Langsung ke konten utama

Menuju Titik #PART2 (Cerita Satu Tahun Terakhir Kami)


dit phani ade di ptk... besok buber yokkk

Wak Sauk, mengirim pesan itu saat saya sibuk membungkus parcel pesanan. Saya tidak terlalu yakin bisa bertemu dengan Phani yang akrab saya panggil "Nyeh". Nyeh suka hilang begitu saja dan datang begitu saja. Pernah dulu, dia mengirim SMS mengabarkan dirinya ada di dekat motor saya, lalu kami berjumpa, setelah ditinggal sebentar, Nyeh hilang -,-.

Makanya saya selalu beranggapan jika komunikasi dengan anak Sebawi  yang satu itu susah. SMS hari ini entah tidak dapat dipekirakan tanggal berapa dia membalas. Sibuk? entah lah, sesibuk apa dia sekarang tapi Nyeh memang begitu orangya. Tidak terlalu memaksa. Jika dia tidak sempat membalas, ya tidak. Jika dia tidak ada pulsa, ya tidak. Jika tidak ada sinyal -hal pertama dan utama menjadi penyebabnya tidak mungkin rasanya Nyeh,  "sehe" keluar rumah untuk mencari sinyal, sekadar membalas.  

Ya begitu lah Nyeh. Begitu-begitu kami semua sayang dengan dia. Buktinya, saya, Eni, Wak Sauk, dan Mia  Kecik berniat besar untuk dapat bertemu denganya. Sayangnya Mia yang sering kami jodohkan dengan Nyeh tak dapat datang. Nyeh yang suka membantu, tidak merepotkan, dan banyak pengetahuan serta mau belajar ini adalah teman kelas yang lugu dan lucu.

Di Club Menulis, kami adalah personil pemimpi besar. Kami suka berbicara tentang rencana-rencana, tentang orang yang menginspirasi, tentang buku, atau tentang kami hal-hal luar biasa yang baru-baru kami lakukan. Kami saling memberi semangat.  Seperti halnya, Saya, Eni, dan Nyeh adalah tiga pengusul judul berkenaan dengan Pengembangan Materi, ide ini awalnya dari inspirasi yang disebar oleh Eni di tahun 2012 lalu. Saat itu, Eni telah siap dengan outline proposalnya. Judul tersebut diterima oleh penyeleksi judul skripsi. Selanjutnya bedasarkan pertimbangan dan analisi, -eaa- saya pun mengajukan judul yang mirip, setelahnya Nyeh juga. Kami bertiga, benar-benar membahas tentang Pengembangan Materi Ajar. 

Sebelum KKL, dan kami bertiga satu kelompok, Eni lebih dulu ujian Proposal. Eni yang saat itu mendapat Konversi karena kegiatan sosial yang dilakukanya saat di Amerika memiliki nilai  sama  dengan hitungan KKL Eni boleh tidak mengikuti. Dia pun lebih luasa ikut serta dalam kegiatan KKL, walau pun tidak setiap hari. Anak hidup dengan dunia petualang itu, rela meski sendiri menyusuri kebun sawit, jalan setapak, menyeberang sungai dari Pontianak menuju lokasi KKL, di Sungai Terus, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya.

Wak Sauk, yang sebenarnya adalah pemantik utama kami dalam pengusulan judul masa itu belum berhasil lolos seleksi. Bagaimana penilaian dosen seleksi tentu memiliki pertimbangan-pertimbangan yang jelas ada satu judul yang kemudian membawa Wak Sauk jejak di tanah Jawa. Proposal yang ditolak itu diikutkanya dalam menulis lomba esai dan dari 300-an mahasiswa dirinya masuk ke 13 besar. Wak pun "ngekeng:" naik pesawat, kereta api, ke monas, dan tentu saja bertemu dengan penulis-penulis hebat yang satu di antaranya adalah Fakhrul Khakim yang saya kenal sebagai penulis cerpen di Majalah Story. Wak tidak menyerah mengusulkan dan akhirnya dirinya pun mendapatkan ide mengenai pengembangan materi. Wak mengusulkan proposal mengenai Pengembangan. Wak  pun seminar. 

Saya, Eni, dan Nyeh berhasil menjadi wisudawan awal tahun 2013 tadi kemudian disusul Wak di akhir tahun. Kami berempat berhasil menyabet gelar sarjana di kampus tempat kami bertemu. Nyeh yang lebih dulu kembali ke kampung halamanya, di Sebawi sana. Dia menjadi guru. Saya tidak terlalu banyak tahu tentang kegiatanya di sana. Namun, kami tahu Nyeh ikut dalam kegiatan pelatihan sekolah di hotel Aston tak lama dia kembali ke Sambas. Kami bertiga merasa bangga karena teman kami dipercaya oleh sekolahnya untuk mendapatkan pengetahuan untuk pengembangan sekolah.

Eni lanjut dengan kegiatan-kegiatan lingkungan dan petualanganya. Dia lolos dalam kegiatan Kapal Pemuda Nusantara, kegiatan pemuda yang memiliki talenta luar biasa. KPN membawa Eni ke berbagai pulau, hingga dia menuju Pulau Komodo, Pulau Keajaiban Dunia. Setelah itu Eni pergi bepetualang ke Semeru. Mahameru yang diidamkan banyak orang. Petualanganya yang sempat membuat saya nangis gegara cuaca di sana membuat saya bepikir aneh dengan kesehatanya. Balik dari sana, Eni mengenalkan saya pada program Sahabat Pulau. Komunitas yang membuat Indonesia lebih baik. Saya mengenal orang-orang yang bergerak tanpa pamrih. Petualangan Eni di di Gunung dan Laut adalah petualangan yang hebat di tahun-tahun setelah kami Wisuda. Dia benar-benar menunaikan keinginan kami dulu, "selesai wisuda kita berkeliling pulau".

Wak Sauk sebelum Wisuda dirinya menggapai impianya yang tertunda di semester awal kami menjadi mahasiswa. Menjadi Wartawan. Wak Sauk sempat ikut pelatihan sebagai calon anggota di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di kampus. Sayangnya ada keluarganya yang meninggal yang membuat dia tak dapat ikut kegiatan hingga hari tes. Dia tak ikut tes, tak jadi anggota. Tahun 2011, Wak Sauk bergabung dengan Club Menulis bersama Eni dan Nyeh. Di lingkungan ini lah yang membuat kami semakin dekat. Wak yang memiliki otak kualitas super membuat dia cepat belajar. Tak sekadar belajar pengetahuan, dia cerdas memahami situasi, inisiatif, bepikir positif, dan dapat menahan emosi. Tulisan-tulisanya yang lebih pada genre opini itu membuat dia tampak lebih hidup. Wak jika diminta membuat Cerpen, mungkin dia akan tergamam selama tiga hari. Begitu katanya. 

Saya sendiri, selesai dari strata satu langsung mendaftarkan diri menjadi mahasiswa kembali di UNTAN. Jurusan yang tidak linear, Bahasa Indonesia namun sesuai dengan hati nurani. Saya bertemu dengan teman baru. Fokus di Club Menulis menjadi kakak unituk teman-teman yang belajar di Club, seperti saat saya menjadi adik di komunitas ini.  

Nyeh yang telah menjadi pendidik di Sambas, Eni yang bepetualang dan menemukan jati dirinya, Wak Sauk yang berbahagia dengan profesinya, dan saya dengan berbagai pertemuan-pertemuan dengan situasi baru, semalam bertemu. Kami memang tidak berempat, ada Yulianti dan adiknya, serta Mas teman lelaki di kelas kami yang lain. Pulang dari berbukan, entah mengapa kami benar-benar menjadi berempat.

Di taman pinggir Sungai Kapuas kami memuaskan hati untuk berjumpa. Kami duduk saling berhadapan, di bawah pohon taman. Kami membahas tentang "Satu Tahun Terakhir Kami". Nyeh adalah orang yang pertama kami tunjuk, tentu saja karena dia adalah orang yang sulit untuk diketahui keadaanya, kecuali petualanganya di Kepulauan Riau beberapa minggu lalu. 


Nyeh pun becerita tentang dia yang menjadi guru TIK. Mengajak siswa SMP-nya belajar teknologi, dia juga mengajar Mulok. Nyeh juga mengajak mereka membuat karya, seperti membuat rumah dari koran.  Nyeh meminta kami memberinya ide, apa yang dapat dilakukanya untuk siswa-siswanya. Eni yang mempunyai program sahabat pulau menawarkan Nyeh untuk membuat kelompok belajar di sana. Nantinya buku-buku dari Sahabat Pulau dapat dijadikan bahan belajar di sana. Wak sang Wartawan juga siap membantu untuk menyampaikan kiriman karya tulis anak-anak Nyeh di surat kabarnya.

Wak kemudian melanjutkan cerita semasa awal-awal menjadi wartawan. Wak tak bisa bermotor. Tak punya motor. Wak tak bisa bersepeda. Wak tak punya sepeda. Wak bisa menulis, Wak punya tekad yang kuat. Inilah yang membuat Wak bertahan. Wak berhasil. Wak bisa bersepeda lalu membeli motor yang entah keluaran tahun berapa, setelah itu bersama abangnya yang juga punya jiwa belajar yang tak kalah dengan Wak, menyicil motor Matic. Wak sekarang lihai bemotor. Pentingnya lagi, kami tidak mendengar cerita Wak membuat orang di kantornya kecewa padanya karena berita yang dia buat tak layak muat. Wak malah dapat menghasilkan berita terbanyak. 

Eni memilih untuk tidak memilih program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan, setelah menimbang dengan bijak ia memutuskan untuk berada di sisi Ibunya. Ia pun ingin melanjutkan srata dua di UNTAN Bahasa Inggris. Eni tetap menjadi kakak di Pramuka dan Kakak untuk anak binaanya di Al Mumtaz.

Satu Tahun Terakhir Bercerita kami malam itu sunguh memenuhi setengah kekosongan rindu kami lama tak berjumpa. Malam itu, malam 22 Juli 2014, besoknya adalah pengumuman Presiden, dan sempat kami bahas di bawah pohon, di taman pinggir Kapuas.

Setelah pertemuan inspirasi ini, kapan kami dapat begini lagi?
:*







Komentar

ada-ada 3ni mengatakan…
Saya menangis, air mata keluar begitu saja. . . . Begitu waktu cepat bergulir memberikan jawaban dari banyak pertanyaan. Terima kasih

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau