Dulu
sewaktu menjadi bocah yang sering berkeringat dan makan lebih dari dua piring
-kira-kira masa makan banyak itu kelas IV, V, VI SD, saya sudah pandai menulis
catatan harian. Menulis Cinta Kasih Semasa SD membuat saya rajin menulis
catatan harian. Tentang cerita saya dengan teman cowok yang saya uka. Teman sekelas
yang sering berkelahi di simpang tiga. Selayaknya Sherina dan Sadam, akhirnya
saya mengira bahwa saya suka dengan teman tersebut. Setelahnya saya malah
pandai “Acam nak yeye” menulis puisi yang semasa itu sering disebut,
goresan.
Jadinya,
saya sering menulis goresan di buku tulis yang saya jadikan sebagai buku
catatan harian. Tidak lagi tentang cinta-cintanya Sherina dan Sadam, saya menulis tentang salah paham dan rindunya saya
dengan teman akrab. Saya mengaku kesalahan saya pada sulit saya ungkapkan
dengan orang yang membuat saya bersalah, yah saya mengaku saya pengecut. Dan, mendengar
curhat teman-teman membuat saya terinspirasi menulis goresan tentang cintanya
mereka. Eh, teman-teman yang tahu saya menulis goresan-goresan itu sering
meminta saya untuk membuat kata-kata untuk ucapan ulang tahun, ucapan selamat
malam sama pacarnya, atau mengonsep surat cinta. Aktivitas itu membuat saya
ingin menjadi penulis. Lalu ada perasaan yang mengaku “Eh saya suka menulis ya?
Eh saya bisa menulis ya? Saya ingin jadi penulis ah!”
Ditambah
lagi kesenangan dengan tugas mengarang saat pelajaran Bahasa Indonesia. Wah,
lancar kepedean pandai menulis pun makin menjadi . Rasanya tugas mengarang itu
sangat mudah. Teman-teman yang kesulitan membuat rasa heran, apa susahnya
mengarang. Mengarang Liburan di Rumah Nenek, misalnya.
Suatu
hari, Paman beserta keluarga dari Sintang pindah ke Mempawah. Bibi guru Bahasa
Indonesia. Buku Modul beliau kuliah dibawa ke rumah, buku itu ada tentang
puisi-puisinya. Membaca buku itu, keinginan jadi penulis makin menjadi. Ingin punya
jadi penulis, ingin nerbitkan buku, ingin jadi penulis yang namanya dikenal
walau mereka sudah tiada.
Tapi
di tahun 90-an masa itu, tak tahu bagaimana mewujudkan minat tersebut, Internet
mana ada. Mengirim di surat kabar atau majalah juga tak paham. Jadi penulisnya
pun dilanjutkan di buku harian, di konsep surat cinta teman, atau menulis perjalanan
kisah cinta sepupu yang sejak berkenalan hingga pacaran enam tahun saya ketahui
selak-beluknya.
Di tahun
2008, saya pun menjadi mahasiswa. Internet menjadi hal yang luar biasa. Punya
sepupu yang tinggal di Pontianak dan jago Chating menjadi orang pertama yang
mengenalkan saya pada Internet. Punya Friendster merasa sangat hebat sekali. Di
situ pun saya menulis goresan-goresan saya itu. Namun, saya lebih tertarik
untuk fokus di blog yang menurut saya bisa menulis lebih leluasa dan bisa punya
banyak pembaca. Raditya Dika adalah satu di antara orang yang meyakinkan saya
punya blog. Radit bisa terkenal karena menulis kisah sehari-harinya. Hal
tersebut membuat saya makin yakin mendaftarkan diri di blog, menulis di blog
tak perlu kisah yang diharapkan membuat orang terharu, terkagum-kagum, menulis
di blog cukup jadi diri sendiri.
Saya
pun mendaftarkan diri menjadi blog, saat itu di tahun 2009. Di tahu itu pula,
masa menulis dengan pengejaan yang tidak tepat sangat merdeka di akun saya.
Belum paham dengan menulis dengan baiknya menulis dengan penulisan yang benar. Menulis
dengan angka dan tanda baca semaunya, menjadi keahlian saya kala itu. Jadi,
menjadi blogger juga menunjukan pada saya bagaimana saya dulu. Pengalaman yang
membuat saya malu.
Menjadi
penulis di blog membuat saya mendapatkan keinginan saya menjadi penulis. Saya
yang juga masih tak tahu harus kemana mengarahkan keinginan saya menjadi
penulis, memilih untuk mempublikasikan tulisan-tulisan di blog. Nindafarnindaaditya.blogspot
menjadi alamat blog yang hingga kini selalu menemani saya. Dari blog pula saya
mengenal banyak orang yang memberi inspirasi. Ah, punya blog itu benar-benar
merasa keren.
Dari
membuat blog saya ditawarkan menjadi tutor dalam pembuatan email dan blog untuk
mahasiswa ireguler di kampus. Di mata kuliah TIK, dosennya meminta mahasiswa
yang berstatus guru untuk membuat email dan blog. Mahasiswa diharapkan menulis
dan mempublikasinya di blog. Menjadi tutor membuat blog itu pula yang
mempertemukan saya pada Laptop yang saya gunakan menulis tulisan ini. Mempunyai
laptop masa itu menjadi impian, tapi masih tak tahu bagaimana caranya punya
laptop. Rezeki dikirimkan Allah melalui Blog. Saya diberi rezeki yang membuat
saya bisa membeli laptop. Jika sudah begini, benar-benar nikmat yang mana lagi
yang didustakan.
Punya
laptop saya pun makin rajin menulis. Di tahun 2011 akhir itu, postinganya
menurut saya postingan terbanyak dari tahu sebelumnya, maklum saja di
tahun-tahun itu laptop pinjaman, atau posting jika sudah di warnet. Ingin
menerbitkan buku pun terwujud dari menulis di blog. Mengikuti jejak Raditya
Dika saya pun mengumpulkan tulisan yang telah diposting. Lalu saya layout di
program Page Maker. Belajar di Club Menulis STAIN Pontianak membuat saya tahu
bagaimana memproduk buku. Tulisan, layout, desain cover, print, potong, jilid
dah jadi buku. Bersyukur di kampus pun punya penerbit yang menerima karya
mahasiswanya. Jadi melalui Club Menulis dan STAIN Pontianak Press buku kumpulan
tulisan dari blog pun terbit. Judulnya, Otakku Cenat-cenut: Tulisan Tidak Jelas
dari nindafarnindaaditya.blogspot.com.
Judul
itu saya ambil karena masa itu sedang hitsnya sinetron yang judulnya ada
Cenat-cenut. Cenat-cenut itu punya alasan, saya merasa saat-saat punya laptop itu
inspirasi menulis selalu ada. Jadi kalau tidak menulis otak bisa cenat-cenut,
atau bisa cenat-cenut karena terlalu banyak inspirasi, hahahaha. Kenapa ada
judul kecil Catatan Tidak Jelas, karena jenis tulisan yang ada di buku tidak seirama.
Campur-campur, ada kisah di kampus, ada cerita keluarga, ada cerita di kampung,
ada cerita saat liburan, kesatuanya adalah pengalaman yang tak ingin dilupakan
dan ditulis di blog.
Dan,
kini bocah yang sering berkeringat dan makan lebih dari dua piring -kira-kira masa
makan banyak itu kelas IV, V, VI SD itu sudah tahu bagaimana mempublikasikan
tulisanya, tidak lagi menulis cerita suka teman sekelas, tak sekada goresan,
tak lagi pula berkhayal jadi penulis. Tulisan-tulisanya bisa dipublikasi di
blog, Bisa dibaca oleh siapa pun. Bisa punya buku dari karena tulisanya
tersimpan dengan baik di postingan. Blog juga menjadi rumusan waktu untuk
sejarah hidup. Ceritanya bisa dibaca hingga menua nanti, bisa untuk keluarga
baru, anak dan cucu. Bisa juga jadi warisan ;D
terima kasih:
https://www.facebook.com/bloggerborneo/posts/10203321887908974?comment_id=10203322160595791&ref=notif¬if_t=comment_mention
Jangan lupa malam ini jam 07.15 kawan2 yang merasa blogger dari
Kalimantan Barat ngumpul bareng di cafe Telkom Pontianak Jl. Teuku Umar
(lahan parkiran telkom) dalam rangka posting bareng di Hari Blogger
Nasional 2014 yang jatuh pada hari ini
Komentar