Langsung ke konten utama

Sebanyak-banyaknya, Sesudah-sesudahnya

Sejak 13 Juli 2015, sejak saya tertabrak oleh Avanza KB 39 XX saya belum menulis ini di sini. Tentang kehilangan dan tanpa pencarian. Tentang kesadaran dan keikhlasan tanpa bantahan.

Sore itu mungkin satu jam lagi akan berbuka puasa. Di dalam tas sudah ada baju pesanan Mak yang baru saja dibeli di dekat persimpangan Johar. Saya melanjutkan ke Mitra Anda karena Mak berpesan minta dibelikan bunga pajangan. Mak memang suka hal satu itu. Saya terbayang sumringahnya dia saya bawakan si Anggrek karena beliau juga sangat menyukai bunga ini. Ungu menjuntai di tangga yang tak jauh dari lantai di rumah sana. Mak sangat hati-hati menjaganya.

Saya ke Mitra Anda dengan senyum-senyum sendiri karena merasa aneh juga menyaksikan diri ada di antara bunga-bunga. Saya memilih untuk membeli kembang itu. Saya mengenakan ransel saya, sebelumnya saya bertanya pada petugas meninggalkan barang, katanya ada laptop bawa saja. 

Merasa terlalu khawatir dengan pot-pot dan bunga-bunga yang bisa saja jatuh karena ransel gendut, saya berjalan dengan sangat hati-hati. Tidak banyak orang yang mencari bunga seperti saya sore itu, berbeda ketika saya dengan sepupu berbelanja ke sana. Ramainya luar biasa. Pukul 10.00 malam troli masih berbanjir mengantri.

Saya melihat seorang Ibu dan seorang bapak yang juga memilih, saya dalam hati berkata, Ibu ini juga mencari bunga untuk pajangan lebaran di rumahnya. Lalu saya menikmati kesendirian saya di antara kembang-kembang itu. Sok ala perangkai juga sesekali saya lakoni.

Sayang bunga dan segala dedaunan tidak membuat saya memutuskan untuk membawa mereka pulang, saya memilih untuk ke lantai II untuk mencari kemeja putih biar bisa digunakan pas Upacara HUT RI Agustus mendatang. Sampai di sana, saya ingin menghubungi Eka untuk mengabarkan bahwa saya ada di Mitra Anda, sebab saya berjanji akan keluar bersama di malam itu.

Kantong atau Kocek tas bagian depan saya terbuka. Melihatnya saya khawatir, saya menyimpan Handphone yang baru saya beli mungkin usianya baru sampai 1 bulan. Saya beli dengan penuh kebanggaan karena itu adalah hasil dari penelitian saya. Dan kali pertamanya saya beli Handphone di atas 1 juta dan itu baru. Selama ini saya memakai Hp canggih karena dipinjamkan atau dkasi.

Dalam keadaan kalut saya langsung menuju motor untuk kembali ke kampus, mencoba untuk medalihkan diri bahwa saya meninggalkannya. Padahal saya merasa yakin bahwa saya sudah memasukan Hp itu di kocek yang terbuka tadi. Saya juga yakin saat mengambil uang di ATM saya masih melihat sisi merah di dalam sana.

Dalam keadaan berpikir itu, saya rupanya sudah berada di antara lampu merah dan kuning. Meski dalam keadaan kalut, saya sadar bahwa saya tak boleh membiarkan diri saya menerobos lalu lintas. Saya berhenti dan sambil mengingat ibadah saya yang minim di puasa ini. Saya menyadarkan diri bahwa kehilangan saya da teguran dari waktu dan ibadah saya yang saya hilangkan kesempatannya.

Saya mengerem, mendadak. Lalu saya terpelanting ke depan. Avanza bewarna hitam menghantam The Master dari belakang. Alhasil dalam keadaan terbang sedikit itu saya berkata "sudah hilang hape, eh jatok dari motor". Lalu saya teringat dengan saudara yang baru saja meninggal dunia karena tabrakan. Saya tak mau menghabiskan waktu dengan mengeluh terpeluk bersama The Master, saat kesadaran saya muncul saya langsung berdiri, melihat situasi di belakang. Sungguh saya takut jika ada kendaran lain di belakang saya menghantam kembali. Saya berdiri, yakin aman, saya sendiri mendirikan motor dan menepikannya lalu seorang abang yang baik hari di persimpangan lampu merah itu menyusul saya. Membantu saya berdiri lebih tegak dna menepikan The Master. 

Saya lihat ada orang lain yang menegur si pengemudi Avanza. Sebenarnya saya sempat bertanya, yang menabrak saya siapa, yang mana. Tidak ada satu orang pun yang keluar dari mobil paling terdepan. Seorang wanita tampak terlihat dari kaca mobil. Tidak juga menunjukan respon. Lalu setelah hijau tertanda, Avanza berbelok ke kanan menepi di antara kantor dompet Ummat. Saya dipimpin oleh abang penjual bunga, sambil menuju si Pengemudi saya bertanya pada si Abang.

"Siapa yang salah?" saya merasa saya juga ada di persimpangan.
"Tenang saja kau, minta bantu aabang yang di sana, mobil tetap salah". Ya, saya juga meyakini bahwa saya meski mengerem mendadak saya masih melihat tanda merah belum ada. 

Mungkin si pengemudi mau menerobos.

Setelah hal berkaitan dengan tabrakan tadi selesai. Saya tak kembali ke Mitra Anda. Sepupu saya bilang, ke sana pun mencarinya bagaimana? 

Ya saya mengiyakan, dan melongos pergi bersamanya ke Mega Mall untuk makan. Buka puasanya belum ketemu nasi.

Hal yang saya masih fikirkan hari ini, meski 100% saya sudah ikhlas. Saya tidak mencari si Asus Z5 itu dengan sungguh-sungguh. Rasa kehilangan saya benar-benar kehilangan tanpa perjuangan. Kadang saya bepikir mungkin di terjatuh dan merasa diabaikan karena saya tak mencarinya. Kadang saya merasa bahwa ia marah dengan saya yang membiarkan kepergiannya. Berpisahnya kami.

Entah lah, saya sering begitu menjadikan kepunyaan saya memiliki batin tersendiri. 

Kemana pun kamu, maafkan saya. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui ...

RPS Bahasa Indonesia

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Mata Kuliah Umum (MKU) yang berisi materi kebahasaan yang menunjang Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, Kompetensi profesional mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dalam bidang sebagai calon pendidik. Materi meliputi; Hakikat dan kedudukan Bahasa Indonesia, Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia, Ejaan yang Disempurnakan (EyD), Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia secara Lisan dan Tulisan (Bahasa Indonesia yang baik dan benar), Dasar-Dasar Mengarang (Ragam, fungsi dan diksi bahasa Indonesia, Pemanfatan kamus bahasa indonesia (Bahasa Baku), Pemanfaatan kamus dan tesaurus, Ragam bahasa ilmiah lisan dan tulisan, dan demonstrasi berbahasa Indonesia RPS Bahasa Indonesia   1.     Aditya, F. (2018). Forms And Meanings Of Traditional Foods In Tanjung Village Community, Mempawah, West Kalimantan. Khatulistiwa , 8 (2). https://doi.org/10.24260/khatulistiwa.v8i2.1161 2.   ...

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                ...