Pernah terlintas, tapi rasanya awam. Pernah menduga, tapi rasanya parah. Pernah mengira, oh tak adil.
Pemikiran membawa. Bukan keinginan yang dipaksakan. Tiba-tiba saja, berpikir, apa dia akan kembali. Duduk bersama di kala menunggu senja di belakang rumah. Membahas tentang hutan dan tanaman lainnya. Dan, tentu saja sembari menikmati aroma-aroma yang membikin rindu. Atau menghitung seberapa banyak kelopak-kelopak yang tergambar di sepanjang gaunmu.
Oh entah, itu hanya khayal yang bicara. Duga tak bersalah yang merasa tak bersalah.
Ya, tentu saja. Renungan ini menghasilkan tawa-tawa yang membuat harta benda di ruangan terpikal-pikal. Mereka tahu, ada suatu labirin yang sedang penuh dengan tanda tanya. Tanya pada yang tak seharunya dipertanyakan. Lalu tergelindinglah kebingungan yang kemudian membuatnya kembali menjadi renungan.
Bisa saja bukan?
Di antara kecilnya debu, ia menyelip sebab rindu?
Bisa saja bukan?
Di antara angin, ia menyelip mengadu?
Ah sudahlah. GGIBM, jangan rasuki dan dengungkan aku tentang kisahmu.
Komentar