Sejak Minggu malam, saya sudah menjadi bagian dari Karantina MTQ Kalbar. Wah, jangan heran kenapa saya berada di sana. Bergabung dengan peserta Musabaqah yang akan diseleksi untuk ikut MTQ Nasional. Saya sendiri juga masih bertanya-tanya, kenapa saya?
Sebelumnya saya tidak pernah bepikir dapat ikut andil di kegiatan MTQ. Bahkan untuk nonton MTQ saja, jangan-jangan bisa dihitung dengan jari. Nah, ini memang mengherankan (*memalukan juga?). Tapi, berbagai rahasia Allah, tidak ada yang tahu. Saya merasa keberadaan saya di sini telah karena Sang Khaliq telah merencanakan sesuatu untuk saya. Maka, saya berusaha untuk tidak berlama-lama bertanya, Ya Allah kenapa saya ada di sini?
Saya ikut seleksi Musabaqah Makalah Quran.
Sabtu malam itu, setelah mendapat SMS bahwa saya diundang untuk ikut serta dalam seleksi ini, saya menyanggupi diri. Saya kira, seleksi itu cukup datang menghantarkan makalah. Hanya itu. Dan, pertemuan hanya memberi arahan apa mengenai isi makalahnya.
Malam Minggu pun saya datang.
Mendapa arahan dari pelatih yang juga dosen saya, selesainya saya baru tahu orang yang iku serta seleksi mesti ikut pusat pelatihan hingga tanggal 25 nanti. Itulah saya baru tahu, bahwa saya akan di Karantina.
Dan, sekarang saya menulis ini di Asrama Haji, lorong Mina, di kamar nomor 5. Di pintu kamar, tertuli: Tafsir dan MMQ.
Saya belum dapat menafsirkan apa yang akan terjadi pada saya di kegiatan ini. Hati, pikiran, dan ilmu saya mungkin akan menjadi lebih baik selama berada di sini. Amin.
Sebelumnya saya tidak pernah bepikir dapat ikut andil di kegiatan MTQ. Bahkan untuk nonton MTQ saja, jangan-jangan bisa dihitung dengan jari. Nah, ini memang mengherankan (*memalukan juga?). Tapi, berbagai rahasia Allah, tidak ada yang tahu. Saya merasa keberadaan saya di sini telah karena Sang Khaliq telah merencanakan sesuatu untuk saya. Maka, saya berusaha untuk tidak berlama-lama bertanya, Ya Allah kenapa saya ada di sini?
Saya ikut seleksi Musabaqah Makalah Quran.
Sabtu malam itu, setelah mendapat SMS bahwa saya diundang untuk ikut serta dalam seleksi ini, saya menyanggupi diri. Saya kira, seleksi itu cukup datang menghantarkan makalah. Hanya itu. Dan, pertemuan hanya memberi arahan apa mengenai isi makalahnya.
Malam Minggu pun saya datang.
Mendapa arahan dari pelatih yang juga dosen saya, selesainya saya baru tahu orang yang iku serta seleksi mesti ikut pusat pelatihan hingga tanggal 25 nanti. Itulah saya baru tahu, bahwa saya akan di Karantina.
Dan, sekarang saya menulis ini di Asrama Haji, lorong Mina, di kamar nomor 5. Di pintu kamar, tertuli: Tafsir dan MMQ.
Saya belum dapat menafsirkan apa yang akan terjadi pada saya di kegiatan ini. Hati, pikiran, dan ilmu saya mungkin akan menjadi lebih baik selama berada di sini. Amin.
Komentar