Kamar tidur? Oh tidak, apa yang kalian pikirkan tentang
kamar tidur. Salah seorang mahasiswa, langsung memberi respon ketika saya
memberi tugas: mengarang tentang kamar tidur, sebanyak 300 kata.
“Bu, itu aib, bu”.
Ya, saya setuju.
Saat saya mendapat amanat untuk memberikan mereka tugas
mengarang mengenai kamar tidur, saya langsung tersenyum-senyum. Pasalnya saya
juga ada masalah tentang kamar tiur beberapa hari ini. Ini memang aib.
Kamar menurut saya adalah privasi. Saya bisa menguncinya,
kapan pun saya mau. Ada banyak rahasia di kamar. Dan, tentu saja tentang
bagaimana dia hari ini. menjadi sangat aib sekali. Saya mengunci kamar tidur,
dan menyimpan kunci itu di tempat yang sangat tersembunyi. Saya khawatir, ada yang masuk ke kamar. Saya
akan tahu bagaimana respon mereka saat melihat kamar saya.
“Nindaaaaaaa, kamar kau macam kapal pecah”. Aha, itu bisa terjadi dengan sangat mudah.
Namun, karena kama dikunci, dan kuncinya disembunyikan. Hal
tersebut kemungkinan kecil akan terjadi. Lagi pula, selesai dari kelas saya
akan langsung pulang. Ada tugas yang tertunda sejak beberapa hari yang lalu.
Belum mengganti seprei .
Seprei motif
bunga-bunga yang bessaaar, bewarna pink. seprei ini dibuatkan oleh emak, saat masih sekolah
dulu. Entah apa yang dipikirkan emak, bisa-bisanya beinisiatif membuatkan saya seprei
. Dua sarung bantal untuk kepala, dan dua sarung bantal panjang. Ukuranya,
sekitar 1.5 meter, dangan panjang 2.5 meter.
Apa boleh saya mengulang lagi warna seprei itu. Ya, warnanya pink. Pink dan bunga-bunga. Perempuan sekali.
Sangat keperempuanan. Tentu saja, saa itu saya protes. Saya lebih suka warna
biru. Tapi untunglah ada sedikit warna biru disepreii tersebut, jadi ya.. tidak apalah. Lagi pula, seprei lumayan serasi dengan karpet bewarna biru
di kamar.
Jadi, hari in seprei pink bunga-bunga itu masih ada di dalam
keranjang tinggi bewarna merah di kamar baju. Dikatakan kamar baju karena di
kamar itu memang sudha menjadi tempat khusus untuk menyimpan baju. Orang yang
bertugas menyetrika di rumah, melakukan aktivitas menyetrikanya dikamar itu. Dulu kamar yang sedikit lebih besar dari kamar sekarang adalah kamar saya. Namun
karena ada seorang teman dari pemilik rumah yang sedang masa transisi pindah
dari, -ehm jika tidak salah- dari malang ke Pontianak. Saya ditugaskan untuk
pindah kamar. Tema orang rumah tinggal selama dua minggu di, -jika tidak salah-
di rumah.
Sekarang saya punya kamar dengan warna biru. Warna kesukaan.
Birunya berpadu dengan kuning muda. Dan, seprei baru yang saya pinta dengan emak juga bewarna
biru muda. Jadi, cucok bingit.
Rasanya sekian dulu bercerita tentang kamar saya yang hingga
sekarang saya beri nama Sekretariat Kamar Kapal Pecah (SKKP). Cerita akan
beralih tentang teman-teman dihadapan saya ini. Ada yang menggaruk
kepala. Garukannya kencang sekali.
seprei punya masalah dengan ketombe, tidak jauh berbeda dengan
iklan-iklan di Tv. Ada yang tidak berhenti menggoyang-goyangkan kaki kirinya,
ehm seperti goyangan kaki mekser. Ada pula yang akan balik menatap saya jika
saya menghadapkan kepala kepada mereka. Melihat, lalu menunduk. Ya, semacam
orang yang sedang ujian dan mencari kesempatan untuk mendapatkan jawaban dengan
temanya. Ada juga yang
menggeleng-gelengkan kepalanya, ini malah seperti kerang leher. Mungkin dia
cocok untuk ikut casting iklan minyak urut.
Itu beberapa masalah yang terlihat dari pihak teman-teman laki-laki.
Teman perempuan lebih sibuk dengan kerudung. Ada yang
memperbaiki ujung depan kerudung. Ada juga yang mengarahkan tangan kiri ke
bagian telinga kiri, dan tangan kanan ke
ke telinga kanan, lalu dia menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
Bagian ini tampaknya bukan masalah tentang sulitnya menulis, tapi dia sedang
becerita mungkin dengan teman di sampingnya, bahwa dia ingin menjadi penari.
Atau pemandu sorak untuk adik-adik yang mengikuti perkemahan di lapangan
dibelakang gedung belajar kami.
Aha, waktu sudah menunjukan masa pengumpulan. Ini saya sudah
selesai menulis tentang kamar tidur. Hem, cukuplah.
Komentar