Langsung ke konten utama

Jadi Anak Hebat karena Bercocok Tanam




Setelah membaca Pengumuman dan Mekanisme Lomba Cerita Bloggers Tupperware dengan tema Karakter Hidup Bersih, Sehat, dan Mandiri Anak Indonesia, saya berpikir tentang anak dan bercocok tanam. Saya membayangkan anak-anak yang lucu menanam biji-bijian, menanam benih, menyiram, merawat tanamannya dan memanen. Tanaman yang mereka tanam itu adalah sejenis sayur-sayuran, seperti sawi, kangkung, bayam, dan umbi-umbian atau kacang-kacangan. Tanaman yang tidak terlalu lama untuk ditunggu hasilnya dan dapat ditempatkan di mana saja. 

Anak-anak diajak berkeasi pula dengan memanfaatkan bahan bekas tersebut. Mereka diajak menata dan menyesuaikan tanaman apa yang ingin mereka tanam ditempat yang dipilih. Setiap sore misalnya, mereka akan menjenguk tanamannya dan melihat perkembangan tanaman-tanaman itu. Hal-hal yang dipikiran saya ini tentu tak dilakukan oleh anak saja. Kegiatan-kegiatan tersebut mesti didampingi oleh orang tua. Semua pun dilakukan di rumah. Di perkarangan rumah. Ada lahan khusus yang diberikan untuk anak bercocok tanam. Jika tak ada, orang tua dapat menyiapkan wadah lain untuk bertanam. Tak langsung di tanah. Di pot, di polibex, di kaleng cat, atau di bekas botol minuman mineral. Pada proses ini orang tua memberikan pembelajaran bercocok tanam. Orang tua menjelaskan apa manfaat bercocok tanam. 

Melakukan aktivitas bercocok tanam menurut saya dapat memberikan pembelajaran hidup bersih pada anak. Anak diajarkan untuk mengetahui apakah disekitar tanaman tersebut ada atau tidak tanaman lain yang dapat menghambat tumbuh kembangnya tanaman. Anak  dapat diajak untuk membersihkan perkarangan rumah atau lingkungan tempat bertanam. Anak-anak pun ditunjukkan pada lingkungan yang tertata rapi dan bersih, lingkungan yang nyaman di mata. Setelah kegiatan, anak-anak tentu saja diajak untuk membersihkan diri. Disampaikan pula bahwa di lingkungan terbuka kuman-kuman dengan mudah menempel di tubuh. Secara sadar atau tidak sadar kuman-kuman bisa mendekat karenanya mengingat untuk membersihkan diri menjadi sangat penting. Seperti halnya ketika bermain bola di halaman, bermain lompat tali, atau bahkan saling berjabat tangan dengan teman dan benda-benda yang tersentuh oleh banyak orang. Tangan selalu memegang apa saja, tangan harus dijaga dari kuman. Apalagi jika akan makanan, baiknya lebih dulu mencuci tangan.

Apabila panen tiba, saya merasa sangat yakin anak-anak bersemangat untuk mencicipi makanan yang berasal dari tanamanya. Anak-anak dapat merasa sangat senang bahwa usaha mereka selama ini merawat tanamanya berhasil.  Apalagi jika mereka membawa bekal ke sekolah yang menunya itu berasal dari tanaman mereka. Mereka bisa bercerita pada teman-temannya bahwa makanan bekal adalah makanan yang berasal dari hasil panen. Jika cerita tersebut membuat teman-teman lain ingin mencoba bercocok tanam di rumah, teman-teman lain pun dapat mencicipi makanan dari tanaman sendiri. Dan, tentu saja makanan dari tanaman sendiri lebih sehat, tanpa pengawet dan dimasak ala makanan rumah. Masakan ibu pula. Ditambah dengan masakan ibu yang kreatif yang dapat membuat makanan menjadi lezat, menggugah selera anak-anak. Bahkan ibu bisa mengajak anak untuk membersihkan hasil panen. Mencuci sela-sela sayur di air yang mengalir sambil memberitahu alasan mengapa buah dan sayur dicuci bersih. 

Bercocok tanam rasanya dapat pula menumbuhkan hidup mandiri pada anak. Anak telah belajar berusaha dengan merawat tanamannya. Anak-anak pun belajar berkasih sayang atau perhatian pada tanaman-tanamannya. Jika anak-anak bergelut pada aktivitas bercocok tanam dapat memberikan pembelajaran mengenai kebersihan diri dan lingkungan, tidak mustahil jika anak akan terbiasa membawa sikap bersih tersebut di lingkungan lain. Mereka juga dapat menyadari bahwa menjaga lingkungan bersih tidak lah mudah sehingga mereka menghargai orang lain yang telah menjaga lingkungan dan ikut serta menjaga. Hasil tanaman pun dapat membuat anak menyantap makanan sehat. Menjadi membanggakan pula untuk mereka bahwa kecil-kecil sudah punya kebun, kecil-kecil sudah dapat menyediakan makanan sehat dan menjadikan mereka mempunyai tubuh yang kuat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau