Saya memilih bahasa sebagai tema tulisan essai
yang akan diterbitkan pada hari Senin. Saya pikir tema ini akan membantu saya
untuk lebih memahami tentang Linguistik. Ilmu yang mempelajari tentang bahasa
tersebut dapat saya hubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Tentu saja
bermodalkan dengan bacaan-bacaan berkenaan dengan linguistik yang telah saya
konsumsi.
Saya
semakin tertarik untuk mendalami ilmu ini setelah membuat makalah berkenaan
Nama Tokoh dalam Buku Kalbar Berimajinas: Kumpulan Cerpen Sastrawan Kalimantan
Barat. Makalah tersebut membahas tentang pembentukan nama tokoh cerita yang diberi
oleh penulis. Pemberian nama ini
dihubungkan dengan semantik yang menelaah tentang makna sedangkan dari
morfologinya untuk mengetahui seluk beluk pembentukan nama. Nama-nama yang
diberi oleh penulis dapat dianalisis dari jumlah kata nama. Dari kajian
linguistik ini pula, identitas kebudayaan dan agama tokoh dapat diketahui
melalui nama.
Belajar
bahasa, belajar tentang linguistik tidak sama dengan saat belajar bahasa
sebagai mata pelajaran di sekolah. Di
ilmu bahasa linguistik, bahasa menjadi objek bahasan. Bahasa yang ditelaah
secara bahasa bukan yang lain. Banyak bidang ilmu yang juga membahasa tentang
bahasa, namun pendekatan pada bahasa tersebut tidak seutuhnya sebagai bahasa.
Misalnya saja Ilmu Susastra yang memandang bahasa sebagai wadah seni baik.
Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis dan
sistemis. Sistemis inilah yang menjadi bagian-bagian lain yang terdiri dari
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik
Melalui
buku Abdul Chaer berjudul Linguistik Umum saya belajar tentang teori subsistem
linguistik. Bagaimana alat ucap berperan mengeluarkan suara, memperjelas huruf
dan kata-kata yang disampaikan oleh manusia ditelaah di dalam fonologi. Ilmu
yang mempelajari tentang runtutan bunyi-bunyi dalam bahasa baik bunyi sebagai
pembeda makna maupun tidak atau dalam istilah cabang fonologi, fonetik dan
fonemik. Fonetik mempelajari bahasa tanpa memperhatikan bunyi memiliki makna
atau tidak, sedangkan fonemik mempelajari bahasa dan makna pada bunyi. Bunyi
yang dimaksud dalam linguistik bukanlah bunyi yang keluar tanpa sadar. Bunyi
yang dibahas dalam linguistik adalah
bahasa, bunyi yang keluar dari hasil alat ucap manusia secara
sadar.
Paru-paru
lidah, bibir-bibir dalam ilmu biologi telah diketahui fungsi utama
masing-masing organ manusia ini. Paru-paru untuk bernafas, lidah untuk sebagai
indera perasa, bibir sepagai alat bicara. Namun, dalam kajian fonologi, organ
ini menjadi alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi bahasa. Begitu pula dengan nada suara, jeda dan
tidaknya berjeda dalam bicara dibahas dalam fonologi ini.
Memang
pengetahuan saya tentang Ilmu Bahasa masih sangat sedikit. Maka dari itu saya
mencoba untuk menghubungkan hasil bacaan dengan lingkungan yang saya temui.
Dari essai ini juga saya berharap apabila ada pemahaman saya yang keliru, saya
mendapat pencerahan dari orang yang lebih mengerti. Dari piliha tema ini pula
menjadi cara saya untuk lebih peka terhadap bahasa-bahasa yang saya temui di
lingkungan sekitar.
Sejak
PDKT dengan Ilmu bahasa saya mulai merasa peka pada penggunaan bahasa-bahasa
dalam kegiatan sehari-hari. Tulisan-tulisan di reklame, papan nama, atau
spanduk yang dilihat saat perjalanan dicoba untuk dianalisis. Terutama dari
penulisan EYD. Hal ini berhubungan dengan seluk beluk kata yang dipelajari dari
cabang ilmu linguistik yakni morfologi. Proses afiksasi berupa proses
pembubuhan afiks dan makna gramatikal sering kali ditemui dalam
penulisan-penulisan di papan nama, media publikasi lainya yang mudah ditemui di
lingkungan. Apalagi pada saat masa kampanye wakil rakyat saat ini. Banyak
sekali penggunaan bahasa yang dapat diamati melalui.
Semoga
melalui tulisan ini pemahaman saya berkenaan bahasa akan lebih baik lagi ke
depanya. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat untuk pembaca
Komentar