Masih
teringat jelas bagaimana aduan teman-teman di lokasi pengukuhan baru, bukit
Real. Hikmah, angkatan Cebor memberi
kabar, beberapa teman tak ada di tempat. Lain hal lagi, Holi, ketua LPM yang
juga angkatan Cebor mengirimkan pesan dengan nada memberi semangat pada
panitia. Saat itu, saya tidak bersama
mereka. Tapi resah mereka terasa, kegalauan mereka terasa. Mengetahui apa yang
terjadi, saya yang berada di pesisir Mempawah ikut galau. Merasa berdosa besar
tak bersama mereka.
Akhirnya
lebih sedikit dari pukul 22:00, saya berada di lokasi pengukuhan. Suasana beda,
bukan tempat yang direncanakan, bukan di bukit Real. Bukan di tempat kami dulu,
kami angkatan Huh-huh. lokasi pindah di
STAIN Pontianak. Kata Hikmah, hujan sore tadi membuat mereka memutuskan untuk
pindah lokasi, khawatir ada hal yang tak diinginkan terjadi pada calon anggota
baru. Lagi, panitia galau menentukan jurit malam, tak sama dengan yang
direncanakan.
Kegalauan
ternyata tidak hanya dirasa oleh panitia saja, ternyata caga juga. Dengar
kabar, ada caga yang berstand up comedy saat menunggu hujan reda di bukit real.
Si Caga mengkonsep komedinya dengan kegalauan. Kegalauan yang terjadi menjadi
sejarah untuk pengukuhan 2012 LPM. Entah siapa yang menyeletuk.
“Angkatan
ini, namanya angkatan galau. Hahahha”, di Koridor Masyahid, tak ada diantara
kami yang tidak setuju. Angkatan ini namanya angkatan Galau.
Nama dibalik
sejarah. Di LPM setiap angkatan mempunyai nama masing-masing. Nama yang sesuai
dengan sejarah yang terjadi. Angkatan Tetua lebih dikenal dengan angkatan
Ekspresi, ya, segala ekspresi yang mereka tampilkan adalah karya yang
mengagumkan. Segala ekspresi yang mereka perlihatkan, berhasil membuat kami
berdecak kagum. Mereka angkatan Ekspresi yang telah melahirkan saya dan
angkatan 2009, angkatan Huh-huh.
Huh-huh, nama
ini berasal dari bukit Real. Pengukuhan di lokasi hutan, membuat bang Ari,
angkatan Ekspresi memberi intruksi pada kami untuk tidak memanggil
masing-masing dari kami dengan nama sebenarnya. Cuku dengan Huh-huh, sebagai
kodenya. Khawatir ada yang mahluk lain yang memanggil, dan itu bukan pasukan
LPM. Wajar saja, bukit dengan pohon besar dan dibagian bawahnya ada kuburan
itu, memang menyeramkan.
Pengukuhan
angkatan 2010 kami laksanakan di Rekadana, wahana rekreasi. Banyak parit-parit
kecil dan kolam yang mesti anggota lewati saat pengambilan Id Card malam itu.
Tak sedikit pula, banyak anggota yang berhasil tercebur. Suara “bor” terjatuh
ke parit atau kolam menjadi suara khas untuk kami. Bor, Cebor, angkatan Cebor.
Banyak korban yang tercebor memberi ide aneh untuk memberi nama angkatan 2010
dengan angkatan Cebor.
Sejarah
pemberian nama berlanjut di tahun 2011. Pengukuhan berlangsung di Jungkat Beach
(JB). Saat jam tidur untuk anggota sudah tiba, entah apa yang salah. Salah satu
dari calon anggota kerasukan. Malam itu, panitia disibukkan dengan tingkahnya.
Berbagai aksi ditujukkan oleh anggota tadi, hingga aksi itu menimbulkan tawa
juga untuk anggota yang lainnya. Si Anggota memperlihatkan kepandaiannya,
silat. Entah bagaimana gerakannya, tapi gerakan itu membuat satu diantara kami
mengatakan bahwa itu adalah silat tradisional, kerajaan Majapahit. Silat dari
prajutri Majapahit mungkin tidak benar, yang benar adalah si Anggota benar-benar
bersilat. Namun, gara-gara aksi ini, angkatan 2010 diberi nama angkatan
Majapahit.
Nama dibalik
Sejarah. Banyak sejarah yang terjadi. Masa lalu yang dikenang dengan banyak
cara. Akan menjadi arti lain, jika sejarah ini tidak dikenang dengan tidak
diperinci. Ada sktesa penting yang bisa hilang, jika tidak diabadikan.
Mengaitkan dengan sejarah dan menyimpannya tak sekedar sebagai kenangan. Tapi
mempererat hubungan dan berbagi inspirasi dari pengalaman yang bersejarah itu.
Kemudian masa lalu dapat berteman dengan masa yang sekarang. Sejarah yang
dibalut dalam pengabadian fakta
Seperti
banyak sejarah lainnya, seperti nama-nama jalan di Kota Pontianak. Ada sejarah
penting yang menjadi alasan, mengapa nama ini dan itu yang dijadikan sebagai
nama jalan. Ada sejarah dibalik nama itu, ada usaha untuk mengabadikannya.
Melalui tulisan, sejarah penting dapat tersimpan dengan baik.
Komentar