Pita merah terikat di tali penggantung ransel Aiger yang saya beli di tahun 2012 lalu. Pita itu menenteng tand telah dilaminating atas nama saya dengan huruf kapital berwarna hitam dengan font Times New Roman ukuran 14. Pengenal ini dibuat oleh Travel yang kami gunakan untuk Studi Mandiri, tertulis pula Paket Tour UPI Bandung. Tanda ini membuat membantu kami untuk pengambilan barang di bagasi dan tentu saja tidak merepotkan untuk menyiapkan tanda pengenal rombongan.
Travel Desy Tour adalah jasa yang dipilih untuk membawa kami ke Bandung. Setelah membandingkan harga dengan travel lain, Desy Tour lah yang menurut kami murah. Pak Edi yang sudah berpengalaman menggunakan jasa travel lah yang rekomen.
Travel ini beralamat di Jl. Uray Bawadi No.09, jalan yang biasa orang Pontianak sebut "Jalan Jawe". Posisinya tepat di samping kiri Ayam Ulakan. Kami terbang menggunakan Lion Air Ekonomi. Tiket pergi-pulang kami stor Rp 1. 205.000. Lainnya saya tidak terlalu tahu berapa, pastinya di luar pengeluaran lain, paket Travel untuk Bis, makan, hotel ini sudah siap semua. Rute perjananan pun sudah mereka siapkan sebagai contoh, tinggal menyesuaikan. Mereka juga merekomended tempat wisata yang patut didatangi.
Kak Desy ikut serta. Beliau orangnya ramah dan cekatan. Hadirnya Kak Desy dalam rombongan membuat saya tersenyum lebar, :D kerana jadwal acara kemana-kemana beliau ikut menghandel. Beliau juga menginformasikan untuk wasapada pada hal-hal yang tidak mengenakan. Dan menjaga jumlah orn
Menuju Bandung, kami menggunakan Bus Pariwisata yang bekerjasama dengan Desy Tour. Pemandu kami namanya Pak Hary. Orangnya lucu dan suka membuat guyonan. Pak Hary bertugas pula untuk tur ke Bali. Bis yang kami gunakan ini warnanya merah muda dan putih. Kursinya oke, tidak ada membuat saya bersandar ke belakang tanpa kontrol-teringat dengan bis lainnya-. Dari sejumlah yang ikut, ada tiga kursi yang kosong.
Menuju Bandung, kami dihibur dengan lagu-lagu di TV karoke. Sayangnya, ada kaset lagu yang macet hingga, asik-asik mendengar eh berhenti. Lagu yang diputar kali pertama ialah lagu-lagunya Dewi Yul. Saya sempay menjadi bahan ejekan oleh Pak Edi, Pak Bayu, dan Bu Ana karena tak tahu lagu angkatan mereka itu. Saa terus membela diribahwa saya tahu karena memang benar tahun 1990-an semasa kecil orang rumah sering menyetel lagu Dewi Yul.
Kami berhenti di Cikampek untuk makan siang. Simpang Raya adalah nama rumah makannya. Sesampai di sana, sajian sudah siap. Satu meja untuk empat orang. Dengan gaya makan di rumah makan padang, makanan yang disajikan di setiap piring kecilnya adalah: Ayam goreng tepung, ayam panggang, ayam kari, Balado kentang kacang, balado kentang ikan asin, lalapan daun ubi, terong, lode, ikan kari, dan sambel ijo, dan saya lupa apalagi. Teh hangat dan segelas air putih sudah siap untuk diminimum. Kami pun melanjutkan perjalan sekitar pukul 12.45.
Komentar