Ya itulah yang saya rasakan minggu-minggu terakhir ini. Aihh, entah kenapa saya jadi pesimis dengan tugas akhir ini. Bukan saya merasa tidak bisa mengerjakannya, tapi saya pesimis tidak semangat untuk mengerjakannya. Saya tiba-tiba menjadi risau jika ada ada yang bertanya tentang mahluk gaib itu.
Pulang kampung, ditanya uda selesai?
Keluar gang, gitu juga.
Ketemu kakak tingkat, sama.
Seperti target yang sudah dibuat, Desember ini harus selesai. Tapi, semakin Desember berakhir, semangat makin terkuras. Kenapa?
Jawabannya sangat aneh. "Saya tidak suka ditanya-tanya. Apalagi dengan nada yang menyalahkan saya adalah orang yang tidak peduli dengan status saya sebagai mahasiswa yang mesti menyelesaikan skripsi"
Pintu rumah seperti pintu sidang skripsi, setiap akan berangkat, skripsi lah yang ditanya. Kapan? Sudah selesa?, kenapa? bla.bla. bla.
Hingga saya disarankan untuk datang ke rumah dosen pembimbing, untuk melanjutkan bimbingan, -karena alasan saya, konsultasi sedang ditutup hingga Januari- Dan, wow sekali saran itu, seperti peluru yang tidak perlu bidikan, langsng tancap ke hati dan otak saya. Ha? saya mesti ke rumah dosen, untuk bimbingan?
Entah kenapa, dan apa alasan kuatnya. Saat ini, saya belum berpikir untuk ke rumah dosen, dan datang kepadanya meminta bimbingan. Saya rasa, jika saya lakukan itu, berarti saya telah menganggu privasu beliau. Waktu beliau untuk bersama keluarga waktu beliau untuk tidak memikirkan kampus, waktu beliau untuk beristirahat.
Saya bukan tipe seperti ini. Saat ini itulah yang saya pikirkan.
Padahal, jika melihat hal yang terjadi tempo lalu, banyak waktu yang saya buang untuk skripsi saya, dan waktu itu saya alokasikan untuk hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang ini. Kenapa tidak ada yang mengerti? Kenapa ada muka bahwa saya terlena dengan apa yang saya dapatkan sekarang? Kenapa tidak ada yang teringat bahwa hampir dua bulan saya bolak-balik rumah, diam, tidak bisa ke kampus dan melakukan bimbingan seperti teman-teman yang lain, pergi ke perpus, dan mencari bahan-bahan untuk skripsi mereka.
Padahal saya melakukan sesuatu hal yang membuatnya bisa berjalan dengan baik. Lalu, kenapa saya diberi wajah yang tidak mengenakan itu?
Saya tahu tugas saya. Saya tahu apa yang saya kejar. Jangan meneror saya dengan wajah yang tidak mengenakan dan nada suara yang merisaukan.
-Saya hanya tidak suka, ditanya dengan nada dan wajah yang tidak mengenakan-
Pulang kampung, ditanya uda selesai?
Keluar gang, gitu juga.
Ketemu kakak tingkat, sama.
Seperti target yang sudah dibuat, Desember ini harus selesai. Tapi, semakin Desember berakhir, semangat makin terkuras. Kenapa?
Jawabannya sangat aneh. "Saya tidak suka ditanya-tanya. Apalagi dengan nada yang menyalahkan saya adalah orang yang tidak peduli dengan status saya sebagai mahasiswa yang mesti menyelesaikan skripsi"
Pintu rumah seperti pintu sidang skripsi, setiap akan berangkat, skripsi lah yang ditanya. Kapan? Sudah selesa?, kenapa? bla.bla. bla.
Hingga saya disarankan untuk datang ke rumah dosen pembimbing, untuk melanjutkan bimbingan, -karena alasan saya, konsultasi sedang ditutup hingga Januari- Dan, wow sekali saran itu, seperti peluru yang tidak perlu bidikan, langsng tancap ke hati dan otak saya. Ha? saya mesti ke rumah dosen, untuk bimbingan?
Entah kenapa, dan apa alasan kuatnya. Saat ini, saya belum berpikir untuk ke rumah dosen, dan datang kepadanya meminta bimbingan. Saya rasa, jika saya lakukan itu, berarti saya telah menganggu privasu beliau. Waktu beliau untuk bersama keluarga waktu beliau untuk tidak memikirkan kampus, waktu beliau untuk beristirahat.
Saya bukan tipe seperti ini. Saat ini itulah yang saya pikirkan.
Padahal, jika melihat hal yang terjadi tempo lalu, banyak waktu yang saya buang untuk skripsi saya, dan waktu itu saya alokasikan untuk hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang ini. Kenapa tidak ada yang mengerti? Kenapa ada muka bahwa saya terlena dengan apa yang saya dapatkan sekarang? Kenapa tidak ada yang teringat bahwa hampir dua bulan saya bolak-balik rumah, diam, tidak bisa ke kampus dan melakukan bimbingan seperti teman-teman yang lain, pergi ke perpus, dan mencari bahan-bahan untuk skripsi mereka.
Padahal saya melakukan sesuatu hal yang membuatnya bisa berjalan dengan baik. Lalu, kenapa saya diberi wajah yang tidak mengenakan itu?
Saya tahu tugas saya. Saya tahu apa yang saya kejar. Jangan meneror saya dengan wajah yang tidak mengenakan dan nada suara yang merisaukan.
Hingga akhirnya, saya sadar. Apa yang saya bicarakan ini, adalah ocehan pada diri saya yang tidak bisa melakukan banyak hal dalam waktu yang sedikit. Bukankah banyak orang bisa melakukan banyak hal dan waktunya tidak berbeda dengan yang saya miliki?
-Saya hanya tidak suka, ditanya dengan nada dan wajah yang tidak mengenakan-
Komentar
san akhirnya dia bertanya,,, kuliahnya udah selesai, semester berapa, saya juga dulu mantan ketua BEM dan selesai tepat waktu dan Bla Bla Bla,,,
dalam HATI "its me, i pround to be me"
yang penting saye tak ganggu orang laen ^_^