Barusan saya menemani isteri dari abang sepupu menyecan lembaran kertas yang 99% tampaknya berbahasa Inggris. Mbak Wik' saya memanggilnya. Mbak Wi' memang guru Bahasa Inggris. Dia sangat aktif dengan kegiatan di dunia pendidikan.Beliau juga menyusun buku belajar Bahasa Inggris pegangan siswa di Kota Pontianak. Dia juga menulis Novel Berbahasa Inggris. Dia suka menulis, dia juga suka membaca. Mbak Wi' juga mendirikan bimbingan belajar untuk semua mata pembelajaran. Beliau merekrut teman-teman gurunya menjadi guru sesuai bidang,pelajaran Bahasa Inggris beliau lah yang mengambil alih.
Beberapa tahun terakhir, Mbak Wi' mengikuti tes program beasiswa di luar negeri. Sepengetahuan saya, beliau mengikuti tes untuk beasiswa Strata 2 yang terakhir dalah Jepang. Namun, sebelumnya beliau juga ikut hanya saya lupa Australia atau Amerika. Hanya dua tes ini saya juga tidak tahu kabarnya. Bahkan, tes terakhir yang beliau ikuti saya juga kurang tahu. Hingga malam ini saya baru tahu setelah saya bertanya, berkas apa yang Mbak Wi' urus.
Pemberkasan untuk ke Amerika.
Mbak Wi' lulus program beasiswa ke Amerika. Saya lalu mengingat berbagai usaha yang beliau lakukan. Sepengamatan saya, Mbak Wi; memang orangnya rajin belajar, disiplin, dan penuh usaha. Beliau bisa sambil belajar beliau mengurus anaknya yang masih 3-4 tahunan. Mbak Wi' membawa buku tulis yang berisi catatan kosakata berbahasa Inggris. Mbak Wi' menghafal kosakata itu.
Saya pun bertanya bagaimana Mbak Wi' belajar bahasa Inggris. Mbak Wi' yang lulusan FKIP Bahasa Inggris di UNTAN mengaku bahwa cara yang ia gunakan adalah cara tradisional. Cara tersebut menurut Mbak Wi' memang lama, namun lebih efektif. Mbak Wi' juga merasa nyaman dengan cara tersebut.
"Ya, jaman duluk mane ade DVD, jadi tu nunggukan filem di RCTI lah yang ade bahasa Inggris. Bawak buku sambel nonton. Ngapal kan kosakatanye, sampai sekarang pun maseh ngapal. Soalnye kan, ndak komunikasi jadi khawatir lupak, pas ngomong juga khawatir lupak. Buku-buku bahasa Inggris dari jaman SMP juga masih ade. Walaupun udah kayak bungkusan belacan:, katanya sambil malu-malu. Maklum saja, buku dari zaman kakak SMP masih ia gunakan untuk memantapkan bahasaa Inggrisnya.
"Ayo lah, Ninda coba. Ninda tu kan nulis, punya pengalaman Organisasi. Sebenarnye yang dicari oleh mereke tu yang kayak gitu. Pasa wawancara, mereka lebih tertarik dengan buku yang kakak tulis, same bimbel yang didirikan. Terus tujuan ke sana itu apa".
Usaha saja, jika memang rezeki InsyaAlla, aMbak Wi' menyemangati saya untu mencapai cita-cita yang juga ingin bersekolah di luar negeri. Saya menginginkan Australia sebagai negara tempat saya menempuh pendidikan selanjutnya. Bagaimana caranya, usaha adalah kunci pertamanya. Mbak Wi' juga merasakan banyak hikmah dari segala yang ia peroleh sekarang sebagai bagian dari pilihan yang dulu ia tinggalkan. Dulu Mbak Wi' ingin kuliah di Hubungan Internasional dan mengambil kuliah di Jogjakarta. Tidak lulus di sana, beliau mengaku merasakan kesedihan yang parah. Beliau menangis. Lalu Mbak Wi' memilih di FKIP Bahasa Inggris dengan pilihan pertama adalah FKIP Bahasa Inggris yang pada saat itu adalah pilihan kedua setelah Akutansi. Mbak Wi' begitu bersyukur dengan pilihannya menjadi guru. Kini profesi guru adalah profesi yang banyak dipilih oleh orang.
Mengobrol dengan Mbak Wi' malam ini membuktikan saya bahwa apa yang terjadi pada diri saat ini adalah campur tangan yang Maha Kuasa. Kita yang memilih Allah yang menentukan.
Komentar
Semoga :D