18 November 2012
Oke, saya masih di Pontianak. Jam dinding di depan saya menunjukkan pukul 23: 15 menit. Saya kira, malam ini sudah berada di tepian Sungai Mahakam sana. Ternyata saya salah.
Jika saya ingat ini saya bisa tertawa sambil menahan malu. Bagaimana tidak Sabtu kemaren saya sudah siap untuk berangkat. Tas sudah penuh dengan baju,tidak cuma satu tapi dua. Ransel dan tas yang menggelantung di bahu yang didalamnya penuh dengan makanan yang dibelikan oleh Kak Eka. Lempar, Roti yang saya tidak tahu namanya, dan kue sus.
"Untuk di makan pas trnasit di Jakarta", kata Kak Eka menyerahkan kue-kue yang telah dibungkus rapi.
Bersama teman setia Iip, yang rela mengantar ke Supadio dan menggendong tas ransel yang beratnya lebih dari 5 kilo itu saya sampai di di Bandara sekitar 10:45. Tanpa lampu merah yang menyebalkan, dan jalan tanpa rintangan.
Ya, sesampai di sana, setelah ransel kembali ke pundak, saya pun mengirim Sms dengan rekan seperjalanan.
"Dah di Bandara"
Baru saja lima langkah, orang yang dikirim sms pun menelepon.
"Ninda..... kita berangkatnya hari Senin" beliau teriak sambil tetawa, dan begitu juga suara-suara yang ada di belakangnya.
Sekejap, saya menghentikan langkah.
"Ha???????????????????????????"
"Iya, Pak Herman nunggu Ibunya pulang dari Haji dulu", beliau menjelaskan.
"Ha????????????, bapak ndak ade bilang"
"Ih rasanya saya udah ada kasi tahu"
"Ndak ade, kemaren kan bapak tanya, Ninda pergi dengan siapa, pakai apa, Ninda pun tanya besok jam beerapa?"
"Saya pikir, besoknya Senin, kan saya bilang pagi-pagi untuk.."
"Ninda pikir, bapak yang lupa kalau kita berangkat Sabtu", "Ya udah, Ninda balek"
"Iya, lah ndak mungkin Ninda nginap di Bandara kan?" ketawa
Saya pun langsung mengirim Sms pada keluara Keceh;
Pada Mak Yan yang baru saja SMS mengucapkan selamat jalan, dan hati-hati di kota orang
Pada Ucu yang berniat memberi nomor telepon temannya di sana
Pada Kak Eka yang kuenya tentu tak akan sampai di Jakarta.
Pada Kakak Ita yang sudah disalami tangannya tadi pagi.
"Astagrfirullah, berangkat e hari Senin, Pak Dosen nunggu Emak e balek dari Haji. di bandara ni.Liskomunikasi"
Reply:
Iyelah, ngape pulak jadi tak pegi Mak Saloi ------------> Mak Yan
hahhahahah jadi loe nggak jadi, dan balik lagi gitoo? --------------------> Ucu
hahahhaha---------------------------------------------------------------------------------> Kak Eka
bagus lah--------------------------------------------------------------------------------------> Kak Ita
Hingga akhirnya memutarkan badan kembali ke parkiran dan duduk ke diantara batas parkiran.
Merenung,, apa yang salah dengan diri, dan kapan sekiranya ada info berangkat hari Senin itu sampai pada diri.
Padahal:
Sebelum berangkat saya mengirim SMS pada rekan tadi.
"Pak, turun Jam berap?"
"Hari ini ke rumah emak dulu" saya pikir, beliau ke rumah emaknya dulu sebelum berangkat.
"jadi turunya jam berapa?
" turun kemana?"
"Bandara "
"Oh, jam 9, pakai motor"
"Nda berangkat ni", waktu itu jam 10
"aok lah"
Komunikasi yang lancar, dan nyambung sekali. Sama sehari sebelumnya.
"Ninda berangkat pakai apa?"
"Dengan kawan, me Iip pakai, motor"
"Kite tu besok jam berape Pak?"
"Entah ya, hahah, tanya Bang Herman lah"
lanjut " Pak Herman kan ada mobil, kalau mau jam 10 dengan beliau"
"Pakai motor jak lah"
Lancar sekali..
Namun sebelum itu.
"Eh kate Pak Herman hari Senin" Nyeh, teman akrab di kelas, dan di Club Menulis serta bimbingan Skripsi dengan Pak Herman membalas percakapan saya, yang mengatakan akan pergi hari Sabtu.
"Kate bapak hari Sabtu, mungkin Pak Herman nyusul kalik", niat Sms mencari kejelasan, tapi dihilangkan, Khawatir, dirasa terlalu banyak tanya.
Ya, hingga akhirnya, sesampai di rumah. Bertemu Emak yang baru tiba dari Mempawah sana, dan baru saja pulang dari rumah tetangga. Beliau tidak tahu keberadaan kunci rumah.
Kembali ikut serta menyiapkan rumah untuk menyambut Pak Long dan Mak Long dari Haji pada hari Senin. Ketika Emak bertanya tentang keberangkatan, dan saya jawab Senin, Emak bilang.
"Bagus gak ade waktu kau duak hari". Bantu berkemas rumah again.
Dan melaksanakan Misi baru di sore harinya. Bertemu dengan seorang paman yang 10 tahun mungkin tak pernah bertemu. Memberi kabar, jikalau istrinya sudah Udzur sangat, di rumah adiknya di Jeruju sana. Sebelum pergi ke Bandara, saya serta merta, bangun tidur langsung mandi dan berangkat menjenguk bibi ini, tujuannya untuk pamitan, dna mohon maaf baru sempat datang menjenguknya. Tanpa Pak Long dan Mak Long, Keysa dan sasa sama saya, jadi waktu banyak di rumah.
Pertemuan dengan paman, terasa sangat awesome sekali. Sewaktu kecil saya sangat manja denga orang ini, dan dianggap sebagai bapak sendiri.
a
Ya, banyak hal yang bisa dilakukan dalam dua hari ini. dan itu Istimewa, membahana badai :P
haha.
Dan saaat mulai mengetik, Adik yang waktu itu pernah saya ceritakan, mengirim sms. Besok kami akan bertemu jam 9.
Oke, saya masih di Pontianak. Jam dinding di depan saya menunjukkan pukul 23: 15 menit. Saya kira, malam ini sudah berada di tepian Sungai Mahakam sana. Ternyata saya salah.
Jika saya ingat ini saya bisa tertawa sambil menahan malu. Bagaimana tidak Sabtu kemaren saya sudah siap untuk berangkat. Tas sudah penuh dengan baju,tidak cuma satu tapi dua. Ransel dan tas yang menggelantung di bahu yang didalamnya penuh dengan makanan yang dibelikan oleh Kak Eka. Lempar, Roti yang saya tidak tahu namanya, dan kue sus.
"Untuk di makan pas trnasit di Jakarta", kata Kak Eka menyerahkan kue-kue yang telah dibungkus rapi.
Bersama teman setia Iip, yang rela mengantar ke Supadio dan menggendong tas ransel yang beratnya lebih dari 5 kilo itu saya sampai di di Bandara sekitar 10:45. Tanpa lampu merah yang menyebalkan, dan jalan tanpa rintangan.
Ya, sesampai di sana, setelah ransel kembali ke pundak, saya pun mengirim Sms dengan rekan seperjalanan.
"Dah di Bandara"
Baru saja lima langkah, orang yang dikirim sms pun menelepon.
"Ninda..... kita berangkatnya hari Senin" beliau teriak sambil tetawa, dan begitu juga suara-suara yang ada di belakangnya.
Sekejap, saya menghentikan langkah.
"Ha???????????????????????????"
"Iya, Pak Herman nunggu Ibunya pulang dari Haji dulu", beliau menjelaskan.
"Ha????????????, bapak ndak ade bilang"
"Ih rasanya saya udah ada kasi tahu"
"Ndak ade, kemaren kan bapak tanya, Ninda pergi dengan siapa, pakai apa, Ninda pun tanya besok jam beerapa?"
"Saya pikir, besoknya Senin, kan saya bilang pagi-pagi untuk.."
"Ninda pikir, bapak yang lupa kalau kita berangkat Sabtu", "Ya udah, Ninda balek"
"Iya, lah ndak mungkin Ninda nginap di Bandara kan?" ketawa
Saya pun langsung mengirim Sms pada keluara Keceh;
Pada Mak Yan yang baru saja SMS mengucapkan selamat jalan, dan hati-hati di kota orang
Pada Ucu yang berniat memberi nomor telepon temannya di sana
Pada Kak Eka yang kuenya tentu tak akan sampai di Jakarta.
Pada Kakak Ita yang sudah disalami tangannya tadi pagi.
"Astagrfirullah, berangkat e hari Senin, Pak Dosen nunggu Emak e balek dari Haji. di bandara ni.Liskomunikasi"
Reply:
Iyelah, ngape pulak jadi tak pegi Mak Saloi ------------> Mak Yan
hahhahahah jadi loe nggak jadi, dan balik lagi gitoo? --------------------> Ucu
hahahhaha---------------------------------------------------------------------------------> Kak Eka
bagus lah--------------------------------------------------------------------------------------> Kak Ita
Hingga akhirnya memutarkan badan kembali ke parkiran dan duduk ke diantara batas parkiran.
Merenung,, apa yang salah dengan diri, dan kapan sekiranya ada info berangkat hari Senin itu sampai pada diri.
Padahal:
Sebelum berangkat saya mengirim SMS pada rekan tadi.
"Pak, turun Jam berap?"
"Hari ini ke rumah emak dulu" saya pikir, beliau ke rumah emaknya dulu sebelum berangkat.
"jadi turunya jam berapa?
" turun kemana?"
"Bandara "
"Oh, jam 9, pakai motor"
"Nda berangkat ni", waktu itu jam 10
"aok lah"
Komunikasi yang lancar, dan nyambung sekali. Sama sehari sebelumnya.
"Ninda berangkat pakai apa?"
"Dengan kawan, me Iip pakai, motor"
"Kite tu besok jam berape Pak?"
"Entah ya, hahah, tanya Bang Herman lah"
lanjut " Pak Herman kan ada mobil, kalau mau jam 10 dengan beliau"
"Pakai motor jak lah"
Lancar sekali..
Namun sebelum itu.
"Eh kate Pak Herman hari Senin" Nyeh, teman akrab di kelas, dan di Club Menulis serta bimbingan Skripsi dengan Pak Herman membalas percakapan saya, yang mengatakan akan pergi hari Sabtu.
"Kate bapak hari Sabtu, mungkin Pak Herman nyusul kalik", niat Sms mencari kejelasan, tapi dihilangkan, Khawatir, dirasa terlalu banyak tanya.
Ya, hingga akhirnya, sesampai di rumah. Bertemu Emak yang baru tiba dari Mempawah sana, dan baru saja pulang dari rumah tetangga. Beliau tidak tahu keberadaan kunci rumah.
Kembali ikut serta menyiapkan rumah untuk menyambut Pak Long dan Mak Long dari Haji pada hari Senin. Ketika Emak bertanya tentang keberangkatan, dan saya jawab Senin, Emak bilang.
"Bagus gak ade waktu kau duak hari". Bantu berkemas rumah again.
Dan melaksanakan Misi baru di sore harinya. Bertemu dengan seorang paman yang 10 tahun mungkin tak pernah bertemu. Memberi kabar, jikalau istrinya sudah Udzur sangat, di rumah adiknya di Jeruju sana. Sebelum pergi ke Bandara, saya serta merta, bangun tidur langsung mandi dan berangkat menjenguk bibi ini, tujuannya untuk pamitan, dna mohon maaf baru sempat datang menjenguknya. Tanpa Pak Long dan Mak Long, Keysa dan sasa sama saya, jadi waktu banyak di rumah.
Pertemuan dengan paman, terasa sangat awesome sekali. Sewaktu kecil saya sangat manja denga orang ini, dan dianggap sebagai bapak sendiri.
a
Ya, banyak hal yang bisa dilakukan dalam dua hari ini. dan itu Istimewa, membahana badai :P
haha.
Dan saaat mulai mengetik, Adik yang waktu itu pernah saya ceritakan, mengirim sms. Besok kami akan bertemu jam 9.
Komentar