"Nin Dit sudah mikirkan S-2, skripsi saja belum kelar, hahhaha".
Saya ambigu memaknakan kalimat teman ini. Apa dia merasa saya hebat karena sudah memikirkan hal itu, atau, dia berpikir bahwa saya terlalu cepat memikirkan hal tersebut, padahal yang seharusnya dilakukan untuk saat ini belum genah sama sekali.
"Iya ya, hahah", saya juga tertawa. Saya juga ambigu memaknakan tawa saya itu.
Ya, saya tahu, saya memang belum kelar skripsi, bahkan out line saja belum. Ini adalah target yang mesti saya capai tahun ini. Sudah terlalu banyak waktu yang tersingkirkan, waktu mengurus ini. Saya memang tidak terlalu sibuk, sebab saya pasti akan mendapat jawaban dari pemikiran saya yang lain, pemikiran yang saya dapat dari pemikiran orang lain.
Bahwa bukan saya saja yang sibuk, masih banyak orang yang lain lebih sibuk dari saya
dan orang itu bisa mengerjakan pekerjaanya dengan baik.
Ya, saya memang punya banyak rencana untuk ke depannya.
Usia saya yang sekarang bukan untuk jalan-jalan ke Mall dan menghabiskan uang untuk membeli berbagai pernak-pernik. Ya selain saya memang tidak punya modal untuk hal yang beginian. Apalagi, saya harus berulang kali ke sana dalam waktu satu bulan. Duduk-duduk di salah satu tempat jajan, dan menghabiskan uang yang saya dapat, mungkin dari orang lain, kerja saya, atau uang orang tua saya.
Saya memang orang yang perhitungan. Sangat. Sebab mendapatkan dana itu sulit sekali.
Saya memang biasa melakukan hal-hal di atas. Tapi jika dalam waktu satu tahun, bisa dihitung dengan lima jari. Artinya jarang sekali. Paling saya ikut menemani saudara atau teman. Lainnya, jika saya memang merasa perlu melakukan itu. Tapi, itu jarang sekali.
Pernah ada yang bilang "Nda jangan nak nue kan diri, maseh mude ndak pape bah", saya bercerita, kalau saya diajak teman untuk ngumpul, jalan-jalan. Saya bilang, bukan waktunya lagi saya melakukan hal-hal begitu.
Bukan maksud saya meninggalkan hal-hal tadi 100%. Tapi ada banyak pekerjaan yang mesti saya kerjakan. Hal itu menyangkut pendidikan, keuangan bahkan karir saya sendiri. Saya harus berpikir berulang kali, jika saya harus menerima tawaran tersebut. Alasannya, saya tidak mungkin mengandalkan orang tua saya, untuk memenuhi berbagai target saya. Paling tidak, keuangan saya. Semoga saja, teman-teman saya tidak membenci saya.
Jalan-jalan, ngumpul, ke tempat jajajn dan lainnya memerlukan banyak modal.
Saya tidak punya itu.
Saya mempunyai banyak target untuk ke depannya. Bagaimanapun, saya pasti menghadapai hal ini. Anda juga. Akan, atau sudah melewatinya.
Saya ambigu memaknakan kalimat teman ini. Apa dia merasa saya hebat karena sudah memikirkan hal itu, atau, dia berpikir bahwa saya terlalu cepat memikirkan hal tersebut, padahal yang seharusnya dilakukan untuk saat ini belum genah sama sekali.
"Iya ya, hahah", saya juga tertawa. Saya juga ambigu memaknakan tawa saya itu.
Ya, saya tahu, saya memang belum kelar skripsi, bahkan out line saja belum. Ini adalah target yang mesti saya capai tahun ini. Sudah terlalu banyak waktu yang tersingkirkan, waktu mengurus ini. Saya memang tidak terlalu sibuk, sebab saya pasti akan mendapat jawaban dari pemikiran saya yang lain, pemikiran yang saya dapat dari pemikiran orang lain.
Bahwa bukan saya saja yang sibuk, masih banyak orang yang lain lebih sibuk dari saya
dan orang itu bisa mengerjakan pekerjaanya dengan baik.
Ya, saya memang punya banyak rencana untuk ke depannya.
Usia saya yang sekarang bukan untuk jalan-jalan ke Mall dan menghabiskan uang untuk membeli berbagai pernak-pernik. Ya selain saya memang tidak punya modal untuk hal yang beginian. Apalagi, saya harus berulang kali ke sana dalam waktu satu bulan. Duduk-duduk di salah satu tempat jajan, dan menghabiskan uang yang saya dapat, mungkin dari orang lain, kerja saya, atau uang orang tua saya.
Saya memang orang yang perhitungan. Sangat. Sebab mendapatkan dana itu sulit sekali.
Saya memang biasa melakukan hal-hal di atas. Tapi jika dalam waktu satu tahun, bisa dihitung dengan lima jari. Artinya jarang sekali. Paling saya ikut menemani saudara atau teman. Lainnya, jika saya memang merasa perlu melakukan itu. Tapi, itu jarang sekali.
Pernah ada yang bilang "Nda jangan nak nue kan diri, maseh mude ndak pape bah", saya bercerita, kalau saya diajak teman untuk ngumpul, jalan-jalan. Saya bilang, bukan waktunya lagi saya melakukan hal-hal begitu.
Bukan maksud saya meninggalkan hal-hal tadi 100%. Tapi ada banyak pekerjaan yang mesti saya kerjakan. Hal itu menyangkut pendidikan, keuangan bahkan karir saya sendiri. Saya harus berpikir berulang kali, jika saya harus menerima tawaran tersebut. Alasannya, saya tidak mungkin mengandalkan orang tua saya, untuk memenuhi berbagai target saya. Paling tidak, keuangan saya. Semoga saja, teman-teman saya tidak membenci saya.
Jalan-jalan, ngumpul, ke tempat jajajn dan lainnya memerlukan banyak modal.
Saya tidak punya itu.
Saya mempunyai banyak target untuk ke depannya. Bagaimanapun, saya pasti menghadapai hal ini. Anda juga. Akan, atau sudah melewatinya.
- Untuk saat ini hal yang utama saya rencanakan adalah Lulus S-1, sarjana. Tahun 2012, ya paling lambat 2013 awal.
- Saya kerja, mungkin tidak sebagai pendidik seperti latar belakang pendidikan yang saya tempuh sekarang. Saya ingin jadi geek lain.
- Saya melanjutkan S-2, S-3 dan tetap melanjutkan pendidikan yang lain. Pendidikan seumur hidup.
- Antara S-2 dan menikah. Jika jodoh sudah datang sebelum saya S-2, dan si jodoh dan saya memang punya kesiapan. Oke saja
- Saya punya rumah, dengan bentuk yang minimalis.
- Punya tabungan untuk Haji, dan Umroh. Paling tidak saya bisa umrohkan orang tua dulu lah. Itu yang selalu Emak saya sebut. "Mau Umrohkan Mak ke?"
- Punya tabungan untuk pendidikan anak-anak saya. Untuk pendidikan saya, saya memang berharap untuk mendapatkan beasiswa.
- Saya punya usaha, jika bisa sendiri itu lebih baik, tapi bagusnya juga join sama suami. Hahhaha.
Komentar