![]() |
cover album Payung Teduh |
Setidaknya jauh sebelum jadwal seminar itu muncul, semangat dari para mbok-mbok dan si Ong sudah mengudara. Apalagi ketika masa itu berlangsung.
Saya dijadwalkan seminar pada tanggal 18 Agustus 2015. Saya sudah menghubungi Mbok Hest, Pak Bayu, dan Pak Syapar untuk menemani saya berseminar. Mereka menjadi Notulen, dan Pembahasa I, Pembahas II. Hari itu, Bunga teman di kelas A juga seminar. Jadwal saya lebih dulu dari dia. Saya pagi, pukul 09.30 sedangkan Bunga pukul 14.00.
Saya mendapatkan keberuntungan bisa seminar di hari yang sama dan penguji yang sama dengan Bunga. Saat Bunga sudah mempunyai Undangan untuk Penguji, Pembimbing, dan "Peneman" saya masih belum memilikinya. Bunga menelpon saya mengabarkan bahwa ia mengajak bersama-sama untuk datang ke rumah Penguji kami untuk menyampaikan undangan dan proposal yang sudah dijilid tersebut. Sebab ajakan inilah, Bunga menunggu saya untuk mengurus surat undagan tersebut. Hanya hari itu, Admin kami Bang Yoga sedang tidak ada di tempat, ia sedang ada kegiatan kampus. Tapi Bang Yoga memberi arahan untuk mengambil surat undagan pada Bang Eko, mengecap, lalu meninggalkan satu surat tersebut untuknya, titip pada Bang Eko.
Membaca SMS dari Bang Yoga, saya membacakannya ulang pada Bunga. Bunga senyum-senyum dan bilang "Ayok-ayok". Bunga memasang tampak, saya siap untuk membantu. Hal itu tentu saja membuat saya riang, saya yang memang mengaku tidak ingat ahmana yang bernama Bang Eko, Bunga langsung bilang "Aku tahu". Lalu saat saya bilang Bang Yoga mengarahkan saya untuk minta cap, Bunga lagi-lagi bilang "Ayok, Aku temankan".
Setelah surat sudah diambil, dicap, Bunga juga mengingatkan saya untuk mengaplop surat tersebut. Bunga lagi-lagi menjadi Guide saya untuk pengurusan surat sore itu. Maklum, Bunga memang alumni di kampus, jadi dia tahu seluk-beluknya. Bunga mengajak saya ke Kantin plus penjual ATK yang ada di dalam gedung kampus. Bunga juga mengabarkan bahwa ada amplop yang sudah berlogo, berwarna, lengkaplah pokoknya untuk mengirim surat dijual di sana. Setelah membeli, Bunga juga yang membantu saya melipat dan memasukan surat tersebut. Makasih Bunga :*
Setelah hal surat selesai, saya dan Bunga pun meluncur ke rumah Penguji kami, Pak Hadi. Bunga awalnya bertanya apa saya tahu rumah beliau. Saya hanya bisa menjawab "tidak tahu". Bunga kembali menjadi kepalak jalan. Dia yang lebih dulu mengendarai motor, dan saya yang menggiringnya. Bunga menyusuri jalan tanpa menyeberang, hingga akhirnya saya menemukan jalan rumah Pak Hadi yang memang tidak perlu menyebrang jalan, pun sampai.
Saya sudah menelpon Pak Hadi, mengabarkan bahwa saya dan Bunga akan ke rumahnya. Jadi saya tidak takut jika beliau tidak ada yang pastinya informasi bahawa proposal akan berada di rumah sudah diketahui oleh Bapak. Kami sampai bertepatan Pak Hadi akan bersiap mengambil wudhu, tak perlu memakan waktu lama. Proposal kami berikan. Untungnya lagi, penguji dan pembimbing membolehkan saya untuk mengirimkan proposal tersebut melalui loker mereka.
Pada harinya tiba, saya merasa haru sekali. Pak Syapar yang jelas-jelas rumahnya ada di Kabupaten Sanggau sana datang ke Pontianak hanya untuk menjadi pembahas I saya. Pak Bayu juga begitu, pagi-pagi beliau sudah menikmati kopi ibu kantin, datang dari Kabupaten Mempawah untuk menjadi Pembahas II. Begitu pula dengan Mbok Hest yang datang dari Kabupaten Singkawang. Saya tahu, kedatangan mereka memang untuk saya, dan saya tahu kedatangan mereka telah orbanyak mengorbankan banyak hal. Dari sisi waktu, mereka mesti meluangkan waktu khusus untuk saya, dari sisi pekerjaan mereka rela izin untuk saya, dan dari sisi biaya, mereka juga rela merogoh kocek untuk mendampingi saya. BAGAIMANA SAYA TAK MERASA SOOOO WEEEEt GITU?
Belum lagi si Ong yang datang dengan nafas yang tersengal-sengal . Ong baru saja pulang dari Darit. Ibunya sedang kurang sehat jadi Ong sering PP, Pontianak-Darit. Saat saya mengirim SMS bertanta kedatangannya, ia bilang ia baru saja sampai di Mandor menuju Pontianak. Di SMS saya berikutnya, saya meminta bantuan Ong untuk meminjamkan saya laptop, karena Jangpium sangat gengsi untuk berteman dengan proyektor. Namun karena saya mengingat Ong masih di jalan, saya akhirnya meminjam laptop Datok untuk dibawa. Akhirnya saya membawa dua laptop hari itu.
Haru lagi, saya mendapat SMS dari pak Chris. Pembimbing I sekaligus ketua Pengelola Prodi kami ini lebih dulu memberi kabar, padahal saya sudah diminta untuk mengirim SMS pada beliau tiga jam sebelum Seminar. Eh ternyata, pagi itu Beliau lebih dulu yang memberi kabar:
Intinya beliau bilang, beliau sedang tak enak badan. Tapi beliau usahakan untuk datang.
Tuh kan, luar biasa, dan ternyata hari itu Bokap -panggilan saya diam-diam- datang, dan memberi tanggapan yang luar biasa untuk buku yang saya tulis tentang Studi Mandiri.
Karena saat saya ingim mencari SMS-SMS dari Payung teduh bersamaan saya ditelpon, jadi saya posting ini dulu ya :D
Komentar