Saya menulis ini setelah melihat slide yang banyak tentang kamu, dan suara indah milik kamu. Kemudian
saya teringat dengan ingin yang terwujud menjadi nyata itu, ingin
lalu terjadi. Saya tidak tahu bagaimana nanti. Bagaimana saya nanti, bagaimana
caranya. Tapi saya mempunyai ingin, untuk benar-benar bisa bertemu dengan kamu
di waktu yang telah saya rencanakan.
Ya, ada hal yang menggembirakan, yang selama ini saya
inginkan. Saya mendapatkannya, kamu tahu saat saya mendengar kabar ini, pikiran
saya langsung berada pada rencana, bagaimana cara menemukanmu. Tapi, tidak
perlu menghitung detik yang banyak, ingin
itu terhapus. Ada pendengaran lain yang membuat saya ikut yakin bahwa cara saya
itu, tidak bisa saya wujudkan. Saya berpikir panjang, ternyata rencana, ingin saya tidak akan berjalan seperti
yang saya inginkan. Tidak cukup, ya, kabar manis seperti gula bercampur madu
yang di tuang di ubi rebus yang masih panas itu, tidak semanis rencana saya.
Saya rasa bukan itu cara saya, bukan dengan memanfaatkan itu.
Jika memang ada waktu, jika memang ada garis, meski kecil
yang membawa saya ke tempat kamu. Saya usahakan, bahwa saya akan berdiri di
depan kamu. Saya hanya ingin melihat, mata dengan bolanya yang besar,
kelopaknya yang sendu, dan kantungnya yang hitam, juga hidung yang besar tapi
lebih macung dari hidung saya. Saya juga ingin berdiri di samping kamu,
kemudian mengambil gambarnya dengan roman muka yang banyak. Saya ingin melihat
alis kamu meninggi sebelah, dengan wajah kamu yang dibuat-buat seperti heran
dan terkejut itu.
Saya sering berpikir, hingga beginikah kekaguman saya ke
kamu? Banyak pemikiran yang sulit saya cerna, tapi cukup menaikkan pipi hingga ½
cm ke atas. Cukup membuat tangan menggaruk kepala, yang tiba-tiba gatal karena
heran, mengapa bisa begini. Banyak hal yang membuat saya begini. Ini tidak usah
diartikan terlalu istimewa, meski memang berlebihan. Jika teman saya bisa
menganggap artis-artis Korea adalah suaminya, saya cukup menganggap kamu
sebagai inspirator saya saja. Meski kamu sudah mengakui diri kamu itu artis.
Wow, awesome sekali ya? :D
Jika tanggal tua di bulan Maret itu memutuskan hal yang
baru. Semoga ada cerita lain yang benar-benar mewujudkannya. Tidak akan banyak
yang saya lakukan. Di sini, saya masih duduk di depan PC saya, membaca,
mendengar, dan melihat apa saja yang membuat saya semakin kagum sama kamu.
Meski kamu sudah menolak, saya masih suka saja mengingatnya.
Saya juga tau, itu sangat, sangat, sangat, sangat tidak mungkin.
Mengkahirinya dengan mendongakkan kepala, mellihat langit
yang warnanya mengingatkan saya pada salah satu warna baju kamu. Biru menunggu
gelap.
Komentar