Langsung ke konten utama

lelaki penyayang ibu

elaki penyayang ibu. begitulah saya menamai kamu. kamu yang saya temui setiap hampir setiap pagi. kamu yang selalu saya lihat bersama dia yang saya tebak adalah ibumu. di waktu yang hampir tiap pagi itu, kamu membawanya menyusuri jalan yang rutenya, rute yang sama saya lewati. saya dan kamu tidak pernah beriringan. selalu ber-pas-pasan. kamu hilir, saya hulu.

lelaki penyayang ibu, begitulah panggilan saya pada kamu. kamu yang selalu membawa ibumu. menemaninya belanja, untuk membeli telur, sayur, atau mungkin bubur. kamu yang setiap pagi sudah bersama ibumu menyaksikan kesibukan orang yang hilir-mudik melewati jalan, jalan yang membuat saya bisa bertemu dengan kamu.


lelaki penyayang ibu. lelaki yang tidak pernah saya lihat wajahnya senyum melebar ketika membawa ibu. lelaki yang tidak pernah terlihat muram, karena terlalu pagi membawa ibu. di waktu sekitar pukul tujuh.
tetapi saya yakin, senyummu tidak penting apalagi murammu ketika membawa ibu. saya yakin pagi sekitar pukul tujuh, waktu yang untuk lelaki usiamu memilih tidur, bersungut jika diajak ibu belanja membeli telur, sayur, atau mungkin bubur. kamu lelaki penyayang ibu, tidak mempermasalahkan wajahmu. kamu lelaki penyayang ibu yang sedia ada untuk ibu.

karena waktu sekitar pukul tujuh saya menamai kamu lelaki penyayang ibu


lelaki penyayang ibu. yang namanya selalu saya tebak-tebak atau saya kasi semau-mau saya. lelaki yang hampir tiap pagi saya lihat bersama ibunya. lelaki yang mungkin tidak dapat saya temui di waktu sekitar pukul tujuh.

tapi ternyata saya salah.

pernah saya bertemu dengannya di area sekolah suster di daerah jl. Urip. saya melihatnya. menggunakan jaket berwarna merah hitam. seperti motor yang dimilikinya. hitam merah. matic yang selama ini juga saya kenal karena keberadaannya, lelaki penyayang ibu. sore itu dia tidak bersama ibu

di waktu yang tidak sekitar pukul tujuh itu saya melihat senyumnya. untuk kali pertama. bukan wajah yang tidak mempersoalkan apa-apa. tidak seperti di waktu sekitar pukul tujuh. lelaki penyayang ibu tersenyum karena sesuatu yang membuatnya tersenyum. untuk kali pertamanya saya melihat ia tersenyum. itu sangat mengagumkan. seperti di waktu sekitar pukul tujuh, saya tidak bertemu dengannya secara beriringan, tetapi ber-pas-pasan.

dan saya memantaunya hingga dia menghilang dari spion kanan saya.

lelaki penyayang ibu. hal aneh memang. saya membuat suatu kepercayaan. jika saya bertemu lelaki penyayang ibu. maka hari yang saya ketika saya bertemu akan menjadi hari yang beruntung untuk saya. keyakinan ini tiba-tiba menjadi kepercayaan ketika saya sulit bertemu atau berjeda lama, ah sudah lama tidak bertemu lelaki penyayang ibu di waktu sekitar pukul tujuh, waktu yang membuat saya dan dia bertemu, dan tentu bersama ibunya.ini sebagai hadiah dari penantian tatapan saya. suatu kebahagiaan yang saya buat sendiri, hadiah karena saya selalu menunggu kehadirannya.

jika saya bertemu dia hari ini, maka hasi saya semakin menyenangkan.

dan setelah penantian dan pertemuan, saya memang benar-benar beruntung hari itu.
padahal saya tahu, apa yang saya lakukan pada hari itu bukan karena kepercayaan yang saya buat itu, tetapi karena saya bersemangat karena senang menemukan lelaki penyayang ibu di pagi sekitar pukul tujuh.

hari ini. saya bertemu.
saya beriringan dengannya.
saya melihat punggunya tidak lagi dari kaca spionya aya, tetapi dari kaca spion miliknya.
saya melihat wajahnya yang mengerinyit dan gusar. lucu sekali. helmnya yang tidak ada kaca membuat matahari di waktu sekitar pukul sembilan menyinari wajahnya dengan mudah.

saya melihatnya dengan jarak yang dekat.
kemudian saya dan dia berpisah di bundaran digulis.
keperluan saya di area itu berjalan dengan sukses.


baru saja bertemu lelaki penyayang ibu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau