"Kamu mau kopi?"
"Oh, ya, boleh"
"Baik, saya akan membuatkan untukmu"
"Hem, maaf Laksmi"
"Ya?"
"Hem, tidak apa-apa"
"Baiklah, mungkin sedikit lama. Saya akan menanak air di tungku lebih dulu"
"Ya, tidak apa-apa"
***
"Silakan"
"Terima kasih"
"Saya pikir kamu tidak terbiasa dengan kopi hitam, apalagi kopi yang yang hanya ditumbuk begini"
"Itu alasan kamu menyediakan sekaleng susu ini?"
"Iya, silakan"
"Saya rasa, saya belum bisa meminumnya. Panas sekali. Memegang gelas ini saja rasanya sukar"
"Apa kamu pernah meminum kopi bukan dari gelas atau cangkir?"
"Maksud kamu?"
"Apa kamu pernah?"
"Belum"
"Mau coba? saya pikir kamu akan suka, karena kamu bisa lebih menikmati aroma dari kopi susu ini"
"Ya, boleh"
"Saya biasanya begini, menuangkan sedikit kopi susu ini ke pinggan kecil, lalu meniup-niupnya. Saat meniupnya begini, aroma kopi dan susu memuat yang merasuk ke hidung menyampaikan kepada lidah, bahwa aroma kopi susu yang menerbak aromanya adalah minuman yang sedap. Llidah tak sabar untuk mencicipinya. Saya boleh taruhan, kamu merelakan lidahmu melepuh karena panas daripada lama menunggu kopi susu ini dingin".
"Kau benar Laksmi, aromanya sudah menyengat"
"Apa boleh saya meminumnya sekarang?"
"Tentu saja"
"Srrrrrrbb"
"Kamu suka?"
"Sangat suka, Laksmi, benar katamu. Minum dengan piring begini membuat hidungku menari-nari, mereka bahagia dapat menerima aroma kopi dengan khas gongsengannya, benar-benar berbeda saat meminum kopi dengan cangkir"
"Sebenarnya, ini cara orang yang tidak sabaran, Arya"
"Maksudmu?"
"Iya, karena menunggu kopi ini dingin atau pantas untuk diminum cukup lama sekali"
"Ha..ha.. ha.. ada-ada saja, kamu Laksmi. Bagaimana orang bisa menunggu, aroma kopi susu itu sudah membuat lidah memberontak. Apalagi air panas dari tungkumu itu, benar-benar menguji kesabaran".
"Iya, Arya, bahkan karena tidak sabar, membuat berpikir pendek, meminumnya dengan keadaan panas benar, hingga lidah melepuh, pedih, atau membiarkan tangan menyentuh gelas yang rambatan panasnya tak lekang"
"Ya kopis susu yang nikmat itu memberi petanda, untuk mendapatkan sesuatu yang memuaskan, tentu tidak hanya dengan cara yang instan".
Komentar