Selamat pagi November.
Kamis, 01 November 2012.
Pagi ini Pontianak, khususnya daerah Kota Baru dan sekitarnya lebih terlihat tidak merona. Gelap, mendung, kemudian disempurnakan dengan gerimis. Seperti biasa, kegiatan pagi adalah menjemput dan mengantar keponakan ke sekolah, sekalian dengan Majikan yang jalan empat tahun terkahir ini selalu setia diantar ke tempat dia mengajar.
Jam keberangkatan sekolah adalah jam yang paling sibuk setanah air, sama halnya juga dengan orang tua yang mau pergi ke kantornya dan sekali jalan dengan mengantar anaknya. Belum lagi anak sekolah yang belum cukup umur yang sudah mendapat izin dari orang tuangya untuk mengendarai motor.
Jam-jam segini sudah pasti jalan sangat macet. Spion motor kadang bisa saling senggol. Jalur diambil oleh kendaraan lain. Hasilnya motor jadi terpaksa belok kearah yang tidak diinginkan. Ini merupakan hal yang membuat diri harus ekstra sabar. Apalagi yang menjadi tanggung jawab, yang dibonceng dimotor adalah anak yang usianya 7 tahun, dan ibu-ibu yang dua tahun lagi bakan pensiun dengan usia 60 tahun.
Mengingat keselamatan kita dan tanggung jawab, pilihan ada pada lambat, asal selamat.
Menyambung dari hujan, macet, dan gaya bermotr tia pagi alias lambat-lambat itu, akhirnya hari ini 100% orang yang dibonceng telat sampai ke sekolah. Sekolah sudah sepi. Padahal Majikan hari ini dapat jadwal piket.
Sebenarnya, telat itu bukan hal yang baru. Ya, tiap hari telah. Selain faktor yang tadi, lainnya adalah keponakan yang bakal siap tepat pukul 06: 30 tapi lebih seringnya lewat dari 30 menit, kadang 35, kadang 40. Tapi akhir-akhir ini ada peningkatan.
Oke, ada hal lain yang lebih dramatis.
Ceritanya pas di dekat jalan Podomoro, motor sudah terasa tidak enak. Ada hawa kempis atau bocor. Saat itu pikiran langsung buyar. Bagaimana jika benar bocor, pas bocor di lokasi yang jauh dari bengkel kemudian ditimpah hujan pulak. Hancur, berantakan, kapal pecah dah ni pikiran. Orang-orang yang dibawa, bakal jalan kaki dan terkena hujan.
Untunglah pas belok, ada bengkel yang udah buka. Tapi, pilihan untuk mengganti ban, atau minta diagnosis lanjutan dengan abang bengkel tidak masuk dalam rencana. Pastinya, pompa dulu dan pastikan mereka sampai di sekolahan. Untuk bagamananya dengan motor, urusan belakangan.
Alhamdulillah, mereka sampai dengan selamat.
Hanya, apa yang akan diurus pas belakangan, benar-benar diurus. Sewaktu akan menyebarang antaraALianyang, Suwignyo, Natakusuma, dan Urau Bawadi, Pak Polisi sudah meniupkan Peluit tanda berhenti untuk menunggu giliran menyebarang. Merasa tidak ada waktu lagi untuk menunggu dengan penuh yakin motor akan segera melihatkan aksinya. Jalur kiri pun dipilih, menuju Urai Bawadi, dan masuk ke gang yang ada gapura bambunya.
Pertengahan jalan, motor pun berhasil membocor.
Akhirnya sepanjang jalan itu, motor diiring ke samping. Teparrrrrrrrrrrr.
Bengkel yang bakal diandalkan ternyata tutup. Pilihan berikutnya adalah bengkel langgananan yang ada di depan gang rumah. Rincian pergantian ban luar dalam adalah:
ban dalam Rp 30.000
ban luar Rp 140.000
dan ini adalah uang yang baru diterima, hasil dari gaji dibulan Oktober.
Pagi November yang indah.
#tapi biar bagaimanapun, itu adalah hak The Master. Bannya memang sudah lama, dan memang sudah harus diganti. Seperti diri juga, kalau dipakai terus tentu akan rusak juga kan, bahkan pengisian nutrisi selalu dilakukan.
Seperti hidup juga, jika monoton dengan itu-itu terus, bakal rusak juga, bakal bosan juga. Tentu ada yang merefreshkannya.
Selamat pagi November. Semoga kita selalu sehati.
Kamis, 01 November 2012.
Pagi ini Pontianak, khususnya daerah Kota Baru dan sekitarnya lebih terlihat tidak merona. Gelap, mendung, kemudian disempurnakan dengan gerimis. Seperti biasa, kegiatan pagi adalah menjemput dan mengantar keponakan ke sekolah, sekalian dengan Majikan yang jalan empat tahun terkahir ini selalu setia diantar ke tempat dia mengajar.
Jam keberangkatan sekolah adalah jam yang paling sibuk setanah air, sama halnya juga dengan orang tua yang mau pergi ke kantornya dan sekali jalan dengan mengantar anaknya. Belum lagi anak sekolah yang belum cukup umur yang sudah mendapat izin dari orang tuangya untuk mengendarai motor.
Jam-jam segini sudah pasti jalan sangat macet. Spion motor kadang bisa saling senggol. Jalur diambil oleh kendaraan lain. Hasilnya motor jadi terpaksa belok kearah yang tidak diinginkan. Ini merupakan hal yang membuat diri harus ekstra sabar. Apalagi yang menjadi tanggung jawab, yang dibonceng dimotor adalah anak yang usianya 7 tahun, dan ibu-ibu yang dua tahun lagi bakan pensiun dengan usia 60 tahun.
Mengingat keselamatan kita dan tanggung jawab, pilihan ada pada lambat, asal selamat.
Menyambung dari hujan, macet, dan gaya bermotr tia pagi alias lambat-lambat itu, akhirnya hari ini 100% orang yang dibonceng telat sampai ke sekolah. Sekolah sudah sepi. Padahal Majikan hari ini dapat jadwal piket.
Sebenarnya, telat itu bukan hal yang baru. Ya, tiap hari telah. Selain faktor yang tadi, lainnya adalah keponakan yang bakal siap tepat pukul 06: 30 tapi lebih seringnya lewat dari 30 menit, kadang 35, kadang 40. Tapi akhir-akhir ini ada peningkatan.
Oke, ada hal lain yang lebih dramatis.
Ceritanya pas di dekat jalan Podomoro, motor sudah terasa tidak enak. Ada hawa kempis atau bocor. Saat itu pikiran langsung buyar. Bagaimana jika benar bocor, pas bocor di lokasi yang jauh dari bengkel kemudian ditimpah hujan pulak. Hancur, berantakan, kapal pecah dah ni pikiran. Orang-orang yang dibawa, bakal jalan kaki dan terkena hujan.
Untunglah pas belok, ada bengkel yang udah buka. Tapi, pilihan untuk mengganti ban, atau minta diagnosis lanjutan dengan abang bengkel tidak masuk dalam rencana. Pastinya, pompa dulu dan pastikan mereka sampai di sekolahan. Untuk bagamananya dengan motor, urusan belakangan.
Alhamdulillah, mereka sampai dengan selamat.
Hanya, apa yang akan diurus pas belakangan, benar-benar diurus. Sewaktu akan menyebarang antaraALianyang, Suwignyo, Natakusuma, dan Urau Bawadi, Pak Polisi sudah meniupkan Peluit tanda berhenti untuk menunggu giliran menyebarang. Merasa tidak ada waktu lagi untuk menunggu dengan penuh yakin motor akan segera melihatkan aksinya. Jalur kiri pun dipilih, menuju Urai Bawadi, dan masuk ke gang yang ada gapura bambunya.
Pertengahan jalan, motor pun berhasil membocor.
Akhirnya sepanjang jalan itu, motor diiring ke samping. Teparrrrrrrrrrrr.
Bengkel yang bakal diandalkan ternyata tutup. Pilihan berikutnya adalah bengkel langgananan yang ada di depan gang rumah. Rincian pergantian ban luar dalam adalah:
ban dalam Rp 30.000
ban luar Rp 140.000
dan ini adalah uang yang baru diterima, hasil dari gaji dibulan Oktober.
Pagi November yang indah.
#tapi biar bagaimanapun, itu adalah hak The Master. Bannya memang sudah lama, dan memang sudah harus diganti. Seperti diri juga, kalau dipakai terus tentu akan rusak juga kan, bahkan pengisian nutrisi selalu dilakukan.
Seperti hidup juga, jika monoton dengan itu-itu terus, bakal rusak juga, bakal bosan juga. Tentu ada yang merefreshkannya.
Selamat pagi November. Semoga kita selalu sehati.
![]() |
ini foto the master pas ditampal ban depannya, tampai pakai bakar-bakar itu. hari ini yang diganti ban belakangnya. |
Komentar