Gegara kemarin, kejadian membara di kamar itu, membuat saya benar-benar ragu dengan ingatan saya sendiri. Tadi, suatu insiden yang membuat saya bepikir keras, apa yang terjadi dengan labirin saya?
Saya hanya ingat bahwa buku yang saya pinjam, jumlahnya dua. Di depan Mas Peminjam Buku di Perpusatakaan, saya mengungkapkanya dengan sangat yakin padahal layar komputer jelas-jelas menunjukan jumlah buku yang dipinjam adalah tiga.
Saking yakinnya, saya pun membawa tampak sok, sok ingat. Saya meyakinkan Si Mas, bahwa pada jam sekian, jumlah dan buku apa saja yang dipinjam sebelumnya, posisi meja tempat saya meminjam, saya ingat semua. Pada bagian yang menunjukan bahwa saya yakin 100% saat saya bilang: "Ha? buku Dimensi? Ndak Mas, saya pinjam buku Pemerolehan Bahasa, lagi pula untuk apa saya pinjam buku Dimensi Pendidikan" Saya bilang begitu karena saya memang tidak sedang melakukan penelitian berkaitan dengan sekolah, saya butuh buku yang berhubungan dengan PBK dan Sastra Budaya. Dan, saya pun keukeh sekali bahwa saya tidak meminjam buku itu.
Saya curiga, Mas-mas sebelumnya lah yang salah menyimpan daftar buku yang saya pinjam. Saya bilang sama Mas Peminjam Buku di Perpusataan, besok saya akan kembali lagi dan menunjukkan buku yang akan dipinjam. Tentu saja dengan komunikasi yang baik adanya. Jadi, saya janjian nih sama Mas Peminjam buku untuk menunjukkan siapa yang benar?
Sambil jalan menuju motor di halaman perpus, saya bepikir apakah kartu perpustakaan saya sudah diambil? yakin lagi: "Pasti sudah", saya pun melanjutkan perjalanan.
Kebetulan bertemu dengan Bang Pay dan Herlina di halaman. Tiba-tiba, Bang Pay bersuara dengan nada tinggi, sepertinya memberitahu seseorang. "Itu, itu", eh bagaimana ya tadi kalimatnya. Lupa :(
Pastinya, Mas yang berkomunikasi dengan saya mengenai pinjaman buku berlari kecil ke arah saya sambi menunjukan kartu perpus. Asli, saat itu saya mulai yakin. Pasti ada yang saya lupakan dengan pinjaman minggu lalu sebab hal yang saja saya lakukan saya lupa apalagi sejarah minggu lalu. Ingatan yang muncul mengenai lupa ini malah kejadian tadi siang dan kejadian dua minggu yang lalu.
Tadi diang di ruang kerja, saya juga sempat berhenti sejenak untuk mengingat bagaimana mengaktifkan scan tangan absen. Hal yang saya lupakan adalah apa dua digit pertama untuk membuat PIN. Untunglah saya ada membuat tata cara membuat PIN absensi lengkap dengan gambarnya. Saya pun membuka catatan itu dan akhirnya lancar mengaktifkan PIN.
Dua minggu yang lalu, ya tentu saja pengalaman mematikan api di kamar gegara saya berniat tidur dan lupa ada lilin yang masih hidup untuk menerangkan gelap karena listrik mati.
Ingatan itu semakin jelas setelah berada di kamar, saya menemukan tiga buku yang dipinjam minggu lalu. Tepat sekali buku-buku tersebut. Judul buku dan jumlahnya.
Saya hanya ingat bahwa buku yang saya pinjam, jumlahnya dua. Di depan Mas Peminjam Buku di Perpusatakaan, saya mengungkapkanya dengan sangat yakin padahal layar komputer jelas-jelas menunjukan jumlah buku yang dipinjam adalah tiga.
Saking yakinnya, saya pun membawa tampak sok, sok ingat. Saya meyakinkan Si Mas, bahwa pada jam sekian, jumlah dan buku apa saja yang dipinjam sebelumnya, posisi meja tempat saya meminjam, saya ingat semua. Pada bagian yang menunjukan bahwa saya yakin 100% saat saya bilang: "Ha? buku Dimensi? Ndak Mas, saya pinjam buku Pemerolehan Bahasa, lagi pula untuk apa saya pinjam buku Dimensi Pendidikan" Saya bilang begitu karena saya memang tidak sedang melakukan penelitian berkaitan dengan sekolah, saya butuh buku yang berhubungan dengan PBK dan Sastra Budaya. Dan, saya pun keukeh sekali bahwa saya tidak meminjam buku itu.
Saya curiga, Mas-mas sebelumnya lah yang salah menyimpan daftar buku yang saya pinjam. Saya bilang sama Mas Peminjam Buku di Perpusataan, besok saya akan kembali lagi dan menunjukkan buku yang akan dipinjam. Tentu saja dengan komunikasi yang baik adanya. Jadi, saya janjian nih sama Mas Peminjam buku untuk menunjukkan siapa yang benar?
Sambil jalan menuju motor di halaman perpus, saya bepikir apakah kartu perpustakaan saya sudah diambil? yakin lagi: "Pasti sudah", saya pun melanjutkan perjalanan.
Kebetulan bertemu dengan Bang Pay dan Herlina di halaman. Tiba-tiba, Bang Pay bersuara dengan nada tinggi, sepertinya memberitahu seseorang. "Itu, itu", eh bagaimana ya tadi kalimatnya. Lupa :(
Pastinya, Mas yang berkomunikasi dengan saya mengenai pinjaman buku berlari kecil ke arah saya sambi menunjukan kartu perpus. Asli, saat itu saya mulai yakin. Pasti ada yang saya lupakan dengan pinjaman minggu lalu sebab hal yang saja saya lakukan saya lupa apalagi sejarah minggu lalu. Ingatan yang muncul mengenai lupa ini malah kejadian tadi siang dan kejadian dua minggu yang lalu.
Tadi diang di ruang kerja, saya juga sempat berhenti sejenak untuk mengingat bagaimana mengaktifkan scan tangan absen. Hal yang saya lupakan adalah apa dua digit pertama untuk membuat PIN. Untunglah saya ada membuat tata cara membuat PIN absensi lengkap dengan gambarnya. Saya pun membuka catatan itu dan akhirnya lancar mengaktifkan PIN.
Dua minggu yang lalu, ya tentu saja pengalaman mematikan api di kamar gegara saya berniat tidur dan lupa ada lilin yang masih hidup untuk menerangkan gelap karena listrik mati.
Ingatan itu semakin jelas setelah berada di kamar, saya menemukan tiga buku yang dipinjam minggu lalu. Tepat sekali buku-buku tersebut. Judul buku dan jumlahnya.
Komentar