi calon mahasiswa doktor? Kan belum lulus :D.
Tak mau berpasrah ria, saya mencari infromasi itu di Wall FB Dosen yang pernah saya lihat tag-nya. Dapat! saya pun langsung menuju link yang disediakan. #Menyapanegeriku. Jadi, dengan semangat Pahlawan saya pun mengunduh, lalu segera mengisi formulir. Hahaha, dan parahnya, ngisik formulir ke nules blog? Panjaaaaaaaaaaaaaaaaang. Alsebab diminta untuk menyeritakan pengalaman mengunjungi daerah di Indonesia. Yah, ditambah semangat Pahlawan + 45, wajarlah.
Namun, saya belum langsung mengirimnya. Masih diperam selama sehari semalam. Baru, malam ini mengirimnya. Cieeeeeeeeeeee gitu. Dan, sebelum mengirim saya membaca ini:
Komentar