Langsung ke konten utama

Kifigi Ko Rewek

  
Nushanasah, Guru Bahasa Bugisnya saya nih :)


 “Ki fi, gi, ko, re, wek”

“Baca re nya e taling, we seperti membaca elang. Rewek

Saya mengeja sendiri. Sanah memerhatikan saya yang sedang berusaha mengeja Kifigi Ko Rewek

  Cemane bacenye nih?” tanya saya pada Sanah.

“Kifigiko rewek”, Sanah menjawab. Pas saja lafalnya. Sedap telinga mendengarnya. 

Sanah adalah orang Bugis. Dia berasal dari Segedong, Kabupaten Mempawah. Jika ditanya dia orang apa, Sanah mengaku dia orang Bugis. Bedanya dengan Saya, jika ditelusuri dari sejarah kampung, pendiri kampung memang orang Bugis. keturunan juga masih masuk dalam Waris Sembilan, meskipun jadi pewaris terakhir. Tapi sayangnya, di kampung sana, hingga usia 23 tahun ini belum pernah mendengar ada orang kampung yang bicara dengan bahasa bugis. Melayu, itulah sekarang.

Jadi bahasa Bugis sangat asing untuk saya. Sudah tidak pernah berbahasa Bugis, tidak ada berada di lingkungan orang berbahasa Bugis, semakin jadi saya tidak tahu berbahsa Bugis. Jadi saat menyebut Kifigi Ko Rewek saja, saya terbatah-batah. Dalam keadaan hanya kami berdua di ruangan, Sanah adalah masternya bahasa Bugis.

Hari itu, Nurhasanah dan saya menyelesaikan klipingan tulisan anggota Club Menulis yang tebrit di koran. Lalu, ketemulah kami dengan kolom Tok Ambok yang ditulis Bang Nur Iskandar. Dari tulisan Tom Ambok, saya membaca Kifigiko Rewek.

 Artinye kemane kau balek”, jawab Sanah setelah saya bertanya arti dari kalimat tadi. 

Mendengar jawaban tersebut, saya mengangguk sambil bilang “Ooh” dengan mata yang mungkin terlihat berbinar-binar. Bisa lah dibilang seperti mata Spongebob yang sedang bahagia. 

Saya merasa beruntung sekali, membaca tulisan Tok Ambok saat bersama Sanah. Dia bisa saya tanya bagaimana cara membacanya. Saya yang sudah berlidah Melayu ini, melafalkan kalimat tadi terasa sekali menebaknya. Lebih ke nada Melayu. Ya lumayan menjadi tawaan Sanah karena memang lucu.
Apalagi pada percakapan lain di dalam tulisan Tok Ambok itu. 


“Melok rewek ki Amsterdam. Amsterdam ero Ahmad Yani teruk kik Sungai Raya laleng haaa”. Sana cekikan tertawa mendengar saya. Apalagi pada kata “haa”. 

Ya, namanya juga baru belajar :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau