Saya sudah menghadap Jangpium sejak jam setengah delapanan
tadi. Niatnya adalah merevisi outline yang sebenarnya bukan hal baru tetapi sok
merasa sulit sekali. Yah kenapa saya bilang sok, sebab saya sendiri merasa
bahwa saya bisa menyelesaikannya asal saya segera lakukan, salah-salah urusan
berikutnya lah. Hanya, entah di bagian mana pada diri saya, otak, hati, atau
faktor keculasan yang memengaruhi, menghipnotis kepedean saya, sehingga saya
merasa bahwa yang saya jalani, sulit!
Ada beberapa hal yang menjadi perbincangan di ruang lain di
dalam diri saya ini. Hal yang membuat saya tidak melanjutkan ini semua ialah,
metode yang akan digunakan, saya belum paham dengan pilihan ini. Lalu keilmuan saya di dunia ini masih lah
sangat minim, saya khawatir ada lirikan yang mengatakan bahwa wajar saja yang
tak dapat menyelesaikannya karena bla, bla. Saya taku dibilang salah tempat. Uhuk! ya namanya juga pemikiran yang tiba-tiba datang lalu meluluhlantahkan pikiran positif saya. Padahal saya tahu betul tuh, betapa saya menikmati dunia ini. Hem, maklumi diri saya yang ini yah :D.
Saya harus menghubungi beberapa orang yang saya anggap sudah
berpengalaman di bidang outline dan mengunjungi blog seseorang yang selama ini
bisa membuat saya tenang. Hanya saja, entah apa yang terjadi, kok suntikan
kepedean saya kurang berhasil. Sebenarnya
basi sekali melakukan hal ini, saya tahu betul bahwa apa pun yang akan terjadi
semua itu tergantung pada diri. Lakukan maka akan tahu hasilnya.
Saya menghubungi Kak Dewi. Saat saya bilang minta suntikan, dia mengabari saya bahwa dia akan sidang. Waktunya terserah Bapak saja, katanya.
Simpulan yang membuat saya semangat ialah: Jangan sampai pinalti 3 juta.
Lalu saya menghubungi Mbok Hest. Mbok yang selalu bilang saya pinter ini memang selalu pinter dalam menghargai orang lain. Dia mah, something spesial di kelas, penuh kasih sayang. Saya bisa manja-manja gimana gitu sama dia.
Simpulanya: "Slenge'an bego2 rada gila maen hantam aja, nanti diperiksa sm PA"
Mbok Hest juga ngutipin ini "Bahkan melakukan kesalahan pun jangan ragu-ragu, Anakku. Untuk menghemat waktu!"
Keren! Kerenya lagi "Kadung nyemplung sayang, hajaaar!!!
Lalu Kak Ai, yang sejak pagi tadi membuat saya benar-benar bulat memikirkan ini. Kak Ai sudah di Acc pembimbingnya, dan itu lah kehebatannya. Kak Ai sudah empat level. Seperti Skripsi dulu, saya menganggap masa karya ilmiah ini adalah MAIN SUPER MARIO! satu-satunya permainan yang membuat saya menjadi pemenang. Kak Ai sudah pada level Acc pembimbing, dia sebentar lagi seminar proposal gaeees. Maka simpulan dari obrolan kami adalah: Jangan sampai pinalti yang satu juta itu dit.
Hu.... dari hal-hal ini, hal yang sudah saya ketahui sebenarnya untuk menyemangati diri saya, harus saya ulangi lagi melalui orang lain. Huh! Saya memang culas saja.
Eh apa saya harus memarahi diri saya dulu, biar saya
benar-benar bergerak? Hal ini hanya
menambah virus negatif di otak dan saya menjadi lelah.
Ah, iya lihatlah betapa bijaknya saya menyampaikan
pernyataan tadi. Setidaknya pilihan saya yang berbicara di sini adalah cara
yang lebih baik dari pada tidak melakukan apa pun. Saya selalu percaya,
becerita di sini bisa menghilangkan kegusaran saya itu. Meski saya tahu ada hal yang mengganjal lainnya yang juga membuat saya tak pede. Lakukan dulu, Nda!
Saya senyum-senyum sendiri membaca ini semua. AH sudah lah
semakin dipikirkan semakin lama saya bertindak. Eh setelah melihat waktu yang
sudah mendekati jam 10 malam, saya jadi membuat suatu kepercayaan lagi. Jam 10
malam adalah jam kerja saya, jam inspirasi. Baik lah, saya mesti bekerja, saya
mesti segera mengambil seragam saya.
Saya kembali menjadi Mario. :D
Komentar