Langsung ke konten utama

Mencukupkan Penghasilan



Saya sudah 3 bulan bekerja sebagai pegawai kontrak di perguruan tinggi tempat saya kuliah strata 1. Punya penghasilan tetap setiap bulan, dengan angka lebih dari Rp500.000, menurut saya itu sudah cukup. Sebelumnya, penghasilan tetap saya adalah Rp250.000 untuk  jasa sebagai pengantar seorang guru yang kini telah pensiun mengajar ke sekolah, atau saya sering menyebutnya “Ngojek”. Profesi itu telah saya lakukan sejak saya semester III, atau di tahun 2009. Awalnya saya menerima Rp!20.000 setiap bulan, tak lama menjadi Rp150.000, lalu Rp200.000 lalu Rp250.000. Jika Hari Raya, saya juga mendapatkan hadiah, kadang Rp300.000. 

Hasil Rp250.000 tiap bulan itu lah yang selalu saya tungggu. Bagaimana tidak, ini adalah penghasilan tetap saya. Selain itu, jika sedang mujur, kakak sepupu yang anaknya yang biasa bermanja-manja pada saya juga memberi tambahan Rp50.000- Rp100.000 Rezeki tidak terduga juga biasa datang dari dunia kepenulisan kadang Rp200.000- Rp300.000  meski tidak setiap bulan. Mak,  juga memberi, Rp100.000 - Rp200.000, itu pun jika mendesak, baru lah  saya minta. Saya biasa membulatkan biaya hidup saya selama satu bulan adalah Rp700.000. Cukup.

Ya, karena makan, minum, mandi, tidur, listrik, nyuci baju, adalah kegratisan yang bergelimpangan untuk saya, maka tidak mengherankan jika Rp700.000 itu sudah sangat cukup. Apalagi belanja bulanan juga tak terus-menerus. Hanya mengurus untuk diri sendiri.

Setelah mendapatkan penghasilan Rp1.000.000 tiap bulan saya merasa penghasilan ini melebihi biaya yang saya perlukan. Tapi yang namanya uang memang selalu saja ada alasan untuk menggunakannya sebagai transaksi jual-beli. Seperti bulan ini, saya tertawa sendiri dengan biaya yang saya keluarkan. Uang yang dari tabungan juga ikut serta dipakai, dengan pikiran bulan depan dapat saya balikan dengan penghasilan yang saya terima.

Saya merasa royal sekali. Namun, untuk menangkan pikiran tentang keroyalan itu saya berpikir bahwa pengeluaran di bulan ini bukanlah hal yang sia-sia. Setidaknya, saya tersenyum untuk pengeluaran itu. Apa yang saya dapatkan dari usaha saya ini, baiknya dapat saya hadiahkan pada yang dapat saya hadiahkan.
Di bulan ini, saya mengeluarkan Rp220.000 untuk memperbaiki motor. Membeli buku seharga Rp91.000 Dan memfotokopi buku-buku berkenaan dengan sastra Rp220.000. Penghasilan saya juga saya berikan pada si Kuning, kucing yang membuat saya belajar saling berbagi pada ciptaan selain manusia. Dan sempat mentraktir Mak makan, hahahaha.

Dari tiga kali penghasilan dari kontrak,  setidaknya saya masih dapat menyisihkan uang tersebut untuk ditabungkan dan membantu pembayaran kuliah semeseter ini. Hal yang mengharukan, Mak memberi  Rp4.000.000 untuk tambahan, uang tersebut masih ada di tabungan sejumlah itu. Saya membayar kuliah dari uang dari beasiswa yang saya terima beberapa tahun lalu. Hadiah lomba Rp1.000.000 dari Rp1.500.000 karena Rp500.000-nya habis dijajankan untuk Idul Fitri dan Rp1.500.000 dari dosen yang memberikan kesempatan saya menjadi asisten di kelasnya. Bulan Agustus tadi, saya membayar semester kuliah, meski tidak lunas. Saya baru membayar Rp3.000.000 dari Rp5.500.000. Tabungan saya cukup sebenarnya, tetapi karena di Oktober ini ada Studi Banding, saya harus menyiapkan modal yang lebih besar dari semester sebelumnya. Untung lah pihak kampus membolehkan cicilan tersebut. Yah, saya mesti pandai-pandai mencukupkan biaya dari penghasilan diperoleh.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau