Akhirnya saya lahiran juga. Alhamdulillah.
Setelah bertahun-tahun saya ingin punya anak. Anak banyak, membanggakan, menyenangkan, penuh cinta dan memberi semangat.
Akhirnya saya lahiran juga. Alhamdulillah.
Setelah merasakannya bagaimananya ngidam dan merasa bagaimana susah senangnya menanti kelahiran.
Akhirnya saya lahiran juga. Alhamdulillah.
Setelah sentuhan tangan sayang selalu saya berikan, dan berbagai vitamin saya penuhi.
Rasa ingin segera menimang terasa tidak sabaran. Menunggu kelahiran benar-benar mendebarkan.
Bertahun bermimpi.
Akhirnya saya lahiran juga.
Melahirkan buku maksudnya.
Buku pribadi, bukan keroyokan lagi.
Mimpi mempunyai buku sendiri akhirnya terwujud. Entah bagaimana saya harus mengambarkan perasaan saya setelah saya bisa menimang buku ini. Buku dengan Judul Otakku Cenat-cenut dan Sebelah Tangan.
Buku Otakku Cenat-cenut adalah buku yang berasal dari blog ini. nindafarnindaaditya. Akhirnya sejak tahun 2009 bergabung sebagai blogger, mimpi mempunyai buku dari blog terwujud. Dream saya terwujud.
Buku ini terinspirasi dari buku Raditya Dika, tidak salah Bapak Kepenulisan saya, Dr. Yusriadi dalam pengantarnya mengatakan.
Sebelah Tangan adalah buku puisi yang saya lebih suka menyebutnya bahasa hati. Buku ini adalah buku istimewa. Salah satu karya yang sejak dulu saya rencanakan untuk bisa saya lahirkan. Tulisan mengenai bahasa hati, bukanlah hal yang baru. Sebab, semasa menjadi pelajar saya sudah terbiasa membuat tulisan dengan banyak baris yang terpisah ini. Bahasa hati, kata-kata, goresan, begitu biasnaya saya menyebutnya.
Sebelah Tangan, adalah karya yang mempunyai filosofi tersendiri. Berbagai kenangan tersimpan di rangkaian tulisan ini. Seperti pengantar saya untuk tulisan ini.
Setelah bertahun-tahun saya ingin punya anak. Anak banyak, membanggakan, menyenangkan, penuh cinta dan memberi semangat.
Akhirnya saya lahiran juga. Alhamdulillah.
Setelah merasakannya bagaimananya ngidam dan merasa bagaimana susah senangnya menanti kelahiran.
Akhirnya saya lahiran juga. Alhamdulillah.
Setelah sentuhan tangan sayang selalu saya berikan, dan berbagai vitamin saya penuhi.
Rasa ingin segera menimang terasa tidak sabaran. Menunggu kelahiran benar-benar mendebarkan.
Bertahun bermimpi.
Akhirnya saya lahiran juga.
Melahirkan buku maksudnya.
Buku pribadi, bukan keroyokan lagi.
Mimpi mempunyai buku sendiri akhirnya terwujud. Entah bagaimana saya harus mengambarkan perasaan saya setelah saya bisa menimang buku ini. Buku dengan Judul Otakku Cenat-cenut dan Sebelah Tangan.
Buku Otakku Cenat-cenut adalah buku yang berasal dari blog ini. nindafarnindaaditya. Akhirnya sejak tahun 2009 bergabung sebagai blogger, mimpi mempunyai buku dari blog terwujud. Dream saya terwujud.
Buku ini terinspirasi dari buku Raditya Dika, tidak salah Bapak Kepenulisan saya, Dr. Yusriadi dalam pengantarnya mengatakan.
Ketika pertama
kali saya diminta memberi komentar tentang isi buku – waktu itu Ninda melagak
sambil menyerahkan pruf buku, saya teringat pada buku Raditya Dika berjudul
Kambing Jantan. Saya kira, Ninda mendapat pengaruh dari si Kambing Jantan ini.
Hmm, jangan-jangan dia berpikir untuk membuat buku berjudul Kambing Betina di
kemudian hari untuk nantangin Raditya. Mana lagi, katanya Ninda masih ada
hubungan sama penulis itu.
Raditya hanya lebih huruf R jak. Sementara Ninda tak
punya huruf R. Bukan tak punya, tapi
karena tak bisa menyebut bunyi getaran itu. Saya masih ingat awal bertemu Ninda,
dia hanya bisa membunyikan /r/ dengan bunyi geseran, bunyi bekarat. Hancur deh. Tapi dia membela diri: Emang dah
gitu. Katanya bunyi ini dia peroleh warisan dari orang Melayu di Tanjong.
Lalu karena ingin
mempertahankan hubungan dengat Raditya, Ninda bisa merengut dua puluh menit
kalau ada yang menulis namanya dengan ”aditia”. Baginya penulisan ’aditia’
membuat dia dan Raditya tidak bisa menjadi pasangan minimal (minimal fair).
Tapi, setelah
saya pikir, di luar urusan bunyi itu, memang ada persamaan. Pertama, buku Otakku Cenat-cenut dan
Kambing Jantan sama-sama lahir dari blog. Kedua, tulisan ini sama-sama konyol. Beberapa
bagian dari tulisan ini membuat kita terpingkal-pingkal. Lucu dan gokil.
Ketiga,
gaya kepenulisan rada-rada mirip. Cuek dan slebor, namun enak dibaca. Saya
kira, Ninda sudah menemukan gaya kepenulisannya. Karyanya memiliki kekuatan
dengan sajian seperti itu.
Ketika
akhirnya saya diminta memberikan kata pengantar untuk buku ini, saya berpikir
bahwa buku ini akan bisa menjadi pembelajaran bagi kita dalam menerbitkan buku.
Jejak Nda bisa diikuti. Cukup dengan menulis pendek, posting di blog,
dikeluarkan, diseleraskan formatnya, dilayout, lalu print, jadi buku. Membuat buku sendiri tidak susah seperti
yang sering dibayangkan. Tidak akan terasa berat seperti yang dikisahkan.
Selamat Nda, kamu
hebat dan selalu hebat. Semoga kelak lahir karya lain yang dirancang dengan
baik dan lebih hebat lagi. Sep?
Sebelah Tangan adalah buku puisi yang saya lebih suka menyebutnya bahasa hati. Buku ini adalah buku istimewa. Salah satu karya yang sejak dulu saya rencanakan untuk bisa saya lahirkan. Tulisan mengenai bahasa hati, bukanlah hal yang baru. Sebab, semasa menjadi pelajar saya sudah terbiasa membuat tulisan dengan banyak baris yang terpisah ini. Bahasa hati, kata-kata, goresan, begitu biasnaya saya menyebutnya.
Sebelah Tangan, adalah karya yang mempunyai filosofi tersendiri. Berbagai kenangan tersimpan di rangkaian tulisan ini. Seperti pengantar saya untuk tulisan ini.
Banyak cerita yang ingin diceritakan. Tapi banyak
cerita itu tak bisa diungkapkan. Banyak fenomena yang menarik, banyak pula yang
disesalkan. Banyak percakapan yang ingin disampaikan. Tapi, banyak pula yang
kaku untuk dikeluarkan. Banyak sebab lisan tak kuasa berucap. Banyak alasan
mengapa tulisan yang menjadi peran.
Sebelah Tangan, hadirnya dikarenakan hal
tadi.
Sebelah tangan adalah buku puisi
yang berisikan tentang berbagai cerita kehidupan. Cerita cinta, kekecewaan,
harapan, antara manusia dan Tuhan, antara manusia dan alam yang diciptakan
Tuhan, serta alam-alam imajinasi yang diciptakan oleh penulis sendiri.
Akhirnya saya lahiran juga.
Akhirnya, saya lahiran juga dan saya punya banyak anak. Anak-anak saya yang sudah saya lahirkan dengan keroyokan adalah: Untuk Satu Mimpi (2010), Tokoh
Pendidikan Islam di Kalbar (2010), Bugis Perantauan (2010), Selaksa Makna
Ramadhan (2011), Abdurrachman Abror, Guru Semua Orang (2011), Geliat Ekonomi Kota Pontianak (2011),
Merangkai Cinta di Bumi Khatulistiwa (2011), Inspirator (2011), Puisi Sebelum
Syurga (2011), Tionghoa di Kalbar (2011), Membaca Sejarah Melayu (2011), Cerpen Khatulistiwa (2011), KISATA (2012), Cinta Kasih Ibu (2012), Planet Gulali (2012), Hermansyah Sang Penuntut Ilmu Sejati (2012), Novel bersama; Kelenteng Merah Jambu (2012), Pernak-pernik Melayu Pontianak (2012). Saya juga menjadi editor buku Menguak Minat Mencari Bakat (2011) dan Cipta Karya Cinta (Bersama Siti Hanina,
2011), Sejarah Pertelevisian di Kalimantan Barat (2012), dan Aku Anak Kampong (2012)
Komentar