Langsung ke konten utama

Merantau di Khatulistiwa




 
Sejak hari Minggu,(03/09/2012) suasana Orientasi Pengenalan Akademik (Opak) STAIN Pontianak sudah terasa. Saya yang bergabung di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di kampus ini ikut andil dalam kegiatan. Meski bukan menjadi panitia, mentor, atau wartawan yang meliput berbagai kegiatan. Menjadi Editor, begitu tugas yang dipercayakan teman-teman pada saya.

Ini adalah OPAK 2012. Saya teringat dengan pengalaman sendiri ketika menjadi bagian dari peserta, OPAK 2008. Sudah Empat tahun. Sudah selama itu saya merantau di Khatulistiwa. Ini tentu bukan waktu yang sebentar, namun begitu terasa singkat, jika mengenang. 

“Rasanya baru saja” sederhananya, itulah yang saya sebut-sebut dalam hati. 

Empat tahun memang bukan waktu yang lama. Banyak hal yang terjadi. Bahkan sebelum menjadi mahasiswa di kampus ini, ada cerita lain yang membuat saya bingung saat itu. Setelah mendaftarkan diri sebagai peserta Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) STAIN saya juga mendaftarkan diri di STKIP. Di Kampus itu saya memilih Sejarah dan Bimbingan Konseling, sedangkan  di STAIN , Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang saya pilih.

Ketika tes dilakukan di STKIP, bersamaan pula dengan pengumumman SPMB di STAIN. Nama saya lulus di peguruan tinggi Islam ini. Berjalan dengan waktu, pengumuman di STKIP juga mencantumkan nama saya. Bingung, mesti memilih yang mana. Berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih STAIN Pontianak. Pernah menjadi cita-cita semasa kecil, sekolah negeri dengan beasiswa yang saya yakin bisa mendapatkannya. Ini tentu membantu biaya orang tua, apalagi Emak memang ingin saya kuliah di jalur agama.

Kemudian, saya dititipkan dengan Paman yang tinggal di Kota Baru sana. Minggu, bulan, semester-semester pertama, pulang kampung adalah hal yang sering saya lakukan. Hingga, paman angkat bicara.

“Kau kuliah bukan sehari, dua hari, kau kuliah empat tahun”, dia melihat saya yang sedang naik tangga menuju kamar. Resah, itulah yang saya rasakan. Dilarang sering pulang kampung.

Hingga akhirnya saya sadar, sering pulang, hanya membuang waktu. Saya pun tenggelam dengan kebersamaan di LPM. Mempunyai saudara yang peduli, apalagi dunia ini adalah pilihan kedua saat mendaftar SPMB di STAIN, sejalur dengan KPI. Saya mendapat apa yang saya inginkan. Didunia ini, kepenulisan, mengenalkan saya pada pengabadian sejarah. 

Dua tahun berada di UKM ini, saya bergabung dengan Club Menulis. Di Klub Akademik ini, menulis tentang sejarah membawa saya bagaimana cara belajar tentang sejarah. Walaupun saya tidak banyak pengetahuan tentang sejarah yang saya dapat, tetapi mencari infromasi mengenai sejarah, sudah biasa dilakukan. Buku berjudul Jejak Sejarah Sungai Terus adalah salah satu buku pribadi karya saya. Club Menulis mengaminkan cita-cita saya ketika Jurusan Sejarah di STKIP itu saya ambil.

Empat tahun sudah saya merantau di Khatulistiwa. Empat tahun adalah waktu yang diberikan oleh Paman pada saya untuk menyelesaikan kuliah. Ya, jika tidak ada halang merintang, November ini saya mengejar target kelar kuliah.  Namun, empat tahun di khatulistiwa banyak memberikan pengalaman yang berarti untuk saya, tidak hanya sekedar menjadi mahasiswa yang kuliah, dan selesai kuliah dalam waktu empat tahun.

Sependapat dengan teman di UPI sana, tentang apa yang dipikirkan kemudian lupa tapi dilain waktu yang dipikirkan terjadi dengan nyata. Tentang ada keadaan dimana keadaan itu dulu kita inginkan, namun terhalang dengan yang lain sehingga apa yang diiginkan itu tidak dapat kita capai. Namun, ketika kita sudah tidak lagi memikirkan keinginan itu, entah bagaimana caranya, apa yang diinginkan itu datang kembali dengan waktu yang berbeda. Mungkin inilah yang disebut, semua akan indah pada waktunya.

We Are The B (teman 4 taon )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau