Langsung ke konten utama

Lupa: Membunuhku?

Ini bukan kali pertama saya menulis tentang lupa. Dan, sepertinya saya harus membuat satu lebel lag tentang hal satu ini: lupa. Lewat tengah malam begini saya berfikir keras tentang dokumen penting yang akan saya bicarakan besok. Saya tahu, saya sudah mengambilnya. Sudah dimasukan ke tas, dan di atas meja, dan setelah itu saya lupa.

Tetapi, pada hari Senin lalu, saya ingin mengambil dokumen itu dari tas untuk menunjukan pada seseorang untuk konfimasi. Namun, tidak jadi karena saya melihat, beliau sangat sibuk. Saya tidak jadi membuka tas dan berencana akan menanyakan kembali setelah kegiatan di ruangan itu longgar.

Dokumen penting itu adalah SK Club Menulis. Beberapa SK lain, yang diamanahkan Bang Taqin untuk diberikan kepada Koordinator masing-masing sudah saya berikan, tetapi untuk Club Menulis saya yang menyimpan untuk disampaikan dengan Pak Yus. 

Saya sudah sampaikan kepada Pak Yus dan Pak Herman bahwa SK itu sudah ada dengan saya. Kemarin, SK itu ingin saya perlihatkan dengan Pak Herman, namun sesampai di ruangan saya berfikir: SK mungkin di tumpukan kertas-kertas lain di samping meja. Saya pun mencarinya, namun tidak ketemu. Saya khawatir, dokumen ini masuk ke berkas yang saya kira tidak dipakai lagi yang beberasa saat lalu saya buang. Saya membongkar tong sampah di depan ruanga, juga tak ada. Apa saya kurang jeli?


Saya mengira di rumah. Di kamar, di lembaran berkas buku yang akan diurus ISBN-nya. Saat akan tidur tadi, saya terkejut mengingatnya, namun kantuk terlalu parah hingga akhirnya saya memilih untuk lelap. Sekitar pukul 01:00 saya terkejut kembali dan langsung mencari SK itu. 

Selain itu, saya juga dikejutkan dengan bak sampah yang ada di kamar ini: tidak ada. Saya mengira sepupu yang akan kembali ke rumah ini yang memindahkanya, dan membuang sampah itu. Saya agak merasa: kurang suka. Kamar jelas-jelas dikunci, dan sepecah-pecahnya kamar ini, biarkan saya yang mengurusnya.  -,-

Cukup lama saya tertengun, mengingat-ingat kronologi yang terjadi. Akhir yang saya ingat SK yang saya simpan di meja itu bukan SK Club Menulis, melainkan SK Club Bahasa Arab yang akan saya berikan denagan Pak Faizal Amin. Saat sore hari itu, beliau absen, dan saya langsung memberikan SK tersebut.

Mengingat ini, kepala saya jadi berat. Kemana SK Club? Saya mengandai-andai jika SK itu terbuang bagaimana? Ah, hati saya langsung mengerinyit. Ih, sungguh menyakitkan fikiran. -,-

Saya menganalisa diri saya sendiri. Dan, ini mungkin yang menyebabkan diri saya menjadi lupa. Kurang tidur. Pak Yus sering mengingatkan saya, jangan bergadang nanti bisa lupa. Tahun ini saya yakin, saya tidak lagi bergadang,-selain mengejar deadline tugas kuliah-, saya takut: lupa.

Saya agak merasa sangat-sangat bertanggung jawab jika diberi amanah. Saya khawatir mendekati takut-mungkin- jika amanah yang u diberikan pada saya tak bisa saya lakukan. Dan, ini mungkin menyebabkan stress. Stress yang standar mungkin. Saya membaca tentang artikel penyebab lupa, dan di situ stress menjadi satu di antara penyebab. 

Hal yang saya takutkan adalah penyakit lupa. Di film I don't Remember-lihat saya gunakan kalimat:jika tidak salah- yang menceritakan tentang seorang perempuan yang terkena penyakit lupa. Dia benar-benar lupa dengan apa yang barus saja terjadi dalam hidupnya. Dia lupa siapa suaminya, dia lupa menanak air, dia lupa alamat rumah.

Asli, jika lupa saya ini "kambuh" saya langsung mengingat film tersebut.

Saat lebaran lalu, saya mengunjungi rumah kerabat Raja Mempawah. Nenek yang dulu pernah diangkat oleh keluarg Raja menjadikan hubungan keluarga kami lebih baik. Ada cerita tentang seorang kerabat lain, yang sebelum meninggal dia menjadi pelupa. Padahal, saat pagi dia baik-baik saja. Saat sore itu, dia ingin pulang ke rumahnya di Jalan Siam. Namun ia malah sampai ke Pal, dan bingung menuju rumah. Seorang warga menghampirinya, dan bertanya akan kemana: Ingin pulang tapi tak tahu alamatnya. Kerabat ini lalu dicarikan alamatnya, dan tak lama dari kejadian itu dia pun meninggal.

Saya memang pernah mengira bahwa saya akan meninggal di usia muda. Namun, saya tak mengira jika itu dikarenakan penyakit lupa. 

Entah apa yang terjadi pada saya saat ini, jelas: Terlalu banyak hal yang saya lupa. Saya takut, dan saya sangat khawatir dengan kondisi ini. Jika saya terus-terus lupa, saya takut tak dapat menyimpan ilmu belajar saya dengan baik. 

Keinginan menjadi Dosen dan Peneliti -,- saya takut ini sekadar keinginan karena saya tak dapat mempertanggungjawabkanya. 

Memikirkan ini, - ah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau