Namanya KUNING. Nama yang dikasi dokter hewan saat akan menulis namanya untuk resep. Kuning ditemukan di Jl Sumatera dalam keadaan terkulai lemas. Saya kira kepalanya patah, rupanya otaknya agak terganggu karena benturan yang keras. Entah, dia terkena tabrak atau apa, jelasnya saat itu Kuning saya kira sudah mati. Dan, saat akan diangkat, dia mengeong... teringat dengan dokter yang beralamat di gang samping Apotek Pelangi, Kuning yang belum diberi nama waktu itu ia langsung dibawa, dibalut dengan kresek hitam -,-.
Kuning diperiksa dokter, sebelumnya dokter yang telah siap berangkat ke tempat dinas menyarankan untuk ke Dinas Perternakan, melihat saya bingung kemana dinas itu, dan melihat kondisi Kuning, dokter akhirnya memeriksa. Kuning tak patah lehernya, tapi itu lah otaknya terganggu, saraf mungkin. Kuning tak bisa fokus untuk menggerakan leher, tak fokus melihat, tak fokus mencium, tak fokus makan, tak juga dapat menyeimbangkan badanya.
"Kalau dia mau makan, kemungkinan dia bisa sembuh", kata dokter.
Dokter lalu meneteskan seseuatu ke mulut Kuning. Kuning dapat menelan. Kuning yang terus mengeluarkan suaranya yang nyaring, mengeong sekuat tenaga sepertinya hanya itu yang dapatka ia lakukan. Mendengar penjelasan dokter senangg rasanya. Kuning mendapatkan pasti sembuh, ah syukurlah.
"Dia bisa makan, tapi dibantu", dokter melanjutkan, kemudian mengatakan akan memberi resep.
"Dok, bayaran periksannya boleh nanti? Saya tidak bawa uang banyak", saya teringat sempat mengambil beberapa puluh ribu sebelum berangkat menuju ke kost teman karena dia minta bantu mengambil motor di Jejuru. Saat menuju ke sana itu lah, melihat Kuning tergeletak, mengira ia tak bernyawa. Pulang dari Jerujum bayanganya masih terngiang. Balik lagi, dan kemudian akhirnya Kuning dan saya dipertemukan.
Uang di saku ternyata cukup, dokter yang memeriksa Kuning memberikan potongan harga. Sungguh berterima kasih pada dokter yang rumahnya masih tergantung papan pengumuman "tutup" pagi itu.
Selesai memeriksa Kuning, ia saya bawa ke rumah sepupu yang tak jauh dari lokasi Kuning ditemukan. Banyak cerita dengan Kuning beberapa hari ini. Hingga dua hari lalu, sepupu menelpon, memberi kabar. Kuning masuk kolong rumah. Dan, kolong rumah desain zaman Belanda itu sangat lah gelap. Kolongnya becek, dan "Ul-ul" sangat ditakutkan ada di sana.
"Cepat ke sinil, aku rase nak muntah dah dengar die di dalam tu. Die ngeong teros. Mane aku tege dengar die ngeong gituk, bise-bise aku tak bise tidok nanti malam, bise-bise aku pingsan mikirkan diye di sana. Aku takot ade Ul-ul".
Saya pun datang ke rumah, ternyata memang ada lubang di dekat Kuning "dirawat". Kami juga tak menyangka, Kuning bisa menggerakan badanya sangat jauh. Kuning di dalam kotak, dia tak bisa berjalan. Kotak ada di atas kursi. Kunig masuk kolong, saya melihatnya dengan bantuan senter HP Samsung, bulunya sudah basah, lumpur melumur. Kuning mengeong nyaring. Saya beteriak memanggilnya, mengajaknya untuk menggerakan badan ke arah yang dapat dijangkau. Hampir saja saya akan mengambil keputusan untuk merangkak di kolong, sepupu bilang; "Jangan! di dalam itu seram, nanti ada ul-ul".
Sepupu melepon Bapaknya terus-terus. Tak diangkat. Sepupu ngomel. Sepupu ambil bantal dan membaringkan diri di ruang tamu. Sepupu lemas mendengar suara Kuning. Hampir satu jam menelpon Bapak, akhirnya diangkat. Sepupu ingin dikirimkan nomor orang yang biasa memperbaiki rumah. Orang itu sudah paham dengan rumah kata sepupu. Papan dilepas satu, itu rencananya.
Setelah magrib. Kami pu mendapat bantuan. Kuning dapat diambil. Uang yang sisa 32 ribu di dalam tas diambil 25 ribu untuk orang yang membantu melepaskan papan. Kam berdua sedang tak ada uang memang hari itu. Kuning yang basah, langsung dibawa ke kamar mandi. Langsung dimandikan. Kuning kedinginan. Kakinya tak berhenti begetar.
Kemarin, dapat kabar dari sepupu tentang Kuning:
Kuning saki mata -,-
Kesiaaaan Kuning serunya hidupmu, nak!
Komentar