Langsung ke konten utama

Inspirasi dari EndahNRhesa


"Nda, nonton konser Endah and Rhesa yok", ajak Ucu, sepupu saya.
Wew, ajakan yang asik nih! :)

Sebagai sepupu yang kompak, saya dan Ucu memang sudah lama tidak pergi bersama. Maklum, selama dua bulan menjalankan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Sungai Terus, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya. Selama dua bulan itu, tidak melihat "lampu kote".

 Kebetulan lagi, Bang Syam, teman Ucu yang nimbrung dalam acara konser itu memberi dua undangan. Dalam pikiran, “Asyek Gratis nih, hahahha”. Kesenangan bertambah karena acara dilaksanakan di hotel Mercure, hotel, hotel nih, hotel, jarang-jarang bisa masuk hotel hhaha. Ya, hotel Mercure pula, hotel yang warnanya beraroma Ungu, (ha? Aroma?) yang saya memang belum pernah ke sana. Horee masuk hotel nih, malem, liat lampu kote.  *loncat-loncat

Selain saya dan ucu, kami pun mengajak Gita sepupu kami. Jumat malam, tanggal 13 juli kami pun berangkat. Tapi, sebelumnya, ada hal seru yang kami hadapi. Hehehe, hadapi? Bahasanya seakan cerita perang ya :)

Ya, sore itu, hujan lebat sekali. Bahkan, sempat pesimis tidak jadi datang, apalagi di rumah ada sodara datang. Lumayan sibuk lah. Tapi setelah Gita datang ke rumah dengan cantiknya, dan ucu sepulang kerja langsung mandi dan siap-siap, akhirnya saya ikut juga bersiap ria. Tapi, hujan masih lumayan lebat.
Hujan begini, khawatirnya tidka dapat izin dari orang rumah. Tapi, Alhamdulillah, tidak ada kalimat-kalimat melarang yang terdengar. Setelah merapikan motor-motor di rumah, kami pun berangkat ke rumah Sepupu yang ada di Sutomo untuk mengambil Mobil punya ucu. Maklum, tinggal di gang yang jalannya tidak bisa dimasuki mobil, akhirnya si Mobil ngungsi di tempatakakak. Hingga daam keadaan hujan itu lah kami berangkat. Kantong plastik, jaket dan mantel menjadi penyelemat.

Tiba di Mercure, kami pun langsung masuk ke Ballroom. Di depan pintu ada yang jaga untuk nyambut kedatangan kita (nyambut?). Banner LA Community, Meet The Experts terpajang di sana. Setelah undangan diserahkan, dan memakai Pin Meet The Expert kami pun dipersilahkan masuk ke dalam. Langkah kaki bersamaan dengan langkah kaki Mas Alvin, Alvinnya Just Alvin Metro Tv menuju panggung.
Kelar bincang isnpiratif bersama Alvin, orang yang dipangil “Cin” oleh Mbak Ita sang pemandu acara bersama mas Alvin sebelumnya, memanggil Endah dan Rhesa.



Sorak pun terdengar. Saya yang mulanya juga tidak tahu dengan duo musisi ini ikut bersorak. Penampilan mereka memang memikat. Kompak dengan busana santai berwarna hitam, dan berkacamata. Apalagi melihat Rhesa dengan rambut teman saya bilang seperti Stawbery,lucu  dan senyumnya yang, “asli terlihat banget ramahnya”. Ditambah lagi dengan Endah yang gaya yang menurut saya super enerjik. Aalamak, kalau lihat cewek bisa main gitar, itu, ah keren aje dalam mate nih.

Riuh ruangan semakin menjadi ketika Endah dan Rhesa langsung memainkan alat music mereka, dan tiba-tiba mengeluarkan kalimat “Ape kabar Pontianak”. Ya begitulah seingat saya.

Saya semakin kagum, sebelum Endah melanjutkan nyanyiannya bersama Bas yang dimainkan Rhesa. Endah terlebih dulu bercerita, yang kalau Mas Alvins bilang, “Story Telling”. Endah bercerita mengenai lagu yang akan dibawakannya. Cerita tentang monyet dan pohon pisang. Dalam cerita itu, terdapat makna bahwa kita mesti memberikan perhatian pada alam, pada mahluk hidup. Salutnya lagi, Dalam bercerita, dalam bernyanyi, Endah bisa memgubah suara-suaranya yang menirukan suara kartun-kartun yang biasa di dalam TV. Hem, begitulah menurut saya.  Ya tentu ketika dia memerankan diri sebagai monyet.

Pasangan hebat ini, memang sangat hebat. Mereka bisa dengan kompak, memainkan alat music dan mengeluarkan suara-suara ketukkan. Apalagi saat Rhesa bermain gitar bersama Endah dari belakang. Ah romantic sekali pasangan suami istri ini. mereka benar-benar menujukkan yang terbaik. Lagi-lagi mengutip mas Alvin, “ Lu harus menjadi yang terbaik, dimanapun berada, Bestnya gitu loh”. Endah dan Rhesa, sangat Best sekali.

Disaat-saat penampilan mereka, Endah  sempat menyampaikan rasa senangnya karena antusias penonton. Endah bilang, meski kali pertama ke Pontianak, mereka sangat  berkesan dengan sambutan penontonnya. Ini dikatakannya akan menjadi sejarah untuk kedatangan kali pertama mereka. Ketika dia menyebutkan pengalamannya itu akan menjadi sejarah, saya yakin, Endah atatu pun Rhesa adalah orang yang menghargai sejarah.
Hem.,malam itu, memang terasa, penonton menunjukkan senangnya dengan kehadiran mereka. Tepuk tangan, sorak gembira, nyanyi bersama, semua bersatu dan ada begitu saja, mengalir. Tulus.
Mungkin itulah yang membuat Endah mengeluarkan kalimat, jika suatu saat bertemu mereka, jangan sungkan untuk menyapa, dan bilang, bahwa “saya” ada nonton Endah dan Rhesa di Pontianak. Hem? Ya, kira-kira begitu kalimatnya. Ramah nian.

Lagu-lagu yang dibawakan oleh duo musisi yang telah melahirkan beberapa album ini, menurut saya sangat mengesankan. Mengesankan karena penuh cerita, makna. Dan cerita itu tidak langsung diceritakan dengan lirik lagu, tetapi benar-benar bercerita. Dan, Endah sangat pandai mengajak penontonnya untuk larut dengan cerita-cerita tersebut. Suara-suaranya yang pandai meniru, menyesuaikan tokoh yang diceritakan. Cepat lambatnya kalimat yang dipaparkan, dan dengan gaya santainya menimang-nimang gitar. Mungkin ini yang disebut Mas Alvin, komunikatif. Ya, Apalagi sorot matanya bersama Rhesa, sang suami.

Satu diantara lagu yang dinyanyikan ialah Uncle Jim. Seperti sebelumnya, Endah bercerita, dan Rhesa menggiringnya dengan petikan Bass. Endah bilang, lagu ini menceritakan seorang anak kecil yang berteman dengan seorang pemain biola. Anak kecil ini, sering menemui pemain biola  hingga suatu hari pemain biola meninggal. Anak kecil ini terus mencari pemain biola, namun dia tidak menemukannya. Anak kecil bersedih hati, merasa kehilangan. Orang yang ditemuinya setiap hari telah pergi.

“Orang yang kita temui setiap hari, sodara, teman,teman kuliah, dosen,  ibu, bapak siapapun itu. Kadang-kadang justru malah keberadaan mereka baru terasa ketika tidak kita hadapi hari ini. Hal yang sederhana dalam hidup  kita, harus kita hargai sebelum kita kehilangan semuanya”.

Malam itu, saya mendapatkan inpirasi dari mereka, inspirasi tentang berkisah, bercerita. Dan, kemudian inspirasi semakin menjadi, ketika saya mampir ke blog www.endahnrhesa.com. Di situ saya menemukan laman yang lain. Laman khusus, tulisan-tulisan milik Endah.  Salutnya, sesibuk itu, Endah masih sempat membuat tulisan, tulisan mengenai kesehariannya. Tulisan-tulisannya memuat hal yang membuat kita merasa dekat dengan mereka mengetahui karakter lain, selain sebagai musisi. Ikut tahu apa yang dialaminya. Ikut juga membaca sejarah hidupnya J

Ini juga membuktikan bahwa menulis bisa dilakukan oleh siapapun. Menulis, jika diluangkan waktunya, meski sedikit pasti menghasilkan. Menulis juga mengasyikan, jika tidak asyik, mungkin Endah tidak akan melakukannya. Menurut saya tulisan-tulisan Endah tidak hanya untuk membagi pengalamannya. Tetapi, seperti ungkapannya mengenai sambutan penonton di Pontianak, semua yang dialaminya akan menjadi sejarah. Sejarah untuk kehidupannya.


Ah menyenangkan bisa bertemu mereka. Terimakasih untuk kedatangannya, dan perfomnya, serta penyelenggara dan yang mengundang.

Terima kasih juga tulisanya :)

*semangat menulis, kibar-kibar




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau